Mohon tunggu...
Putri Sanda
Putri Sanda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bergeming dan Tak Bergeming yang Maknanya Tidak Tepat

12 Juli 2018   00:56 Diperbarui: 12 Juli 2018   01:55 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedudukan bahasa Indonesia kini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama dan utama untuk membangun arus pemikiran yang jelas dan teliti.

Diterima atau tidaknya sebuah kalimat bukan hanya masalah gramatikal, tetapi juga ada pada semantik. Dalam semantik, adapun hubungan makna antara semantik dengan sintaksis, yaitu apabila susunan kata dan kalimatnya berbeda maknanya juga berbeda.

Sering sekali dalam percakapan bahasa Indonesia terjadi kesalahan atau penempatan maknanya yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksud penutur. Saya mengambil salah satu contoh yaitu kata bergeming dan frasa tak bergeming. Apabila kita mencermati kalimat, baik dalam karya sastra, majalah, Koran, internet, dan artikel  kata bergeming dan tak bergeming muncul dalam karya tersebut. Seringkali penggunaan kata bergeming dan tidak bergeming penggunaanya tidak tepat, banyak sekali orang yang tidak memperhatikan makna dari kata tersebut.

Dalam bahasa lisan dan tulis, banyak orang menggunakan kata " tak bergeming" untuk menggantikan kata "diam". Tak bergeming dianggap sama artinya dengan "diam". Padahal jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata bergeming berarti tidak bergerak sedikit juga; diam saja.

Contoh penggunaan frasa tak bergeming namun digunakan untuk menyatakan pernyataan tak bergerak, padahal jika bergeming berarti 'diam saja', penambahan kata tak sebelum bergeming menyebabkan terjadinya perubahan makna, yaitu "tak diam saja" dengan kata lain "bergerak".

Hal itu perlu diperhatikan karena kesalahan seperti itu termasuk kesalahan fatal dan bisa mengubah makna. Seperti pernyataan "Mahasiswa itu tetap tak bergeming pada pendirian yang diyakininya". Kalimat tersebut berarti untuk menyatakan mahasiswa itu tetap atau diam pada pendirian yang diyakininya dan tidak mau menggantinya.

Jika melihat dari makna yang sebearnya, maka pengertian dari kalimat yang ingin disampaikan dapat dibenarkan menjadi kalimat "Mahasiswa itu tetap bergeming pada pendirian yang diyakininya". Atas dasar itulah ungkapan pernyataan tak bergeming dan bergeming  dapat digunakan secara tepat agar tidak terjadi kesimpangsiuran makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun