Motivasi Dalam Belajar
Putry Erika Prihatini
A.Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif (motive) yang berarti daya penggerak yang telah aktif. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi berkaitan dengan usaha-usaha untuk menyediakan kondisi sehingga siswa mau atau ingin melakukan aktivitas belajar. Motivasi sebagai kekuatan dinamik yang mendorong siswa melakukan sesuatu karena di dalam motivasi itu juga tersimpan berbagai kemampuan untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan siswa. motivasi belajar yang tinggi dapat membuat siswa gigih dan tekun dalam belajar. Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
B.Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi dapat dibagi menjadi lima, yaitu:
1.Menyadarkan kedudukan awal belajar, proses dan hasil belajar.
2.Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar apabila dibandingkan dengan teman sebaya.
3.Mengarahkan kegiatan ke arah pembelajarannya yang lebih berkualitas.
4.Membesarkan semangat belajar bagi para siswa.
5.Menyadarkan tentang adanya perjalanan yang harus ditempuh dalam proses belajar dan sebagainya.
Adapun Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Guru selaku pendidik perlu mendorong siswa untuk belajar dalam mencapai tujuan. Dua fungsi motivasi dalam proses pembelajaran yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2010: 251-252) yaitu:
1.Mendorong siswa untuk beraktivitas Perilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang muncul dari dalam yang disebut dengan motivasi. Besar kecilnya semangat seseorang untuk bekerja sangat ditentukan oleh besar kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu dan ingin mendapatkan nilai yang baik karena siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
2.Sebagai pengarah Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Adapun menurut Winarsih (2009:111) ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1.Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan.
2.Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan
C.Teori-teori Motivasi
a.Teori Hierarki Maslow
Teori motivasi secara umum bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Hierarki kebutuhan maslow adalah teori psikologi yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow dalam tulisannya "A Theory of Human Motivation". Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan  di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Teori ini memaparkan lima hierarki, yaitu :
1.Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis ini mengacu pada kebutuhan dasar yang mendesak pemenuhannya karena berkaitan langsung dnegan kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan tersebut antara lain kebutuhan akan makanan, minuman, air, oksigen, istirahat, tempat berteduh, keseimbangan temperatur, dan kebutuhan akan stimulasi sensoris. Kebutuhan tersebut akan didahulukan pemenuhannya oleh individu, karena kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang paling mendesak.
Kebutuhan fisiologis sangat mempengaruhi aktivitas seseorang. Keadaan jasmani yang sehat akan berbeda pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang sehat. Misalnya bagi anak-anak yang dalam kondisi sedang lesu, lelah, mengantuk, dan sebagainya sangat besar pengaruhnya dalam aktivitas belajar. Anak-anak akan kesulitan berkonsentrasi dalam belajar dan akibatnya proses belajar mengajar menjadi terganggu dan tidak optimal. Dengan mengetahui kebutuhan fisiologis, seorang guru akan mengerti mengapa anak tidak semangat dan lesu saat pelajaran berlangsung.
2.Kebutuhan keamanan
Kebutuhan rasa aman ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari lingkungannya. Dalam proses belajar mengajar diperlukan rasa aman pada diri anak sehingga merasa betah selama pelajaran berlangsung dan termotivasi untuk mengikuti dengan sungguh-sungguh. Hal ini dapat ditingkatkan bila guru selalu memberikan penghargaan dan umpan balik terhadap tugas-tugas siswa.
3.Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial merupakan suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, di lingkungan keluarga mauapun kelompok masyarakat.
4.Kebutuhan penghargaan
Maslow mengemukakan bahwa setelah memenuhi kebutuhan fisiologis, keamanan dan sosial, orang tersebut berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap orang. Dalam hal ini harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, ketidaktergantungan, dan kebebasan. Sedangkan penghargaan dari orang lain meliputi nama baik, prestise, gengsi, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta apresiasi.
Maslow juga menegaskan bahwa rasa harga diri yang sehat lebih didasarkan pada prestasi daripada prestise, status atau keturunan. Dengan kata lain, rasa harga diri individu yang sehat yaitu hasil usaha sendiri. Adapun yang merupakan bahaya psikologis apabila seseorang lebih mengandalkan rasa harga dirinya pada opini orang lain daripada kemampuan dan prestasi pada dirinya sendiri.
5.Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri merupakan hierarki kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai perkembangan dari individu yang paling tinggi, mengembangkan semua potensi yang ia miliki dan menjadi apa saja menurut kemampuannya.
Contohnya, seseorang yang berbakat musik menciptakan komposisi musik, seseorang yang berbakat melukis menciptakan karya lukisannya, seseorang yang berpotensi menyanyi akan mengembangkan bakatnya. Dalam hal ini, dorongan untuk aktualisasi diri tidak sama dengan dorongan untuk menonjolkan diri atau untuk mendapatkan prestise atau gengsi. Aktualisasi diri dilakukan tanpa tendensi apapun.
b.Teori Erd Alderfer
Teori ini mengemukakan tiga kebutuhan manusia yaitu:
1.Kebutuhan Eksistensi, yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor fisiologis dan materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
2.Kebutuhan hubungan, yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.
3.Kebutuhan pertumbuhan, yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksimal
c.Teori kebutuhan berprestasi
Motivasi setiap orang berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan dan kebutuhan seseorang akan prestasi. Kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan yang melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang uslit.
Adapun orang yang mberprestasi tinggi memiliki tiga ciri umum yaitu:
1.Sebah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat
2.Menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya -- upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya dapat dipenuhi dapat meningkatkan motivasi kerja.
3.Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
d.Teori Motivator-Hygiene Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian telah ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja.
1.Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator.
2.Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.
e.Teori keadilan
Teori ini memandang bahwa manusia terdorong untuk menghasilkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Adapun emapat hal sebagi pembanding dalam menumbuhkan persepsi tertentu, yaitu:
1.Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya.
2.Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri.
3.Imbalan yang diterima di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis.
4.Peraturan perundang -- undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak seseorang
f.Teori pengharapan
Teori pengharapan dikemukakan oleh Victor Vroom pada tahun 1964. Dalam hal ini Vroom lebih menekankan pada faktor hasil, daripada kebutuhan seperti yang dikemukakan oleh Maslow dan Herzberg. Teori ini menyatakan bahwa intensitas kecenderungan untuk melakukan dengan cara tertentu tergantung pada insensitas harapan bahwa kinerja akan diikuti dengan hasil yang pasti dan pada daya tarik dari hasil kepada individu. Vroom mengemukakan bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
Terdapat tiga asumsi pokok dari Vroom dalam teori harapan ini, yaitu:
1.Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.
2.Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
3.Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Adapun teori harapan ini didasarkan atas:
1.Harapan adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku atau suatu penilaian bahwa kemungkinan sebuah upaya akan menyebabkan kinerja yang diharapkan.
2.Nilai adalah dari perilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat tertentu bagi setiap insividu yang bersangkutan.
3.Pertautan adalah persepsi dari indivisu bahwa hasil tingkat pertama ekspektansi merupakan sesuatu yang ada dalam diri indivisu yang terjadi karena adanya keinginan untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan atau keyakinan bahwa kinerja akan mengakibatkan penghargaan.
D.Upaya Guru untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Menumbuhkan motivasi belajar bukanlah hal yang mudah, karenanya guru sangat penting mengetahui karakteristik siswanya, dan memiliki kemampuan kreatif untuk merancang pembelajaran sesuai kebutuhan dan minat siswa sehingga motivasi belajaranya semakin meningkat.
Berbagai cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu:
1.Buat sedemikian rupa agar kegiatan-kegiatan dan potensi belajar itu nampak sebagai sesuatu yang berafedah.
a.Guru harus menyenangi tugasnya.
b.Menghubungkan tugas-tugas dan kegiatan siswa sesuai dengan kehidupan sehari-harinya.
c.Tekankan segera nilai yang baik dan jangan menunda.
d.Anjurkan siswa untuk turut serta dalam perencanaan.
e.Hindari siswa agar tidak tergantung pada angka dan tingkat.
f.Berikan berbagai kemungkinan agar siswa menemukan kegiatan-kegiatan bahan-bahan yang menarik minat serta bermakna.
2.Gunakan motif
a.Sesuaiakan pengajaran dengan sikap, minat, cita-cita dan tujuan siswa.
b.Besarkan keingintahuan siswa.
c.Berikan berbagai kemungkinan bagi keberhasilan siswa dan pengakuan orang lain dan berikan pujian pada saat yang tepat.
d.Ciptakan belajar menjadi tantangan yang menyenangkan.
e.Gunakan kegiatan kelompok agar siswa dapat meningkatkan kemampuan sosialisasinya.
3.Bantu siswa menyusun tujuan-tujuan dan tugas-tugasnya.
a.Mengajar dan memberikan tugas yang jelas.
b.Siswa yakin dengan apa yang akan dilakukan.
c.Yakinlah bahwa siswa mengetahui alasan melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.
d.Yakinlah bahwa siswa mengetahui bagaimana melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
4.Langkah-langkah yang hars tetap dipelihara.
a.Hidupkan kegiatan-kegiatan belajar.
b.Libatkan siswa dalam belajar menurut kemampuannya.
c.Siapkan berbagai kegiatan.
d.Beritahukan tentang kemajuan siswa.
5.Siapkan siswa untuk menerima.
6.Ciptakan suasana kelas yang menggembirakan, penuh tawa dan kegembiraan, kerjasama dan menyenangkan, penuh kesopanan yang secara keseluruhan dapat membuat kelas menjadi tempat yang menggembirakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H