Dialah Dahlia Anggraini atlet muda kelahiran Jakarta, 12 Januari 1994 yang tinggal bersama keluarganya di Jalan Kemang Utara E no. 56 rt01/011, kelurahan Bangka, Jakarta Selatan. Dia anak pertama dari tiga bersaudara. Gadis yang sering dipanggil dengan sebutan dahel ini pernah bersekolah di SDN Kramat Pela 01 Pagi, Jakarta Selatan. Tamat dari sekolah dasar, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMPN 13 Jakarta Selatan hingga akhirnya selesai menyelesaikan studinya di SMAN 29 Jakarta Selatan.Sejak ia duduk di bangku sekolah dasar ia memang mempunyai hobi renang. Saat itu ia masih kelas 5 sekolah dasar di Karamat Pela 01 Pagi, Jakarta Selatan. Dari hobinya itu kemudian ia lanjutkan terus hingga ia ikut dalam sebuah club renang selama tiga tahun. Selama tiga tahun tersebut ia giat belatih, namun pada saat kelas 3 SMP ia berhenti karena ingin fokus pada sekolahnya dan tidak mengganggu waktu belajarnya apalagi saat itu menjelang ujian nasional.
Gadis yang lahir 17 tahun silam ini memang memiliki jiwa atlet yang sangat kuat terlihat dari kecintaannya pada bidang olahraga khususnya olahraga air. Kelas 1 SMA ia mulai mengikuti olahraga polo air.Ia memilih polo air karena hobi renangnya yang akhirnya membuatnya tertarik pada olahraga air ini.
Tidak ada pelatihan atau club khusus, hanya saja semuanya tergabung langsung ke pusatnya di DKI yang bertempat di kolam renang Senayan. Kariernya diawali pada tahun 2009 dalam kejuaraan Betawi Cup. Tak pernah terbesit sebelumnya keinginan untuk menjadi seorang atlet, “Nggak pernah ya sekalipun gue bercita-cita jadi atlet, semuanya itu berjalan gitu aja. Cita-cita gue dari dulu itu pengen banget jadi insinyur hehehe…,” katanya.
Waktu latihan selama mengikuti olahraga polo air berbeda antara dulu dengan sekarang. Kalau dulu waktu latiihan dari senin-sabtu mulai pukul 18.30-20.30. Lain halnya dengan sekarang yang hanya senin-jumat saja. Jumlah waktu latihan sewaktu-waktu bisa bertambah jika ada event-event besar tertentu. Kejuaraan-kejuaraan yang pernah diraihnya adalah kejuaraan Betawi Cup di Jakarta meraih juara 3 pada tahun 2009 dan juara 1 pada tahun 2011, Malaysia Open pada tahun 2009 meraih juara 1. Kejuaraan lainnya yaitu Jurnas 17 Mix pada tahun 2010 dan 2011 masing-masing meraih peringkat pertama. Kejuaraan AASF yaitu kejuaraan Asia Pasifik U20 juga pernah ia ikuti dan meraih juara 3 di tahun 2010. Kejuaraan PraPON (kualifikasi PON) 2011 meraih juara 2. Diantara semua kejuaraan yang pernah ia ikuti, kejuaraan tertinggi adalah kejuaraan AASF. Sedikit info sekarang dia lagi fokus latihan untuk Jurnas 17 Mix pada tanggal 28-30 Desember di Yogyakarta.
Masih banyak juga kejuaraan yang akan ia ikuti selanjutnya, seperti Singapur open pada April 2012,Betawi Cup pada bulan Juli 2012,ASPAC pada bulan Agustus 2012,dan PON pada bulan September 2012. Dalam memenangkan kejuaraan biasanya hadiah yang ia terima bervariasi mulai dari sertifikat, piagam, tropi, hingga uang tunai. Hadiah uang tunai yang didapat berkisar antara Rp100.000,- hingga Rp1.000.000,-.
Tidak ada pelatihan atau club khusus, hanya saja semuanya tergabung langsung ke pusatnya di DKI yang bertempat di kolam renang Senayan. Kariernya diawali pada tahun 2009 dalam kejuaraan Betawi Cup. Tak pernah terbesit sebelumnya keinginan untuk menjadi seorang atlet, “Nggak pernah ya sekalipun gue bercita-cita jadi atlet, semuanya itu berjalan gitu aja. Cita-cita gue dari dulu itu pengen banget jadi insinyur hehehe…,” katanya.
Waktu latihan selama mengikuti olahraga polo air berbeda antara dulu dengan sekarang. Kalau dulu waktu latiihan dari senin-sabtu mulai pukul 18.30-20.30. Lain halnya dengan sekarang yang hanya senin-jumat saja. Jumlah waktu latihan sewaktu-waktu bisa bertambah jika ada event-event besar tertentu. Kejuaraan-kejuaraan yang pernah diraihnya adalah kejuaraan Betawi Cup di Jakarta meraih juara 3 pada tahun 2009 dan juara 1 pada tahun 2011, Malaysia Open pada tahun 2009 meraih juara 1. Kejuaraan lainnya yaitu Jurnas 17 Mix pada tahun 2010 dan 2011 masing-masing meraih peringkat pertama. Kejuaraan AASF yaitu kejuaraan Asia Pasifik U20 juga pernah ia ikuti dan meraih juara 3 di tahun 2010. Kejuaraan PraPON (kualifikasi PON) 2011 meraih juara 2. Diantara semua kejuaraan yang pernah ia ikuti, kejuaraan tertinggi adalah kejuaraan AASF. Sedikit info sekarang dia lagi fokus latihan untuk Jurnas 17 Mix pada tanggal 28-30 Desember di Yogyakarta.
Masih banyak juga kejuaraan yang akan ia ikuti selanjutnya, seperti Singapur open pada April 2012,Betawi Cup pada bulan Juli 2012,ASPAC pada bulan Agustus 2012,dan PON pada bulan September 2012. Dalam memenangkan kejuaraan biasanya hadiah yang ia terima bervariasi mulai dari sertifikat, piagam, tropi, hingga uang tunai. Hadiah uang tunai yang didapat berkisar antara Rp100.000,- hingga Rp1.000.000,-.
Menjadi seorang atlet diusia muda bukanlah hal yang mudah apalagi harus banyak menyita waktu untuk kumpul bersama teman-teman karena jadwal latihan yang cukup padat. Namun ia tetap senang dan menikmati dirinya sebagai atlet. Selain itu ia juga sudah menunjukkan totalitasnya sebagai atlet. Ia mengakui banyak kendala yang dihadapi, sepertibanyak atlet yang lebih bagus darinya, program sekarang yang lebih banyak dan padat. Rasa letih pun selalu ada dalam setiap latihan apalagi karena jarangnya waktu untuk ‘warming up’ yang akhirnya menimbulkan rasa kram.Selain banyak kendala yang harus dihadapi, pengalaman yang tidak terlupakan rupanya sudah menjadi kesan tersendiri bagi atlet muda ini. Pengalaman berharga itu adalah bisa mengenal dan berbagi pengalaman dengan atlet-atlet lainnya, jalan-jalan ke luar negeri, dan yang utama adalah bisa membawa nama Indonesia di kancah internasional.
Untuk menjadi seorang atlet memang atas dasar kemauan dirinya sendiri tanpa adanya campur tangan dari pihak keluarga, orang tua khususnya. Namun,meskipun begitu keluarga Dahlia sangat mendukung apapun yang ia lakukan asalkan itu bernilai positif dan tidak menggangu tugas utamanya sebagai seorang mahasiswi. Menurutnya, atlet itu sama sekali tidak mengganggu tugasnya asalkan bisa mengatur waktu dengan baik. Selain itu, ia sama sekali tidak takut jika seandainya suatu saat nanti ia tidak lagi menjadi seorang atlet dan tidak dihargai. “Usia muda sekarang saya manfaatkan sebaik-baiknya dan saya tetap menikmati sebagai seorang atlet muda,”ujarnya menambahkan.
Besar harapan untuk generasi muda saat ini adalah janganlah selalu meniru kebudayaan asing dan melupakan budaya sendiri. Selain itu sebagai kawula muda harus tetap semangat dan jangan pernah putus asa jika mengalami suatu kegagalan karena itu hal yang biasa. Yakinlah bahwa kita bisa melakukannya.
Dari kegigihannya meniti karir sebagai atlet di usia muda, seharusnya kita dapat bercermin pada diri sendiri bahwa kita bisa berexplorasi asalkan kita mau dan tetap semangat. Ada kata bijak yang bisa memacu semangat kita sebagai generasi muda. Jangan pernah kita merasa takut jatuh dan gagal, karena hal seperti itulah yang bisa membuat kita bangkit dan berhasil !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H