Mohon tunggu...
Putri Widi Firdausi
Putri Widi Firdausi Mohon Tunggu... -

Isun Putri Widi Firdausi teko jurusan ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan humaniaora UIN Sunan Kalijaga yogyakarta tahun angkatan 2015. MAN JADDA WA JADA :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Endog-Endogan Meramaikan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

29 Desember 2015   08:29 Diperbarui: 29 Desember 2015   08:42 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua umat islam di Indonesia bahkan di dunia mengerti selalu meiliki peringatan hari besar umat islam salah satunya adalah Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan maulid nabi Muhammad SAW adalah : kelahiran nabi Muhammad SAW yang lahir 12 Rabiul Awal tahun gajah bertepatan dengan 20 april 571 M. Maulid nabi biasanya di adakan di kota sampai di desa untuk merayakan hari kelahiran utusan allah SWT. Banyak orang yang berpendapat tentang hari ini, bahwasannya dengan kelahiran nabi Muhammad SAW banyak turunnya rahmat dari allah SWT. Ada juga orang berpendapat bahwa maulid nabi ini juga menjadi kebangkitan bagi umat islam. Peringatan maulid nabi ini di rayakan dengan acara yang berbeda beda. Salah satunya adalah banyuwangi yang masil kental dengan budaya,banyuwangi merayakan maulid nabi ini dengan telur yang di hias dengan sebutan “ENDOG-ENDOGAN”


Endog-endogan( telur-teluran) merupakan suatu istilah yang tidak asing lagi bagi mereka. Sehingga ketika istilah itu sudah diucapkan, yang ada di benak mereka adalah perayaan maulid Nabi yang ada pembacaan sholawat di dalamnya. Sebelumnya, masyarakat desa terutama yang perempuan mempersiapkan terlebih dahulu telur dengan menghiasinya dengan kreatifitasnya kemudian menancapkannya dengan potogan bambu ke jodang (batang pohon pisang). Pada saat malam maulid jodang yang sudah ditancapi telur itu diletakkan di depan masjid, sedangkan masyarakat yang terdiri dari anak-anak dan dewasa baik laki-laki atau perempuan membacakan Serakalan, Dhiba’an dan Barzanjian di dalam masjid. Setelah itu ada yang melanjutkan dengan menambahi pengajian dari kyai-kyai dan pada saat kyai selesai memberikan ceramahnya, saat pulang telur yang tertancap di jodang dibagikan satu per satu kepada masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

Seiring berkembangnya waktu, perayaan endog-endogan ini semakin ramai setiap tahunnya. Pemerintah menyelenggarakan lomba endog endogan untuk SD,SMP,dan SMA sampai umum. Dari endog endogan ini memiliki filosofi tersendiri yakni :
1. kembang telur ini melambangkan zaman jahiliyah, zaman sebelum Nabi Muhammad lahir (yang ditunjukkan dengan bilah bambu kering). Kelahiran Nabi Muhammad (yang disimbolisasikan dengan telur) menjadi titik penting perubahan kehidupan yang menjadi lebih baik (dilambangkan dengan bunga kertas). Belakangan hiasan kembang endhog ini tidak lagi hanya berupa bunga kertas, tapi sepenuhnya tergantung pada kebebasan dan kreatifitas masyarakat. Bisa berbentuk barong, ular naga, kapal terbang, dan lain-lain. Alasan mengapa dalam tradisi tersebut menggunakan telur adalah kuningan telur terdapat dibangian paling dalam dan dari kuninagn tersebut dapat menghasilkan hal baru seperti anak dan disitulah terdapat protein yang tinggi maka dapat di ibaraitkan sebagai IHSAN dalam kehidupan, sebagai bagian yang paling penting. Setelah kuningan yang ibarat ihsan maka terdapat putihan sebagai pembungkus kuningan. Putihan disini ibarat ISLAM, setelah ihsan maka membentuklah sebuah kenyakinan yaitu berupa islam. Setelah kuningan dan putihan yang ibarat ihsan dan islam maka terdapatlah cabgkang yang melindungi putihan dan kuningan telur tersebut. Cangkang ibarat IMAN dalam kehidupan ini, setelah ihsan dan islam maka keduanya perlu perlindunga agar tidak pudar maka memperlukan iman sebagai pelindung dalam kehidupan.
2. Rangkaian telur yang telah di hias di tancapkan ke jodang ( pelepah daun pisang). Jodang bini memiliki filosofi yakni : pohon pisang itu tidak akan mati sebelum menghasilkan buah, meskipun pohon pisang itu dipotong, ia akan tumbuh lagi sampai menghasilkan buah pisang yang ranum. Artinya pohon pisang itu akan mati kalau sudah memberikan manfaat bagi yang lain. Pelajaran yang bisa diambil oleh masyarakat Banyuwangi dari jodang pisang ini adalah pohon pisang akan mati kalau sudah memberikan jasa dengan ikhlas kepada yang lain, maka dari itu kita sabagai manusia bisa memberikan manfaat bagi diri kita, keluarga kita dan manusia seluruhnya.
3. Kirab jodang yang telah di hias ini di lakukan setelah semua telur sudah di tancapkan ke jodang dan di arak keliling desa desa. Kirab jodang ini di hadiri oleh masyarakat. Semua yang berada di dalam rumah segera keluar dari rumah untuk menyaksikan kirab tersebut. kirab ini memiliki makna bahwasanya tali persaudaraan mereka makin erat. \
Endog endogan yang menjadi tradisi unik warga banyuwangi ini masih berjalan hingga tahun ini. Bahkan endog endogan ini mengundang banyak tanda tanya bagi belum pernah melihatnya.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun