Mohon tunggu...
Putri Safitri
Putri Safitri Mohon Tunggu... -

keep calm and just remember to smile :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Virus itu Bernama Rindu

20 November 2011   13:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku merasakanmu bergelayut dalam alam pikiranku, Aku merasakan bayanganmu menjajah seluruh ruang hatiku, membuat jantungku lebih cepat memompa darah dan mengalirkannya dalam nadiku layaknya kilat. Aku sakaw. Aku merasakan kecanduan luar biasa. Dan parahnya, candu itu dirimu.

Sekarang Aku sekarat. Penyakit rinduku padamu telah pada titik stadium akhir. Sekarat, karena tak kunjung Aku menjumpai sosokmu.

Aku merindukanmu sekarang, dan Aku dalam keadaan kepayahan menahannya. Ingin segera kakiku berlari, menghampirimu, meski harus terseok-seok. Entah bagaimana cinta bagi oranglain dapat terasa sangat membahagiakan. Namun bagiku, cinta -yang menyebabkan Aku merindukanmu- terasa layaknya virus. Kau adalah candu yang menyuntikkan virus itu, menyebarkan keseluruh pembuluh darah, menyesakkan saat hatiku mulai merindu, menjejali otakku dan membuatku hilang kendali saat membayangkan wajahmu.

Virus yang terus tumbuh, menggerogoti hati hingga tak ada lagi sisa untuk yang lain. Virus yang terus menerus memutar semua kenangan bersamamu, secara detail.

Apa Aku salah merindumu? Kau yang memberiku virus ini bukan? Harusnya Kau yang kemari, menemaniku, memberikan Aku terapi atau sejenis vaksin. Harusnya Kau disini, biarkan Aku leluasa memandangmu, biarkan Aku terbebas dari sakaw karena candumu, biarkan Aku memelukmu erat-erat hingga Kau merasakan molekul-molekul cinta dalam hatiku yang terus bergetar saat bersamamu…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun