Mohon tunggu...
putri suryani
putri suryani Mohon Tunggu... -

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Budaya" Korupsi di Indonesia

16 Oktober 2013   21:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahn korupsi ternyata tak hanya melanda beberapa tahun terakhir ini saja. Pada zaman Mesir Kuno pun ternyata masalah korupsi ini sudah melanda. Permasalahan korupsi ini melanda dinegara-negara maju sekalipun,termasuk Amerika.

Pada awalnya, korupsi ini dikarenakan mendesaknya usaha-usaha pembangunan yang diinginkan, namun birokrasi tak dapat mengimbanginya, yang terjadi selama ini adalah lambatnya birokrasi. Hal ini yang akhirnya membuat pihak-pihak yang berkepentingan tadi menginginkan jalan pintas dengan memberikan uang sogok.

Korupsi merupakan hasil dari sikap hidup kelompok masyarakat yang “mendewakan uang” sehingga menggunakan uang sebagai standart kebenaran dan kekuasaan mutlak. Akibatnya, koruptor yang kaya raya dan para politisi korup yang berkelebihan uang bisa masuk ke dalam golongan elit yang berkuasa dan sangat dihormati.

Korupsi ini sangat sulit untuk diberantas. Selain itu didukung oleh sulitnya mendeteksi dengan dasar-dasar hukum yang pasti. Tak hanya itu, aliran korupsi ini seperti akar yang menjalar panjang, kerena banyak orang terkait secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk meminimalisir budaya jelek yang merugikan negara ini, diperlukan kesadaran dari semua pihak untuk “berjalan” sesuai aturan yang berlaku. Tak hanya itu saja, kita juga harus dapat melakukan kontrol sosial antara individu yang satu dengan yang lainnya.

Dari sisi hukum, korupsi dapat diminimalisir dengan meningkatkan hukuman yang ada serta kalau perlu pemiskinan kepada koruptor-koruptor sebagai efek jera dan pembelajaran bagi orang lain untuk tidak melakukan hal yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun