Mohon tunggu...
Putri YR
Putri YR Mohon Tunggu... Lainnya - Nothing

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makan Gratis dari TK hingga SMA: Sebuah Perjalanan yang Penuh Warna

16 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 15 Januari 2025   15:59 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Makan gratis adalah salah satu momen paling dinanti di dunia pendidikan. Meski sering dianggap sederhana, pengalaman ini menyimpan cerita unik dari setiap jenjang pendidikan. Mulai dari TK hingga SMA, mari kita lihat bagaimana perjalanan "makan gratis" ini berubah seiring waktu.

TK: "Ga Suka Sayur!"

Di masa taman kanak-kanak, makan gratis sering menjadi ajang drama kecil. Anak-anak TK biasanya punya "musuh" yang sama di piring mereka: sayur. Meski gurunya sudah berusaha membujuk dengan sejuta alasan seperti, "Biar cepat besar, lho!" atau "Sayurnya enak, kok," anak-anak tetap menjauhkan piring mereka sambil merengek, "Aku ga suka sayur!" Namun, ada sisi manis di balik drama ini---anak-anak belajar berbagi dan mencoba makanan baru, walaupun akhirnya hanya memilih ayam gorengnya saja.

SD: "Ga Suka Sayur!" (Tetap Sama)

Memasuki SD, kebiasaan makan anak-anak mulai berubah, tapi satu hal tetap sama: mereka masih tidak suka sayur. Ketika ada makan gratis, anak-anak lebih fokus pada lauk favorit seperti nugget atau sosis, sementara sayur sering menjadi penghuni tetap di piring. Meski demikian, makan bersama teman-teman menjadikan momen ini tetap seru. Ada yang saling tukar lauk, ada juga yang diam-diam menyisihkan sayurnya di tisu atau di bawah meja.

SMP: "Makasih, Pak!"

Di jenjang SMP, makan gratis mulai disambut dengan lebih banyak rasa syukur. Anak-anak remaja ini mulai memahami bahwa makanan adalah rezeki yang tidak boleh disia-siakan. Saat ada makan gratis di acara sekolah atau kegiatan OSIS, respon mereka biasanya sederhana tapi tulus: "Makasih, Pak!" Meski begitu, masih ada yang memilih lauk favorit dan meninggalkan sayur di sudut piring. Tapi hey, setidaknya tidak ada lagi drama besar soal sayur, kan?

SMA: "Asyiiik, Makaaan!"

Masa SMA adalah puncak dari segala keseruan makan gratis. Jika ada kabar tentang makan gratis, reaksi spontan mereka sering kali berupa teriakan, "Asyiiik, makan!" Tidak peduli apakah menunya sederhana atau mewah, momen ini selalu jadi ajang kebersamaan yang seru. Bahkan sayur pun mulai dilirik karena mungkin mereka sudah lebih sadar pentingnya gizi---atau sekadar menghindari teguran guru. Di masa ini, makan gratis tidak hanya tentang makanan, tapi juga kesempatan untuk bercanda, selfie, dan menciptakan kenangan.

Kesimpulan

Dari TK yang penuh rengekan soal sayur hingga SMA yang menyambut makan gratis dengan antusiasme penuh, perjalanan ini menunjukkan betapa makan bersama bisa menjadi bagian dari proses tumbuh kembang anak. Setiap tahap menyimpan cerita unik yang suatu hari nanti akan menjadi kenangan manis yang mereka ingat saat dewasa. Jadi, apa kenangan makan gratis favoritmu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun