Mohon tunggu...
Putri Syafiqah
Putri Syafiqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Medan

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Pembuangan Limbah Rumah Tangga Terhadap Pencemaran Sungai di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal, Deli Serdang

7 Oktober 2024   19:48 Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:41 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air, sebagai sumber kehidupan, terus menerus terancam oleh berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan limbah dan zat berbahaya. Dampak negatif pencemaran air tidak hanya berdampak pada keberlanjutan ekosistem akuatik, tetapi juga mengancam kesehatan manusia yang bergantung pada pasokan air bersih.Air limbah domestik adalah air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia ( tinja ) atau dari aktivitas dapur dan kamar mandi dimana kuantitasnya antara 50 m -- 70% dari rata -- rata pemakaian air bersih. Pencemaran air tidak hanya menimbulkan dampak negatif terhadap makhluk hidup tetapi juga mengakibatkan gangguan secara estetika, seperti air mengandung minyak atau bahan lain yang mengapung. Bahan pencemaran air tersebut berasal dari limbah domestik, industri , pertanian dll.Pencemaran yang terjadi pada suatu sungai biasanya disebabkan oleh kondisi lingkungan dan aktivitas manusia di sekitar sungai (Aprilia & Zunggaval, 2019). Rafi'i & Maulana (2018) menyatakan bahwa lingkungan perairan terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi melalui aliran energi dan daur hara (nutrien), apabila interaksi keduanya terganggu akan menyebabkan terjadinya perubahan atau gangguan pada ekosistem perairan sehingga menjadi tidak seimbang. Dengan pembuangan cairan limbah yang sembarangan bisa menimbulkan berbagi masalah bagi manusia, lingkungan dan air, dapat menumbuhkan bibit penyakit atau kuman lainnya yang merugikan bagi manusia, akan mudah terserang berbagai macam penyakit karena pengaruh dari bahan kimia yang mencemari sungai. Secara umum sungai digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, aktivitas mencuci pakaian dengan detergen, mencuci kendaraan di sungai, banyaknya pengguna yang membuang sampah dan limbah rumah tangga ke sungai. Kemudian, masyarakat setempat juga menggunakan sungai untuk kegiatan mandi, cuci, dan kakus.hal inilah menimbulkan pencemaran pada sungai khususnya limbah domestik. Akibat dari pencemaran tersebut tanpa disadari berpengaruh pada gangguan kesehatan .Limbah rumah tangga sangat berpengaruh terhadap pencemaran sungai. Dampak yang ditimbulkan berupa kontaminasi air yang dapat menimbulkan beberapa penyakit. Penyakit yang seringkali ditemui adalah diare, karena masyarakat di sekitar aliran sungai mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi air buangan limbah yang mengandung banyak mikroba dan berdampak buruk pada sistem pencernaan. Salah satu upaya mengatasi permasalahan pencemaran air yang efektif adalah dengan mencegah masuknya bahan pencemaran ke dalam badan air.Masyarakat merasa bahwa sampah yang di buang ke sungai akan terbawa arus. Jika tidak adanya tempat pembuangan sampa seharusnya warga bisa melakukan proses pembakaran sampah disekitar rumah, penumpukan sampah yang berada disekitaran sungai akan berdampak pada pencemaran air sungai. Perilaku kurang peduli terhadap sampah sudah menjadi budaya yang mengakar pada masyarakat sekitar.

Sampai saat ini masalah limbah rumah tangga masih menjadi masalah yang cukup besar dan sampai saat ini belum dapat diatasi dan dikeola dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri, disamping itu banyaknya penduduk membuat limbah rumah tangga semakin tinggi lagi kenaikan limbahnya dari tahun ke tahun. Maka dari itu, perlu adanya perhatian yang lebih lagi dalam menanggulangi masalah limbah rumah tangga ini agar terciptanya lingkungan sehat yang selama ini kita dambakan.

Berdasarkan hasil penelitian disini terdapat 2 orang naras sumber yang pertama yaitu Ibu Siti (42 tahun)  beliau mengatakan bahwa Biasanya masyarakat sekitar sini membuang sampah ke Sungai, ibu siti juga mengatakan bahwa Sebenarnya sungai nya sudah tidak bisa di gunakan lagi karena air nya sudah tercemar, dan berbau juga tetapi kami masyarakat desa sini tetap memakai air sungai untuk mandi atau bahkan mencuci pakaian kami, Ibu Siti juga mengatakan mereka terkena dampak langsung dari sungai yaitu Untuk bau tidak sedap dan perubahan warna air sungai memang sudah lama,bahkan anak-anak sini banyak yg gatal-gatal setelah mandi-mandi di sungai mungkin karna airnya sudah tidak bersih lagi.Ibu siti memiliki harapan besar bagi pemerintah setempat yaitu Ibu berharap semoga pengangkut sampah itu sering datang ke sini agar masyarakat bisa mengumpulkan sampah untuk di buang atau di angkut truk sampah sehingga masyarakat tidak lagi membuang sampah rumah tangga ke sungai.dan yang terakhir ibu siti mengatakan bahwa Sangat penting karena jika masyarakat masih selalu membuang sampah ke sungai akan berakibat fatal untuk sungai begitupun untuk masyarakat yang masih bergantung pada air sungai

Selain ibu siti disini peneliti memiliki 1 responden lainya yaitu ibu Izam (53 tahun). Disini ibu  Izam mengatakan bahwa  biasanya sampah saya buang ke tempat sampah terus di angkut mobil sampah tapi pengangkut sampah jarang datang kesini, Ibu Izam juga mengatakan kondisi sungai saat ini banyak sampahl,selain itu Ibu  Izam juga merasakan  dampak tidak langsung seperti pernah  bau tidak sedap itu kadang tercium kadang tidak, Ibu Izam mengatakan  menurut saya langkah langkah yg harus dilakukan harus sadar kalau buang sampah itu membuat sungai ini tercemar dan buang sampah itu pada tempat jangan disungai, dan yang terakhir ibu izam berpendapat bahwa sangat penting menjaga keberaihan karna menjaga kebersihan sungai bisa mengurangi dampak negatif.

Selain itu hasil penelitian menunjukan bahwa  Limbah sampah rumah tangga sangat mempengaruhi kualitas air sungai.Keberadaan Sungai yang tepat diantara pemukiman warga mengakibatkan banyak aktivitas yang dilakukan disungai tersebut,Salah satu contohnya Pembuangan limbah rumah tangga.air yang tercemar tidak dapat lagi digunakan untuk konsumsi rumah tangga, air yang tercemar tidak dapat lagi digunakan untuk kelangsungan hidup manusia, padahal kebutuhan air rumah tangga sangat besar. Desa tanjung gusta memiliki Sumber air yaitu air dari sumur yang di gali. Air dari sumur yang digali masyarakat kualitasnya tidak layak pakai, berbau, berwarna coklat dan keruh.Akibat pembuangan limbah padat organik yang dihasilkan oleh rumah tangga, mikroorganisme merusak limbah padat organik dengan cara menyusutkan dan membusukkan limbah sehingga menimbulkan bau tidaksedap (busuk), yang mengeluarkan gas berbau tidak sedap. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun