Mohon tunggu...
Putri SekarDiani
Putri SekarDiani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jogjakarta Communication Conference ke-3 diadakan secara online

22 Maret 2021   22:00 Diperbarui: 22 Maret 2021   22:05 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkenaan dengan tema “COMMUNICATION CHALLENGES IN POST PANDEMIC”, Jogja Communication Conference (JCC) kembali melaksanakan event ke-3nya berkaloborasi dengan Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (APIK-PTMA) pada Kamis dan Jumat 18- 19 Maret 2021, tetapi tahun ini berbeda dari tahun  sebelumnya, karena tahun ini diadakan kembali secara online melalui live di Youtube resmi Universitas Ahmad Dahlan.

Pandemi COVID-19 membawa dampak amat  dahsyat dalam kehidupan manusia, terutama dalam hal komunikasi. Oleh karena itu, acara JCC ke-3 ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk memfasilitasi para pelajar dan praktisi ahli untuk mendiskusikan isu-isu tersebut. Terbukti dengan ratusan jumlah peserta yang antusias hadir dan terkumpulnya 100 makalah yang nantinya akan dipaparkan secara ringkas. Harapannya, konferensi ini dapat meningkatkan proporsional akademik di bidang komunikasi dan media sejalan dengan memfasilitasi publik ilmiah untuk menggali kreatifikas hasil karya penelitian yang orisinil.
 
Di masa post-pandemic seperti ini, tentunya penyampaian komunikasi yang kredibel dari sumber komunikasi yang terpercaya sangat dibutuhkan. Terutama, pada masa ini banyak sekali simpang-siur berita hoax bertebaran. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Xi Zhuang, Ph.D. (Nanjing Normal University, China), bahwa sumber informasi utama dari televisi. Kita dapat melihat berita aktual dan terpercaya melalui media tersebut. Selain itu media komunikasi lain seperti Wechat di China, atau What'sApp di Indonesia, dapat menjadi sarana bagi kita untuk bertukar informasi dan saling memberi support satu sama lain agar bisa survive menjalani hidup di masa pandemic hingga post-pandemic seperti sekarang ini.
 
Menurut Beliau, kebanyakan pengguna sarana komunikasi ini merupakan para pemuda dan mereka yang masih berusia produktif. Diharapkan mereka dapat dengan bijak menelaah berbagai informasi yang ada dan membagikannya, serta dapat berbagi pengetahuan tentang kemudahan berkomunikasi dengan berbagai media aplikasi kepada mereka yang belum mengerti, terutama para lansia.
 
Pembicara lainnya, yaitu Prof. Dr.Phil. Hermin Indah Wahyuni (Universitas Gajah Mada, Indonesia). Beliau menyampaikan bahwa dengan danya COVID-19 ini, terjadi pula simpang siur informasi seputar COVID-19 itu sendiri dan juga vaksin dari COVID-19. Banyak hoax bertebaran di kalangan masyarakat. Bahkan, banyak yang memberitakan bahwa jika vaksin tersebut dapat membuat kita seperti zombi, dan mengajak masyarakat untuk anti-vaksin. Hal ini tentu sangat meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, kita harus mengengenali sumber terpercaya sebagai media untuk memperoleh informasi dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kita juga harus bisa terbiasa dengan kebiasaan baru (new-normal era) karena mau tidak mau kita harus survive dalam kehidupan.
 
Saat masa awal munculnya COVID-19 hingga masa post-pandemic, roda kehidupan pun harus tetap berjalan, dan sebisa mungkin perekonomian harus terus berada pada titik stabil. Namun saat pandemi COVID-19 ini menyerang, semua terasa sulit. Banyak terjadi PHK, banyak usaha yang merugi, bahkan hutang negara pun bertambah. Hal ini berkaitan dengan komunikasi dan logistik serta pengiriman dari dalam maupun luar negara. Misalnya pengiriman bahan pokok, pengiriman alat-alat kesehatan, masker, vaksin, dan lain sebagainya yang semua itu butuh cargo untuk pengiriman logistik.
 
Dengan bantuan jasa pengiriman logistik, kita cukup terbantu terutama pada saat penerapan jaga jarak dengan orang lain dan kerumunan, PSBB atau kegiatan lain yang bertujuan mengurangi penyebaran COVID-19 ini. Awalnya, saat COVID-19 pertama muncul dan menyebar ke berbagai negara dengan pesatnya, banyak negara yang tidak diizinkan mengirim atau menerima barang (kegiatan pengiriman logistik). Namun, kini sudah mulai diperbolehkan, serta ada pula yang tetap memberlakukan batasan tertentu. Di samping itu, kita harus bijak dalam mengatur kebutuhan dan pengeluaran pada masa post-pandemic COVID-19 seperti sekarang ini.
 
Oleh karena itu, penerapan komunikasi serta media komunikasi yang baik sangatlah penting bagi setiap individu. Semua informasi dapat kita dapatkan dengan cepat dan mudah melalui berbagai media, terutama handphone. Maka kita pun harus bijak menelaah informasi yang ada dan membagikan yang bermanfaat dan kredibel serta hindari berita hoax yang bertebaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun