Mohon tunggu...
Putri Sulus Zazaria
Putri Sulus Zazaria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang memiliki hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatnya Kasus Bullying di Lingkungan Pendidikan, Apa yang Harus di Lakukan Orangtua?

4 Juni 2023   13:35 Diperbarui: 4 Juni 2023   13:54 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying merupakan salah satu isu di dalam dunia pendidikan yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Maraknya kasus bullying yang mencuat akhir-akhir ini, membuat isu bullying ramai diberitakan dan menjadi buah bibir di kalangan  masyarakat luas. Pada tahun 2022, KPAI melaporkan kasus bullying dengan rentan kekerasan fisik dan mental di lingkungan sekolah mencapai angka 226 kasus, dimana 18 diantaranya merupakan cyberbullying. 

Mirisnya angka tersebut hanyalah kasus yang sudah dilaporkan ke pada pihak KPAI, realitanya masih banyak kasus bullying yang belum teratasi hingga detik ini. Banyak kasus yang mencuat menjadi momok menakutkan bagi beberapa pihak, apalagi dengan munculnya kasus bullying yang baru-baru ini terjadi di salah satu SMA di Kabupaten Karanganyar dimana 8 siswi diduga melakukan tindak bullying baik verbal maupun non-verbal. 

Dalam kasus tersebut perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang apa motif yang melatar belakangi tindakan pelaku dan apa saja faktor yang memicu pelaku melakukan tindakan tersebut. 

Sebagai upaya untuk  memahami motif dari pelaku kita seharusnya memahami dulu latar belakang lingkungan keluarga tempat dimana segala sesuatu tumbuh dan berkembang, berdasarkan hal ini peranan orang tua sangatlah dibutuhkan untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah, pendidikan karakter bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak bullying di sekolah, terlebih lagi semakin berkembangnya zaman, semakin banyak juga akses yang diberikan pada anak untuk menjangkau hal hal yang memiliki unsur dewasa dan kekerasan.

Apa saja yang menjadi pemicu tindak bullying?

Tindak bullying dapat terjadi karena kurangnya pendidikan karakter yang diterima oleh pelaku, namun tidak hanya itu saja, tindak bullying juga dapat dipicu karena kurangnya kasih sayang dan atensi dari orang tua atau bisa saja dulunya pelaku juga merupakan korban dari tindak bullying. 

Hal ini juga menjadi bukti bahwa segala hal yang diterima dari lingkungan keluarga atau rumah menjadi faktor utama pemicu terjadinya tindak bullying. 

Terlebih lagi, di Indonesia masih banyak orang tua yang belum sadar tentang apa itu pendidikan karakter dan masih menganggap bahwa tugas untuk memberikan pendidikan karakter adalah tugas dari instansi pendidikan. Namun kenyataannya pendidikan karakter terbaik adalah pendidikan karakter yang diberikan langsung oleh kedua orang tua.

Seberapa penting peranan orang tua?

Seperti ynag sudah dijelaskan diatas bahwa orang tua memiliki peranan ynag penting dalam mencegah bullying disekolah. Kasus ini membuka mata kita semua tentang betapa pentingnya pendidikan karakter, karena pelaku mampu melakukan hal tersebut karena adanya faktor dorongan internal dari dalam diri pelaku. 

Dengan adanya pemikiran bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh pelaku adalah hal wajar karena sering dibiarkan oleh pihak orang tua maka pelaku berani untuk melakukan tindak bullying terhadap seseorang. 

Terlebih lagi respon dari pihak sekolah yang seakan melindungi pelaku karena ingin melindungi nama sekolah juga menjadi salah satu faktor untuk pelaku melakukan tindak bullying tersebut. Dari beberapa poin di atas sudah seharusnya pendidikan karakter menjadi PR kita bersama yang dimana seharusnya tindak bullying dapat dicegah apabila sedari dulu pendidikan karakter telah diberikan secara baik dari lingkungan keluarga masing masing siswa. 

Hal ini sejalan dengan salah satu teori dari tokoh psikologi Charllote Mason yaitu teori 3 aspek penting dalam meningkatkan karakter anak, yang dimana dijelaskan bahwa anak adalah peniru ulung dari orang tua yang berarti bahwa segala tindak tanduk orang tua akan mudah ditiru oleh anak. 

Disini juga dijelaskan bahwa orang tua juga harus memberikan pengarahan tentang tujuan hidup yang baik serta memberi bimbingan tentang cara berperilaku yang baik. Apabila hal tersebut hilang pada masa perkembangan anak maka anak nantinya akan menjadi pribadi yang cenderung banyak melakukan tindak tindak yang berkonotasi negatif.

Perlunya kerja sama dari berbagai pihak untuk mencegah bullying

Selain peran orang tua yang sangat penting untuk mencegah dan mengatasi maraknya kasus pembullyan yang terjadi di sekolah, perlunya kerjasama antara orang tua, guru dan juga pemerintah untuk saling berkolaborasi agar terciptanya lingkungan sekolah anti bullying.   Seperti yang dijelaskan dalam teori Charllote Mason bahwa orang tua memiliki peranan yang penting dalam mendidik karakter anak. 

Sebagai orang tua seharusnya lebih memperhatikan perilaku anak disekolah dan melakukan komunikasi yang baik dengan anak dan juga guru di sekolah. Komunikasi dengan guru di sekolah diperlukan untuk memantau perilaku anak disekolah. Karena ketika saat anak di sekolah guru lah yang lebih mengetahui perilaku anak disekolah. 

Bentuk realisasi komunikasi yang baik antara orang tua dan guru yaitu dapat dilakukan pertemuan antara guru dengan wali murid siswa untuk membantu mengkomunikasikan permasalahan anak di sekolah serta mengetahui perkembangan anak disekolah. Selain itu pihak sekolah juga dapat melakukan sosialisasi dengan orang tua mengenai pendidikan karakter pada anak. Sekolah juga dapat memberikan sosialisasi tentang stop bullying kepada para siswa agar terciptanya lingkungan pendidikan yang aman dari kasus bullying.  

Jika orang tua dan tenaga pendidik dapat berkoordinasi dengan baik maka kasus pembullyan di sekolah dapat diselesaikan dengan baik. Kemudian yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam menangani kasus bullying di Indonesia adalah dengan membuat lembaga khusus anti bullying agar dapat menghentikan sekaligus mencegah kasus pembullyan di lingkungan sekolah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun