Sebagai partai politik yang menginginkan tampil dan ikut serta dalam ajang pemilu 2019 tahun depan, pembentukan struktur kepengurusan yang nyata, kuat dan mengakar di berbagai tingkatan baik pusat hingga daerah dan bekerja baik pembenahan secara internal maupun eksternal harus terus diupayakan. Hal ini sebagai upaya menancapkan daya eksistensi partai yang jauh lebih kongkret di tengah masyarakat luas, tidak hanya kantong-kantong perkotaan yang dianggap menjadi kekuatan PSI hari ini, namun daerah-daerah lain bahkan hingga pelosok desa.
Jikalau sudah ada, bagaimana PSI kemudian harus mampu menggarap kantong-kantong pemilih loyal dengan program kerja yang nyata. Upaya publisitas politik dan upaya melakukan proses networking dengan organisasi lain di luar partai tersebut harus nyata dan konsisten guna penguatan organisasi partai di berbagai tingkatan daerah.
Tokoh dan Program
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam konteks politik nasional, kepemilikan tokoh yang mampu memberi pengaruh positif terhadap elektoral partai menjadi penting yang harus dimiliki. PSI tidak cukup hanya memiliki dan mengandalkan anak-anak muda bagian dari representasi kaum milenial yang memiliki semangat luar biasa namun belum berpengalaman dan tergolong masih baru dalam konteks politik nasional. Tentu cara ini cenderung akan kalah bersaing jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh dari partai politik lain yang lebih mapan dan berpengalaman.
Cara seperti itu cenderung membatasi PSI dalam membesarkan nama partai di daerah. Perlu memiliki tokoh-tokoh yang mampu berpengaruh hingga ke akar rumput guna membesarkan nama PSI di daerah-daerah. Di samping itu, yang paling utama dan penting adalah pelaksanaan program kerja yang berorientasi positif kepada masyarakat. Program kerja yang mendasar pada kultur dan tradisi yang berbeda-beda di setiap daerah.
Program kerja yang nyata sebagai role model pergerakan PSI ini tentu akan mengimbangi kampanye politik yang dilakukan PSI di berbagai media sosial. Sasaran yang dicapai tidak hanya kaum milenial semata namun lebih jauh kepada masyarakat luas yakni kantong-kantong calon pemilih berdasarkan pemetaan sosial dan politik. Selain itu, pelaksanaan program kerja yang nyata dan menyentuh masyarakat merupakan bagian upaya untuk mendapatkan loyalitas yang nyata dan bagian dari cara partai untuk berpihak kepada masyarakat.
Jika dilihat, selama ini, bagian ini belum sepenuhnya muncul dari PSI. Sosialisasi produk partai cenderung hanya berupa tagline semata dan tidak dilakukan secara lebih spesifik. Ini akan sulit karena partai harus menjadi jembatan yang nyata (selain pemerintah), dan solusi kongkret terhadap permasalahan masyarakat. Selain itu, kohesi partai tidak akan melekat jika hanya menggaung di masyarakat hanya melalui media sosial. Mari dinantikan kerja-kerja politik PSI ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H