Mohon tunggu...
Putu Satya Dadi Saputra
Putu Satya Dadi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Desa Ambengan Menuju Keberlanjutan: Membangun Kesejahteraan Melalui SDGs

22 Desember 2024   07:52 Diperbarui: 22 Desember 2024   07:52 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan agenda global yang disepakati oleh 193 negara pada tahun 2015. Agenda ini menggantikan Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun yang sama. SDGs menawarkan pendekatan pembangunan yang lebih komprehensif dengan 17 tujuan, 169 target, dan 241 indikator yang dirancang untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan. Agenda ini menekankan pada prinsip inklusi, pelibatan berbagai pemangku kepentingan, serta memastikan tidak ada yang tertinggal (no one left behind). Di Indonesia, implementasi SDGs juga menyasar desa-desa, mendorong setiap desa untuk memiliki program-program khusus yang relevan dengan agenda global ini. Salah satu desa yang aktif mendukung pelaksanaan SDGs adalah Desa Ambengan di Kabupaten Buleleng, Bali.

Terletak di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Desa Ambengan menyuguhkan keindahan alam yang memukau dengan posisinya di atas perbukitan hijau. Hanya berjarak sekitar 6 kilometer dari Kota Singaraja, desa ini memiliki luas sekitar 13,96 km dan berada pada ketinggian 400-1.000 meter di atas permukaan laut. Sebelum dikenal sebagai Desa Ambengan, wilayah ini dinamai Desa Sukadana, yang berarti hamparan ilalang. Desa ini terdiri dari empat banjar dinas, yaitu Banjar Dinas Ambengan, Bukit Balu, Jembong, dan Pebantenan. Dengan tanah yang subur dan banyaknya sumber mata air, Desa Ambengan memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor pertanian dan pariwisata berkelanjutan.

Keunikan Desa Ambengan terletak pada tata wilayahnya yang melingkar dan strategis. Desa ini tidak memiliki jalur tembusan umum ke desa lainnya, namun memiliki pintu masuk yang jelas dari berbagai sisi. Bagian utara desa berbatasan dengan Desa Lumbanan, yang juga menjadi akses utama menuju Kota Singaraja. Bagian selatan merupakan perbukitan yang jika ditelusuri akan mengarah ke Desa Gitgit dan Wanagiri. Di bagian barat, desa ini berbatasan dengan Desa Cengana dan Desa Sambangan, dengan Sungai Api sebagai pemisah. Sementara itu, bagian timur berbatasan dengan Desa Padangbulia, yang dipisahkan oleh Jembatan Bangkiangsidem dan Sungai Besar Buleleng (Tukad Buleleng).

Penerapan manajemen strategis di Desa Ambengan menjadi kunci dalam mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Melalui perencanaan yang terstruktur, pengorganisasian sumber daya, pelaksanaan program berbasis kebutuhan lokal, serta evaluasi berkelanjutan, Desa Ambengan mampu mengarahkan seluruh potensi desa untuk mencapai target SDGs. Pendekatan ini mencakup pelibatan aktif masyarakat, kolaborasi dengan pemangku kepentingan, serta pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk mengoptimalkan hasil pembangunan. Dengan manajemen strategis yang baik, desa ini tidak hanya fokus pada pembangunan ekonomi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial masyarakatnya.

Program Ketahanan Pangan Desa Ambengan

Desa Ambengan menunjukkan komitmen besar dalam meningkatkan ketahanan pangan masyarakatnya melalui berbagai program inovatif. Salah satu upayanya adalah pengadaan bibit tanaman dan hewan ternak yang memiliki masa panen cepat. Awalnya, program ini dikelola oleh kelompok PKK, namun kini langsung berada di bawah pengawasan pemerintah desa. Bibit yang disediakan meliputi tanaman cabai dan terong---tanaman yang cepat panen dan banyak digunakan oleh rumah tangga.

Untuk hewan ternak, desa ini menyediakan bibit ayam, bebek, dan babi. Hewan-hewan ini dipilih karena memiliki masa tumbuh singkat, kurang dari satu tahun, serta memberikan manfaat ganda. Ayam dan bebek, misalnya, tidak hanya menghasilkan daging, tetapi juga telur yang dapat dikonsumsi atau dijual. Babi, yang memiliki masa pertumbuhan sekitar delapan bulan, juga dipilih karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat Hindu setempat untuk bahan pangan maupun upacara adat. Program ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian pangan desa sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakatnya.

Program Sanitasi dan Air Bersih

Meski menghadapi keterbatasan anggaran sesuai aturan Kepres 104, Desa Ambengan tetap berupaya keras menyediakan akses air bersih bagi warganya. Desa ini memanfaatkan potensi pegunungan dengan mengalirkan air langsung dari sumber alami melalui jaringan pipa yang disediakan pemerintah desa. Air bersih ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga masyarakat dapat menikmati akses yang lebih baik tanpa harus khawatir kekurangan air bersih. Upaya ini menunjukkan komitmen desa terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan warganya, meski dengan sumber daya yang terbatas.

Program Kesehatan untuk Semua

Di bidang kesehatan, Desa Ambengan menjalankan program posyandu yang mencakup layanan untuk ibu hamil, balita, hingga lansia. Posyandu, yang merupakan perpanjangan tangan Puskesmas, menyediakan layanan imunisasi, pemantauan kesehatan ibu dan anak, pendidikan gizi, serta pembagian makanan tambahan (PMT). Program ini bertujuan menekan angka stunting dan mengurangi prevalensi penyakit di masyarakat. Dengan pelaksanaan rutin dan peran aktif masyarakat, posyandu menjadi salah satu pilar utama kesehatan di Desa Ambengan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun