Mohon tunggu...
putry agung
putry agung Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sepenggal Kisahku

20 April 2015   19:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:52 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu rumitkah cinta kita ini …? Di awal perjumpaan kita , aku langsung menyadari ada yang salah dengan rasa ini. Namun kebersamaan yang kita lalui bersama membuat perasaanku semakin tumbuh subur , dan sulit buatku untuk menepisnya.Pesonamu bukanlah seperti seorang Arjuna , tapi aku begitu tahkluk , lemah tak berdaya untuk menolak pesonamu itu. Bahkan sikap acuh dan candaanmu benar-benar telah melumpuhkan otakku.

Ketika jarak dan waktu memisahkan kita tanpa kabar , tanpa berita darimu , saat itu pula aku menyadari ada sesuatu yang hilang dari hatiku. Mendadak ada ruang yang kosong , hampa tanpa hadirmu, tanpa kebersamaan kita, tanpa canda tawa kita , tanpa pertengkaran kita. seolah ada yang terampas dengan paksa sesuatu dihatiku ini. Tapi seiring berjalannya waktu , aku mulai terbiasa tanpa hadirmu , tanpa berita darimu. Aku jalani hari-hariku seperti biasa , meski tak jarang kerinduan itu muncul .

Dan ketika waktu mengijinkan kita bertemu kembali , segala yang pernah bersemi di masa lalu dan kemudian layu , mendadak menjadi tumbuh subur kembali, bahkan sudah berbunga indah. Sangat indah hingga aku ingin taman yang kita buat ini akan selamanya menjadi tempat kita menghabiskan waktu bersama. Selamanya …. Itu harapku .

Kebersamaan yang sangat indah , sangat berarti buatku , hingga aku benar-benar terlupa , ini sebuah kesalahan. Salah untukku dan salah untukmu juga. Ini sesuatu yang tak bisa kita pertahankan , tak bisa kita lanjutkan. Ini bukanlah sebuah mahligai indah yang pantas kita banggakan. Bukan , bukan ….

Sekali lagi , kita kembali menyerah pada realita , jarak dan waktu. Kepergianmu kali ini benar-benar sudah menghancurkan hatiku. Kali ini aku tak sanggup lagi mempertahankan taman indah itu , yang pernah kita semai bersama selama ini ,pada akhirnya harus kita relakan .

Biarkan taman itu tetap mendapat tempat dan ruang tersendiri di hati kita. Entah kapan waktu akan berpihak pada kita , mempertemukan kita di waktu dan di tempat yang tepat. Entahlah ,,,

Mungkin jauh disana , diluar benar dan salah , taman kita tetap akan bersemi , berbunga dengan indahnya , menjadi penghias perjalanan hidup kita. Semoga …..

Pinrang, 20 April 2015


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun