Mohon tunggu...
SUARNI SAPUTRI
SUARNI SAPUTRI Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Di Universitas Fajar Makassar,Bekerja di PT.Lion Group Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Proses Komunikasi Antarbudaya

30 April 2016   16:12 Diperbarui: 30 April 2016   16:30 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi tidak bisa di pandang sekedar sebagai sebuah kegiatan yang menghubungkan manusia saja dalam keadaan pasif,ttapi komunikasi harus di pandang sebagai proses yang menghubungkan manusia melalui sekumpulan tindakan yang terus menerus di perbeharui.Komunikasi itu dinamik,selalu berlangsung ataupun sering berubah-ubah.Itulah salah satu karakteristik komunikasi.

Pada hakikatnya proses komunikasi antar budaya sama dengan proses komunikasi lain yakni suatu proses yang interaktif dan transaksional serta dinamis.Salah satu contoh misalnya: komunikasi antar budaya yang interaktif adalah komunikasi yang di lakukan oleh komunikator dengan komunikan dalam dua arah atau timbal balik.

Komunikator dalam komunikasi antar budaya adalah pihak yang memprakarsai komunikasi. misalnya Ani memulai percakapan dengan Ali yang mana Ani berasal dari suku bugis sedangkan Ali berasal dari suku makassar tetapi mereka tidak menggunakan bahasa dari suku masing masing tetapi dengan bahasa kesatuan,bahasa indonesia.Kemampuan berbahasa sebagai pendukung komunikasi misalnya kemampuan berbicara dan menulis secara baik dan benar.

Komunikan dalam komunikasi antar budaya adalah pihak yang menerima pesan tertentu dia menjadi tujuan atau sasaran komunikasi dari pihak lain (komunikator).Tujuan komunikasi akan tercapai mana kala komunikan menerima pesan dari komunikator dan memperhatikan serta menerima pesan secara menyeluruh.

Dalam proses komunikasi pesan berisi pikiran, ide atau gagasan,perasaan yang di kirim komunikator kepda komunikan dalam bentuk simbol. Simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu.Dalam model komunikasi antar budaya pesan adalah apa yang ditekankan atau yang di alihkan oleh komunikator kepada komunikan. Aspek daya tarik pesan saja tidak cukup,akan tetapi pesan juga perlu mendapat perlakuan. Pilihan isi dan perlakuan atas pesan tergantung dari keterampilan komunikasi,sikap,tingkat pengetahuan,posisi dalam sistem sosial dan kebudayaan.

Dalam proses komunikasi antar budaya media merupakan tempat,saluran yang dilalui oleh pesan atau simbol yang di kirm melalui media tertulis misalnya surat,telegram,faksimili.Juga media masa cetak seperti majalah,surat kabar dan buku,media massa elektronik,radio,televisi dll.Tetapi kadang-kadang pesan itu di kirim tidak melalui media,terutama dalam komunikasi antar budaya tatap muka.

Manusia mengkomunikasikan pesan karena dia mengharapkan agar tujuan dan fungsi komunikasi itu tercapai.Umpan balik merupakan tanggapan balik dari komunikan kepada komunikator ats pesan-pesan yang telah di sampaikan. Dalam kasus komunikasi tatap muka umpan balik lebih mudah diterima krena komunikator dapat mengetahui secara lansung apakah pesan dapat diterima oleh komunikan atau tidak.

Satu faktor penting dalam komunikasi antar budaya adalah suasana yang kadang-kadang di sebut setting of communication,yakni tempat dan waktu serta suasana ketika komunikasi antar budaya berlansung.

Gangguan dalam komukasi antar budaya adalah segala sesuatu yang menjadi penghambat laju pesan yang di tukar antara komukator dengan komunikan, atau paling fatal adalah mengurangi makna pesan antar budaya.Gangguan komunikasi yang bersumber dari komunikator dan komunikan misalnya karena perbedaan status sosial dan budaya.

Devito (1997) menggolongkan beberapa macam gangguan,misalnya.fisik berupa intervensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain,misalnya desaingan mobil yang lewat.Psikologis-interfensi kognitif atau mental,misalnya prasanka dan bias pada sumber penrerima pikiran yang sempit dan simantik berupa pembicara dan pendengar memberi arti yang berlainan,misalnya orang berbicara dengan bahasa yang berbeda,menggunakan jargon atau istilah yang terlalu rumit yang tidak dipahami oleh pendengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun