Penggunaan media social yang kurang bijak akan berdampak buruk terhadap kesehatan mental anak. Media social kerap dijadikan sebagai salah satu factor risiko ganguan depresi serta gangguan kecemasan. Munculnya kondisi gangguan tersebut disebabkan kecenderungan penggunaan media social membandingkan diri anak tersebut dengan orang lain dalam hal keberhasilan yang dicapai orang lain melebihi apa yang dimiliki oleh anak tersebut sehingga menyebabkan rasa iri yang dapat memicu depresi. Bahkan perasaan depresi pun bisa memicu keinginan akan hal bunuh diri ketika melihat pencapaian diri sendiri tidak sebanding dengan anak yang lain.
Kesehatan mental pada anak merupakan kondisi dimana seseorang menyadari kemampuannya sendiri dalam mengatasi tekanan hidup yang normal hingga dapat bekerja secara produktif maupun memberikan kontribusi terhadap lingkungan social. Sehat secara mental bagaimana cara anak berpikir, merasa, dan bertindak. Kesehatan mental penting dalam kehidupan sehari-hari dari masa kanak-kanak hingga beranjak dewasa.
Apabila media social dilakukan secara berlebihan akan berdampak pada kesehatan mental anak dan dapat memicu peluang terjadinya perundungan online hingga mengganggu kesehatan fisik.
Media social yang bisa mempengaruhi kesehatan mental anak walaupun intensitas penggunaan ponsel dapat meingkat sesuai usia anak tersebut, penting menjadi tanggung jawab bagi orangtua untuk tetap mengawasi penggunaan ponsel pada anak. Anak dapat menggunakan ponsel nya pada waktu tertentu seperti waktu istirahat untuk dapat bermain media social, waktu belajar, dan penting juga menerapkan waktu luang bersama tanpa gangguan ponsel. Diharapkan anak juga bersikap bijak dalam hal penggunaan media social. Jikalau saat bersama dengan teman-teman atau keluarga lebih baik jangan sibuk memandangi ponsel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H