Mohon tunggu...
Putry Ambarwati
Putry Ambarwati Mohon Tunggu... Guru - I'm only a human

Writing is breathing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tidak untuk Menjadi People Pleaser

5 November 2021   00:29 Diperbarui: 5 November 2021   03:05 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam mengenal diri sendiri, kita kerap kali dihadapkan dengan peristiwa-peristiwa atau kejutan yang dihadirkan oleh semesta. Di era 4.0 anak muda  mengenali istilah-istilah yang membuat individu tersebut berusaha menemukan jati diri nya. Berangkat dari Self Love yang menjadi isu cukup familiar bagi kalangan muda. 

Menurut Deborah Khoshaba Psy.D, self love yaitu suatu apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yang tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual kita---tindakan yang membuat kita dewasa (Psychology Today, 2012). Lantas, apa korelasi dengan pembahasan people pleaser. 

Secara empiris, menjadi People pleaser adalah hal yang membikin hati senang. Artinya segala sesuatu yang menyenangkan itu membuat bahagia.

Namun dalam hal ini mustilah di garis bawahi yakni Menurut seorang social psychologist, Susan Newman, people pleaser adalah orang yang memiliki kecenderungan untuk menyenangkan orang lain. People pleaser menomorsatukan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan diri hanya untuk diterima, disukai, dan diandalkan di segala sesuatu. 

Nah loh! Begini, mana bisa dan mana mungkin secara logika hati kita menjadi damai ketika ketidaksengajaan kita menjadi people pleaser. Kita musti menyadari diri kita terlebih dulu. Self love dulu dan mengenali indicator apa saja yang terdapat dalam self love, diantara nya; 

  • Self-Awareness (Kesadaran Diri) ...
  • Self-Worth (Harga Diri) ...
  • Self Esteem (Kepercayaan Diri) ...
  • Self Care (Perawatan Diri). 

Mudahnya begini, tidak menjadi people pleaser adalah bentuk kesadaran diri kita terhadap apa dampak yang akan diterima bila terus-terusan menjadi people pleaser, kita sadar akan hal tersebut. Kemudian perawatan diri baik jasmani dan rohani. Kita merawat diri kita. Artinya jangan Sampai mendzolimi diri sendiri hanya karena kita senang sebab menyenangkan orang lain pula. No! That's not true. Mustinya kita senang dulu lantas dapat menyenangkan orang lain. Tidak untuk menjadi people pleaser. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun