Mohon tunggu...
Putri Setyaningati Nurviansari
Putri Setyaningati Nurviansari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Guru yang berusaha terus belajar untuk bisa mengabdikan diri di SMA Darul Ulum 1 Peterongan. Pengampu mata pelajaran Matematika. Math is fun, say Yes for Math.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi - Modul 2.2

12 Maret 2023   20:01 Diperbarui: 13 Maret 2023   07:49 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Salam Bapak/Ibu Guru Hebat Indonesia.

Pembelajaran Sosial dan Emosional merupakan bagian dari modul 2 yang  bertujuan menguatkan paradigma dan praktek pembelajaran yang berpihak pada murid.

 Di Modul 2.1 -- Pembelajaran Berdiferensiasi , kita mempelajari bagaimana mendesain pengalaman belajar dan lingkungan belajar dengan menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid agarmurid dapat mencapai tujuan pembelajarannya.

Sedangkan di Modul 2.2 -- Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE), mempelajari bagaimana menciptakan pengalaman dan lingkungan belajar yang memperhatikan kebutuhan sosial dan emosional murid.

Mengapa PSE semakin mendesak untuk kita terapkan dan praktikkan?

Dokpri
Dokpri

Sebagai pendidik kita tentu memahami serta menyadari pentingnya perkembangan murid secara holistik, bukan hanya intelektual, tetapi juga fisik, emosional, sosial, dan karakter.

Beberapa kasus yang sering kita dengar atau bahkan terjadi dilingkungan sekitar adalah kasus perundungan (bullying), tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, pernikahan usia dini dan kehamilan di bawah usia, murid yang memiliki motivasi belajar
rendah hingga putus sekolah, murid dengan gangguan emosional seperti stres,
kecemasan, depresi, bahkan kasus bunuh diri pada usia remaja, dan lain sebagainya . Permasalahan permasalahan ini  menunjukkan masih lemahnya perkembangan sosial dan emosional para murid kita.

Maka, pembelajaran yang dapat menumbuhkan kompetensi sosial dan emosional murid adalah sebuah urgensi dalam proses pendidikan kita.

Dokpri
Dokpri

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Sebagai pendidik dan tenaga kependidikan yang memilih untuk menjadi pendidik, yang mendampingi murid di sekolah sepanjang hari, kita patut memikirkan bagaimana menuntun mereka untuk mencapai kodratnya, bagaimana membimbing mereka agar
dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya setinggitingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, hingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya.

Di sinilah letak urgensi PSE untuk mendorong tumbuh kembang murid secara holistik. Pembelajaran yang mampu menciptakan pengalaman belajar bagi murid untuk menumbuhkan dan melatih lima Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE).

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah . Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat :

  • Memahami, menghayati dan mengelola emosi.
  • Menetapkan dan mencapai tujuan positif .
  • Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain.
  • Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif .
  • Membuat keputusan yang bertanggung jawab .

Dokpri
Dokpri

Kompetensi yang dibutuhkan dalam PSE dinamakan Kompetensi Sosial dan Emosi (KSE). KSE adalah kompetensi yang berhubungan dengan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mengenai aspek sosial dan emosional. Ada 5 kompetensi sosial dan emosional, yaitu :

1. Kesadaran Diri

2. Manajemen Diri

3. Kesadaran Sosial

4. Ketrampilan Berelasi

5. Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab.

Kelima KSE ini ditemukan dalam program pengembangan anak dan remaja yang terbukti efektif untuk menumbuhkan kecerdasan emosional. Kelima KSE dapat diimplementasikan di kegiatan pembelajaran di kelas atau di luar kelas. Kompetensi yang diwujudkanbisa satu atau dua kompetensi atau kelima kompetensi sekaligus.

1. Kesadaran Diri

Dengan mengimplementasikan KSE-Kesadaran Diri diharapkan siswa mampu untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruh hal tersebut dalam diri siswa dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

2. Manajemen Diri 

Dengan mengimplementasikan KSE -Manajemen Diri diharapkan siswa mampu mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan merancang trategi untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. Siswa mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya, merancang tujuan pribadi dan bersama, serta mampu untuk merancang dan mengorganisir kelompoknnya, juga mengendalikan diri saat bekerja dengan kelompoknya.

3. Kesadaran Sosial 

Dengan mengimplementasikan KSE -- Kesadaran Sosial diharapkan siswa mampu untuk memahami sudut pandang dan berempati dengan orang lain. Siswa diharapkan mampu mempertimbangkan pemikiran/pandangan orang lain serta bersedia mengakui kemampuan /kekuatan temennya.

4. Ketrampilan Berelasi 

Dengan mengimplementasikan KSE -- Ketrampilan Berelasi diharapkan siswa mampu untuk membangun hubungan yang positif dan sehat. Siswa diharapkan mampu untuk berkomunikasi dengan efektif, memperaktekkan kerjasama tim dan pemecahan masalah serta kolaborati, menunjukkan sikap kepemimpinan dalam kelompok.

5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Dengan mengimplementasikan KSE -- Pengampilan Keputusan yang Bertanggung Jawab diharapkan siswa mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Siswa diharapkan mampu untuk menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pemikiran, mengidentifikasi atau mengenal solusi dari masalah pribadi dan sosial, berlatih membuat keputusan beralasan/masuk akal, setelah menganalisis informasi, data dan fakta.


Bapak/Ibu,  lima KSE bukanlah sesuatu yang baru bagi Bapak/Ibu. 

Contohnya, bagi Bpk/Ibu Guru adalah pada saasaat melaksanakan tugas profesinya  sebagai guru di kelas dengan sepenuh hati , Bapak/Ibu sudah menerapkan KSE kesadaran diri. Selain sebagai guru, bahkan ada Bapak/Ibu yang mendapatkan tugas tambahan ex : Wali Kelas, Kepala Lab. IPA, Kepala Perpustakaan, bagian dari Struktural ataupun bagian dari pemangku kepentingan sekolah. Dengan mengatur diri agar dapat menjalankan tugas sebagai guru kelas dan tugas tambahan lain , Bapak/Ibu menerapkan KSE manajemen diri.

Berkomunikasi dan berkolaborasi dengan sesama rekan guru, rekan sejawat dan pimpinan di sekolah , Bapak/Ibu menerapkan KSE ketrampilan berelasi. Bersama-sama membangun pemahaman tentang konteks kelas dan sekolah sebelum menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dalam suatu kegiatan komunitas (ex : Workshop, Pelatihan, Seminar, Lesson Study, dll), Bapak/Ibu menerapakan KSE kesadaran sosial dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Mengintegrasikan Pembelajaran Sosial dan Emosional di kelas, tidak hanya akan berpotensi menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik, namun juga memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.

Apa itu Well-Being ?

Well-being berbeda dengan welfare meskipun sama-sama diterjemahkan menjadi "kesejahteraan" dalam Bahasa Indonesia

Noble and McGrath (2016) menyebutkan bahwa well-being murid yang optimal adalah keadaan emosional yang berkelanjutan (relatif stabil) yang ditandai dengan: sikap dan suasana hati yang secara umum positif, relasi yang positif dengan sesama murid dan guru, resiliensi, optimalisasi diri, dan tingkat kepuasan diri yang tinggi berkaitan dengan pengalaman belajar mereka di sekolah.

Dokpri
Dokpri

Amati diagram berikut !

Dokpri
Dokpri

Pendekatan pembelajaran sosial dan emosional melalui kemitraan/kerjasama sekolah keluarga komunitas untuk membentuk lingkungan belajar dan pengalaman yang bercirikan hubungan/relasi yang saling mempercayai dan berkolaborasi, kurikulum dan instruksi belajar yang jelas dan bermakna, dan evaluasi secara berkala.

Dengan pendekatan PSE tersebut sertai dengan dukungan adanya lingkungan  pembelajar yang menciptkan budaya positif maka akan terwujud visi sekolah yang berpihak pada murid yaitu meningkatkan pembelajaran akademik, sosial, dan emosional semua murid.

Pertanyaan Pematik (Refleksi Diri)

1. a. Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir bahwa guru hanya bertugas memberikan materi kepada murid sehingga perkembangan emosi dan sosial anak anak tidaklah penting . Setelah mempelajari modul ini, ternyata guru ikut berperan dalam meningkatnya kemampuan kompetensi sosial dan emosi anak anak

1. b. Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir bahwa hanya BK yang memiliki peran untuk menumbuhkan kompetensi sosial dan murid. Setelah mempelajari modul ini ternyata tidak hanya BK, tetapi juga Guru, Wali Kelas, Pimpinan dan pemangku kepentingan di sekolah secara berkolaboratif mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosi murid.

2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah :

a. Lima Kompetensi Sosial dan Emosional

  • Kesadaran Diri
  • Manajemen Diri
  • Kesadaran Sosial
  • Ketrampilan Berelasi
  • Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab

b. Kesadaran penuh (minfullness) sebagai dasar penguat 5 KSE.

c. Implementasi PSE di kelas dan di sekolah .

3. Berkaitan dengan no.2 perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah :

a. Bagi murid -- murid

  • Memberikan kesempatan pada murid untuk refleksi proses pembelajaran yang sudah diikuti. 
  • Melibatkan murid dalam membuat keyakinan kelas atau  aturan sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. 
  • Melibatkan murid di tiap program sekolah yang mengarah kegiatan sekolah.

Dokpri
Dokpri

b. Bagi rekan sejawat

  • Menjadi teladan bagi rekan sejawat (pendidik maupun tenaga kependidikan)  dengan sikap disiplin positif.
  • Berkolaborasi dengan rekan sejawat baik di kelas maupun di luar kelas untuk meningkatan kompetensi pembelajaran.

Dokpri
Dokpri

Terimakasih , semoga manfaat ^^

Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun