Mohon tunggu...
Putu Kusuma Wijaya
Putu Kusuma Wijaya Mohon Tunggu... Seniman - Pedagang yang berkesenian

Tinggal di Lovina Buleleng.

Selanjutnya

Tutup

Raket

Singapura Bukan Tempat yang Indah Kali Ini (Singapore Open 2023)

9 Juni 2023   12:14 Diperbarui: 9 Juni 2023   12:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Singapura bukan tempat yang indah bagi beberapa pemain bulutangkis Indonesia yang mengikuti Singapore open 2023. Kota ini bahkan bisa jadi menjadi titik nadir  prestasi bagi kiprah mereka di dunia yang membesarkan, bulutangkis. Menjadi kota dimana evaluasi kritis terhadap diri untuk masa depan dengan seksama  harus dilakukan. Pertanyaan demi pertanyaan diutarakan,  harus dijawab jujur dengan hati terbuka.

 Apakah ini sebuah ladang prestasi atau semata-mata mencari penghasilan? Mengisi hari hari akhir karir bulutangkis dengan apa-adanya, nyaman bertengger di papan tengah.  Sudah berani memesan tiket balik pulang pada hari jumat karena tak mungkin lagi mampu bertahan hingga Minggu.

Ada pemain masih gigih bertarung di lapangan, dengan semangat tak kenal lelah, mengejar bola pantang menyerah hingga kapanpun, tetapi ada juga pemain yang sudah kalah padahal pertandingan belum berakhir. Mereka sama sama besar dari raket dan bulu angsa. Semestinya mereka mengerti bahwa seluruh tubuh, jiwa, bahkan materi sekelilingnya terbentuk karena permainan ini. Sedih melihat bagaimana kekalahan olahraga tidak dibarengi oleh perasaan-perasaan yang seharusnya dilahirkan olahraga. Semua orang ingin menang, sehingga kekalahan harus diterima dengan lapang dada dengan segala konsekuensinya.

Pemain-pemain Indonesia berguguran di Singapore Open 2023 ada di tangan pemain-pemain yang selama ini bukan menjadi batu sandungan tajam menyakitkan, ada juga dengan musuh bebuyutan.

Tentu penggemar bulutangkis Indonesia tak perlu mengetahui secara detail tentang  Ben Lane/ Sean Vendy, pasangan kebanggaan Inggeris yang mengejutkan menaklukkan pasangan seeded 1 dari Indonesia Fajar/Rian dengan dua set langsung.   Mereka bukan siapa siapa sebelumnya. Sean Vendy mulai bermain bulutangkis sejak usia 7 tahun di kota Orkney Skotlandia, sementara Ben Lane mulai memegang raket di usia 9 tahun di Devon Inggeris. Pada tanggal 6 Juni 2023 di Singapore Indoor Stadium, pasangan Inggeris ini berhasil membuat dua pelatih Indonesia menunduk sedih berjalan meninggalkan lapangan bulutangkis beriringan, menyisakan kenangan pahit bagi penggemar bulutangkis Indonesia yang mengumbar berbagai komentar tajam menyengat  di kolom You Tube dan Instagram.

Hampir sebagian besar serangan Fajar di belakang dapat dikembalikan dengan bagus oleh Ben dan Sean dan dengan lincah penuh percaya diri mereka jsutru balik menyerang yang dikembalikan dengan keraguan oleh raket pasangan kita. Hampir sepanjang pertandingan, Fajar/Rian tak pernah memimpin dan selalu terjebak oleh kesalahan sendiri. Ada yang salah pada mereka dan itu mempengaruhi penampilan bahkan yang reguler sekalipun. Ini menambah catatan buruk prestasi mereka sejak Piala Sudirman 2023.

Akan ada evaluasi tajam  dari PBSI dan pelatih mengingat dua kali pasangan ini terhenti di babak awal dalam dua turnamen berturut turut. Dalam level mereka, bukan lagi soal mencari pengalaman, tetapi masuk areal profesional yang mau tidak mau, semuanya mengeluarkan penampilan terbaik sebagai pemain bertanggung jawab.

Dua kali sudah Sukomulyo/Gideon tak mampu mengimbangi Hoki/Kobayashi. Dua Samurai ini sudah bukan tandingan lagi bagi pasangan kita ini. Semua yang dilakukan Sukomulyo/Gideon sudah tidak lagi bisa menempus pertahanan lawan. Semua serangan pasangan ganda kita  kalau tidak membentur net, jatuh di luar lapangan. Tarian Sukomulyo di depan net, hanya bumbu perrmainan yang sudah tidak lagi dinikmati penggemarnya bahkan juga dirinya sendiri. Di set kedua menjadi-jadi lagi, dengan kesalahan demi kesalahan dilakukan, sekaligus menghujani pertanyaan pertanyaan akan masa depan. Satu smash tajam bertanya, mampukah menembus Olimpiade Paris 2024, lalu targetnya apa? Kalau memang harus berpisah, bagaimana nantinya? Siapa yang akan dirombak? Kemana dicarikan pengganti? Apakah dari pasangan yang sudah ada? Atau dari orang baru? Siapakah itu? Pertanyaan ini dibarengi dengan poin demi poin diraih Hoki?Kobayashi. Tak ada lagi selebrasi. Yang ada hanya basa basi permainan tak menarik.

Sampai tulisan ini dibuat, hanya ada dua wakil Indonesia yang bisa bertahan hingga hari Jumat. Dua yang lolos ke perempat final akan bertemu lawan-lawan tangguh yang bisa saja memulangkan seluruh tim Indonesia pada hari Jumat malam atau sabtu pagi. Ginting akan berusaha meredam Li Shi Feng sementara Carnando/Marthin akan menguji pasangan Malaysia Cia/Wooi Yik. Pertarungan tak mudah bagi keduanya. (Set Pertama Carnando/Marthin unggul 21-18)

Minggu depan akan mulai bergulir Indonesia Open 2023. Ribuan penggemar bulutangkis Indonesia siap memberi dukungan sepenuh hati, berdesakan,  dan jangan salahkan mereka, kalau nanti teriakan teriakan yang diharapkan mendukung akan malah berbalik arah, karena begitu kecewa dengan penampilan pemain kesayangannya. Apapun yang terjadi jangan mengecewalkan publik sendiri. Caranya tampil tenang, fokus dan mati-matian. Semua yang krusial penting ada di istora bersama seluruh isinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun