Pada tahun 575 SM, Gerbang Ishtar dirancang sebagai gerbang terbesar ke delapan yang masuk ke Kota Babilonia. Sebenarnya, Gerbang Ishtar ini sudah ada sejak tahun 1930. Kemudian, menjadi salah satu koleksi Museum Pergamon di Berlin. Gerbang yang merupakan bagian dari tembok Babel ini konon pernah termasuk ke dalam tujuh keajaiban dunia. Namun pada masa abad pertengahan posisinya tergantikan oleh Lighthouse of Alexandria.
Struktur dasar Gerbang Ishtar dibangun oleh Raja Nabopolassar (626-605 SM) dan disempurnakan lagi di zaman Raja Nebuchadnezar II. Pembangunan ini dilakukan oleh Nebuchadnezar atas nama dewi ishtar. Meskipun Ishtar, dewi Babilonia cinta, kesuburan, dan perang, hanyalah salah satu dewa yang terkait dengan gerbang, namanya telah menjadi salah satu yang terkait dengannya.
Raja memasang plakat di gerbang yang menjelaskan : "Aku meletakkan banteng liar dan naga yang garang di gerbang dan menghiasi mereka dengan kemegahan mewah sehingga orang-orang mungkin menatap mereka dalam keajaiban"
Pada tahun 1902-1904, Robert Koldewey dan Walter Andrae, dua arkeolog Jerman pergi ke Babilonia pada bulan Maret 1899 untuk melakukan penggalian yang memakan waktu hingga 15 tahun. Arkeolog mengumpulkan puluhan ribu fragmen dari Gerbang, cukup untuk mengisi 900 kotak. Tetapi kemudian bencana melanda. Pada tahun 1914, penggalian tersebut harus terhenti, tim terpaksa mengevakuasi dan meninggalkan temuannya karena Perang Dunia I 1914. Fragmen-fragmen pun akhirnya diangkut ke Universitas Porto di Portugal.
Buku “The Excavations at Babylon” karya Robert Koldewey, menyebutkan bahwa Gerbang Ishtar memiliki tiga pintu masuk, pintu tengah dengan empat pintu, satu di kanan, dan satu di kiri, masing-masing dengan pintu ganda. Dengan dindingnya yang masih berdiri setinggi 12 meter, ditutupi dengan relief batu bata berwarna biru juga dihiasi dengan penggambaran binatang yang fantastis.
Hiasan dinding Gerbang Ishtar terdiri dari sosok simbol banteng dan naga yang bergantian. Mereka ditempatkan dalam baris horizontal di bagian dinding yang terbuka untuk pengamatan oleh mereka yang masuk atau lewat. Masing-masing representasi hewan menempati ketinggian 13 lapangan bata. Dan diantara mereka ada di jalur datar, sehingga jarak dari kaki satu ke kaki berikutnya adalah 24 jalur.
Gerbang Ishtar ini berfungsi sebagai pintu masuk utama ke kota Babylon. Kontruksinya dibuat megah untuk memperlihatkan kekuatan dan kejayaan restorasi Nebuchadnezar. Gerbang ini merupakan harta karun tak ternilai bangunan warisan sejarah peradaban kuno pada masa Kerajaan Babilonia Peradaban Mesopotamia. Kini, bangunan warisan Babilonia tersebut terdapat di Hillah, Irak. Rekontruksi Gerbang Ishtar telah disusun di Museum Pergamon, Berlin, yang menunjukkan kekaguman Barat terhadap Peradaban Kuno Babilonia.
DAFTAR PUSTAKA
Koldewey, Robert. The Excavations at Babylon. Macmillan and CO, Limited ST. Martin's Street, London. 1914