Mohon tunggu...
Putri Syafa Fadhilah
Putri Syafa Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya tertarik dalam bidang politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bentuk Kenetralan Indonesia di Tengah Konflik Amerika-Cina

11 Juli 2023   22:20 Diperbarui: 11 Juli 2023   22:53 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kondisi Indo-Pasifik terancam oleh adanya persaingan Tiongkok-Amerika. China secara agresif mengklaim Laut China Timur dan Selatan selama hampir satu dekade, melanggar integritas teritorial negara-negara Indo-Pasifik. Wilayah ini lebih rentan karena AS melawan paksaan Beijing. AS telah mengecewakan China dengan mengunjungi Taiwan dan mendirikan pos-pos militer di negara-negara Indo-Pasifik. Setelah kunjungan Nancy Pelosi, Beijing menembakkan rudal di dekat Taiwan dan di perairan yang disengketakan untuk mengancam AS.

Indonesia rentan terlibat dalam konflik ini karena kedekatannya antara kedua pihak tersebut. Dengan demikian, Indonesia menghindari tindakan politik yang akan meningkatkan amarah AS atau China. Presiden Indonesia Joko Widodo mengklaim mereka akan tetap netral dalam perselisihan AS-China. Sebagai kekuatan utama Asia Tenggara, China dan AS mencari dukungan Indonesia dalam pertarungan geopolitik mereka dan diantara kedua belah pihak, mereka menyebutkan bahwa netralitas Indonesia diragukan.

Seminggu setelah menjadi tuan rumah KTT G20, disebutkan bahwa Amerika Serikat senang menjadi mitra Indonesia karena bekerja sama untuk mencapai visi bersama antara Indonesia dan Amerika Serikat sebagai Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Namun Prabowo mengingatkan pers postur geopolitik Jakarta yang tidak memihak, beliau juga menambahkan, "Saya ingin menekankan bahwa Indonesia selalu mengambil posisi untuk berusaha menjaga hubungan terbaik dengan semua negara, terutama semua kekuatan besar."

Baik Amerika Serikat maupun Cina telah menjadi mitra dagang dalam sebagian besar sejarah ekonomi Indonesia. Pada pertengahan tahun 1980-an, Indonesia membangun hubungan komersial pertamanya dengan Amerika Serikat, dan sejak saat itu, hubungan ekonomi kedua negara berkembang pesat, mencapai total volume perdagangan miliaran dolar setiap tahun. Dengan ekspor ke Amerika Serikat melebihi satu miliar dolar dalam satu tahun (1990 saja), Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar kedua Indonesia pada tahun 1990-an. 

Sementara itu, Indonesia dan Tiongkok memiliki sejarah panjang dalam menjalankan bisnis bersama sejak tahun 1950-an. Jika dibandingkan dengan perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat pada tahun 1990-an, perdagangan bilateral antara Cina dan Indonesia relatif kecil. Namun, perdagangan tersebut berkembang secara konsisten. Sejak tahun 1990, volume ekspor Indonesia ke China meningkat secara eksponensial, meningkat lebih dari 100 persen dalam kurun waktu tujuh tahun.

Dengan demikian, peningkatan ketegangan yang kemungkinan akan berlanjut, tetapi perdamaian masih dapat terjadi. Harapan tetap ada jika AS dan China menepati janji mereka dan Indonesia atau negara lain terus menengahi. Oleh karena itu, walaupun keadaan memburuk, lebih baik tetap netral untuk kepentingan nasional Indonesia dan masyarakat internasional. Karena hal tersebut memungkinkan negara untuk mendapatkan keuntungan dari kerja sama antar negara dan menengahi pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun