Mohon tunggu...
Putry Ambarwati
Putry Ambarwati Mohon Tunggu... Guru - I'm only a human

Writing is breathing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rintik Sendu

12 Januari 2021   12:19 Diperbarui: 12 Januari 2021   12:24 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu malam yang cerah kira2 pukul menjelang sholat Isya, Raya tengah merebahkan tubuhnya di atas ranjang ditemani merdu melodi payung teduh dengan judul Biarlah. sesekali memejamkan mata berharap ia dapat tertidur pulas. Perempuan eksotik dengan tinggi 160 cm berusia 24 tahun memiliki nama Soraya kala itu hatinya tengah berkecamuk dan seolah burung2 meracau dalam kepala. Ia belum memberikan asupan lambung dan hanya segelas air putih yang melegakan kerongkongan saja. "Ah!" Ia menggerutu kesal namun tak pernah menyalahkan keadaan sehingga membuat ia acap kali bergulat dengan dirinya sendiri. Tak lama, ia memutuskan untuk berganti pakaian dan lebih memutuskan untuk mengambil kunci kendaraan nya ketimbang berdiam diri dalam kamar kos nya itu. Ia kerap kali melakukan hal tersebut ketika hatinya tengah berkecamuk, maka pengelanaan mengendarai kendaraan nya adalah salah satu alternatif yg pas. Melajulah kendaraan nya itu tanpa tujuan pasti dan deretan lampu Kota memberikan senyum terangnya lantas rintik sendu pun mulai berjatuhan menjatuhi pipi. Ia berteriak Tak perduli Kanan kiri, yang ia tau ia Hanya ingin menjatuhkan air mata saja dan menumpahkan segala yg berkecamuk. Beberapa menit melaju tanpa tujuan, mata nya tiba2 tertuju pada Masjid Agung di area pusat Kota. Tak lama ia menghentikan laju kendaraan nya itu. Ntah  bagaimana bisa seperti itu. Lantas, bergegaslah ia melangkah memasuki Masjid. Kumandang adzan isya begitu terdengar merdu. Raya duduk diantara dua tiang yg besar bagian belakang disampingnya terdapat Pula Al-Qur'an dan buku bacaan lainnya. Berderailah air mata nya pula saat bagian Allahu Akbar Allahu Akbar. Ia sampai tersedu-sedu dibuatnya. Orang2 sekitar tampak memandangi nya. Rintik sendu menjadi rindu. Ia menemukan lagi kerinduannya kpd yg Esa. 

sekian~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun