Mohon tunggu...
Putri Setia Septaviana
Putri Setia Septaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa di UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

EMS dan Mata Uang Tunggal ASEAN

20 Maret 2024   02:34 Diperbarui: 20 Maret 2024   02:37 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sistem Moneter Eropa (EMS) adalah inisiatif yang diluncurkan pada tahun 1979 oleh Komunitas Ekonomi Eropa (EEC), yang kemudian menjadi bagian dari Uni Eropa (UE). Tujuan utamanya adalah untuk mengoordinasikan kebijakan moneter antara negara-negara anggota dan mengurangi fluktuasi nilai mata uang mereka.

  • Pendirian (1979): EMS didirikan sebagai tanggapan terhadap fluktuasi nilai mata uang yang signifikan dan masalah inflasi yang dialami oleh negara-negara Eropa setelah Perang Dunia II.
  • Mekanisme Pertukaran Mata Uang: Salah satu fitur utama EMS adalah Mekanisme Pertukaran Mata Uang (ERM), yang menetapkan batas fluktuasi yang diperbolehkan antara mata uang negara-negara anggota, biasanya sekitar ± 2,25% dari nilai tukar yang ditetapkan.
  • European Currency Unit (ECU): EMS memperkenalkan European Currency Unit (ECU) sebagai unit akuntansi yang dihitung berdasarkan nilai gabungan mata uang negara-negara anggota. ECU kemudian menjadi pelopor euro.
  • Krisis Mata Uang: EMS menghadapi sejumlah krisis mata uang, termasuk devaluasi tajam pound Inggris pada tahun 1992, yang dikenal sebagai “Black Wednesday”, yang menyebabkan Inggris keluar dari mekanisme pertukaran mata uang.
  • Perkembangan Menuju Euro: Langkah-langkah diambil menuju pembentukan mata uang tunggal Eropa setelah penandatanganan Traktat Maastricht pada tahun 1992, yang akhirnya menghasilkan peluncuran euro pada tahun 1999.
  • Pensiun: Dengan diperkenalkannya euro, EMS secara efektif berakhir sebagai sistem. Namun, pengalaman dan pembelajaran dari EMS tetap berperan penting dalam pembentukan dan operasi Uni Moneter Eropa dan euro.

Sejarah EMS mencerminkan usaha bersama negara-negara Eropa untuk mencapai stabilitas moneter dan ekonomi di kawasan tersebut, serta menjadi tonggak penting dalam perjalanan integrasi ekonomi yang lebih dalam di Uni Eropa.

Saat ini, European Monetary System (EMS) tidak lagi beroperasi sebagai sistem yang terpisah, karena euro telah diperkenalkan sebagai mata uang tunggal bagi sebagian besar negara anggota Uni Eropa. Euro telah menggantikan mata uang nasional dalam banyak aspek kehidupan ekonomi dan keuangan di wilayah euro.

Namun, prinsip-prinsip dan pengalaman dari EMS masih relevan dalam konteks integrasi ekonomi di Uni Eropa. Uni Moneter Eropa (EMU) dan Eurosystem, yang merupakan lembaga-lembaga yang mengawasi kebijakan moneter di wilayah euro, terus mempertimbangkan pengalaman dari EMS dalam pengambilan keputusan mereka.

Selain itu, beberapa negara di luar wilayah euro, seperti Denmark, masih menggunakan mekanisme ERM (Exchange Rate Mechanism) sebagai bagian dari upaya mereka untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang nasional mereka terhadap euro.

Meskipun EMS telah pensiun sebagai sebuah sistem, warisan dan pelajaran dari pengalamannya tetap menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi integrasi ekonomi di Eropa dan di seluruh dunia.

Rencana untuk menciptakan mata uang tunggal di ASEAN telah menjadi topik pembahasan dalam beberapa dekade terakhir, namun hingga saat ini belum terwujud. Berikut adalah beberapa poin terkait dengan rencana tersebut:

  • Awal Mula Ide: Rencana untuk menciptakan mata uang tunggal di ASEAN pertama kali diusulkan pada tahun 2003 dalam Deklarasi ASEAN tentang Kesepakatan terkait Penyesuaian Pasar Modal.
  • Perkembangan Rencana: Sejak itu, langkah-langkah menuju mata uang tunggal di ASEAN telah menjadi subjek perdebatan dan pembahasan dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi dan forum-forum ekonomi di kawasan tersebut.
  • Tantangan dan Hambatan: Proses menuju mata uang tunggal di ASEAN dihadapi oleh sejumlah tantangan, termasuk perbedaan tingkat perkembangan ekonomi, kebijakan moneter, dan politik di antara negara-negara anggota. Selain itu, ketidakstabilan politik dan ekonomi di beberapa negara anggota juga menjadi hambatan.
  • Kerjasama Ekonomi ASEAN: Meskipun rencana mata uang tunggal belum terwujud, ASEAN terus bekerja sama dalam bidang ekonomi melalui berbagai inisiatif, seperti ASEAN Economic Community (AEC), yang bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang terintegrasi di kawasan tersebut.
  • Tinjauan Terbaru: Informasi terbaru terkait rencana mata uang tunggal di ASEAN mungkin dapat ditemukan melalui situs web resmi ASEAN atau dalam laporan-laporan dan publikasi terkait yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga ASEAN.

Meskipun rencana mata uang tunggal di ASEAN masih dalam pembahasan, kerjasama ekonomi di kawasan tersebut terus berlanjut melalui berbagai inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat hubungan antarnegara di ASEAN.

Rencana untuk mata uang tunggal ASEAN mungkin masih jauh dari realisasi, mengingat kompleksitas politik, ekonomi, dan keuangan di antara negara-negara anggota. Namun, integrasi ekonomi terus menjadi prioritas, dan pembahasan lebih lanjut mungkin terjadi seiring berjalannya waktu. Penting untuk terus memantau perkembangan di tingkat regional dan kebijakan yang diadopsi oleh negara-negara anggota ASEAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun