Mohon tunggu...
Putri Sabrina Uswatun Hasanah
Putri Sabrina Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

haloo^^ salam kenal semuanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Konsep serta Implementasi Belajar dan Pembelajaran Melalui Video "Pembelajaran Luring di Era Pandemic Berbasis HOTS, Saintifik, dan TPACK

19 November 2023   21:31 Diperbarui: 19 November 2023   21:33 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar dan pembelajaran erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan kosa kata ini sudah tidak asing ditelinga kita. Belajar dan pembelajaran memberikan dampak perubahan yang signifikan bagi seorang individu terutama anak usia dini. Namun, seperti yang sudah diketahui bahwa beberapa tahun lalu terjadi pandemi covid-19 yang memberika dampak besar bagi seluruh aspek kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan (Mardicko, 2022). Proses belajar dan pembelajaran menjadi terganggu dengan keadaan yang berubah dengan cepat.

Hal ini membuat para orang tua, guru, masyarakat bahkan pemerintah diharuskan untuk cepat beradaptasi dalam keadaan tersebut. Penyesuaian harus dilakukan dengan cepat agar tidak mengganggu proses belajar dan pembelajaran seorang anak. Dengan system yang digunakan seperti daring menggunakan aplikasi tertentu dalam menunjang proses pembelajaran, pada akhirnya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik walupun memang tidak semaksimal saat pembelajaran tatap muka.

Disaat pandemi covid-19 mulai berlalu proses belajar dan pembelajaran tetap perlu melakukan adaptasi. Seperti proses pembelajaran yang dilakukan secara luring dalam keadaan masih pandemic, tentunya diperlukan strategi, metode dan taktik yang disesuaikan dengan kedaan tersebut. Oleh karena itu tulisan ini akan memberikan analisis terkait konsep serta bentuk implementasi belajar dan pembelajaran melalui video "Pembelajaran Luring di Era Pandemic "Berbasis HOTS, Saintifik, dan TPACK di PAUD".

Terdengar sama namun antara belajar dan pembelajaran memiliki makna yang berbeda. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh setiap individu yang berdampak pada perubahan tingkah laku berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai positif. Sedangkan Pembelajaran sebagai sebuah konsep pedagogik yang secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial untuk menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik (Dr. Gusnarib Wahab, 2021).

Proses pembelajaran sendiri merupakan salah satu standar dalam Standar Nasional Pendidikan Indonesia. Standar yang digunakan dalam menjamin mutu pendidikan di Indonesia adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berisi 8 standar yang dijabarkan dalam beberapa indikator dan sub indikator (Novita Sari Tanuwijaya, 2021). Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan anak. Dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperoleh dari lingkungan melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak (Dr. Mercy F Halamury, 2021). Untuk mengembangkan pola perkembangan psikis tersebut, dilakukan sejak kecil melalui pengalaman-pengalaman interaksi pendidikan. Kondisi yang diperlukan untuk perkembangan ini, antara lain adanya interaksi yang terpadu antara anak dengan lingkungannya (baik benda maupun orang), dan adanya kebebasan bagi anak (Susanto, 2017).

Terjadinya proses belajar dari video tersebut nampak diawal pembelajaran saat anak dapat memahami tulisan nama sendiri-sendiri dengan cara mengeja huruf perkata. Anak juga belajar konsep warna dengan mencoba berekperimen mencampurkan warna-warna pada kegiatan kedua. Sedangkan pembelajaran dikegiatan pertama anak mengamati dan memahami ciri-ciri dari gurita dengan mendengar cerita dan melihat video yang diberikan guru. Selain itu siswa juga belajar dari proses diskusi yang dilakukan setelah pembelajaran selesai sehingga menstimulasi critical thinking anak.

Dalam video tersebut dapat dilihat saat pembukaan pembelajaran guru menyanyikan lagu, dalam lagu tersebut anak dapat mempelajari banyak hal seperti konsep angka, konsep ukuran, konsep huruf, dalam pembelajaran yang dilakukan dalam video tersebut, mencakup ketiga teori belajar yakni behavioristik, konstruktivistik dan juga humanistik. Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian (Nahar, 2016). Dalam teori behavioristik ditekankan pada perubahan tingkah laku individu melalui stimulus yang diberikan sehingga terbentuklah respon yang diinginkan. Konstruktivisme adalah teori tentang bagaimana pelajar membangun pengetahuan dari pengalaman, yang unik untuk setiap individu. Konstruktivisme menurut Piaget adalah sistem penjelasan tentang bagaimana siswa sebagai individu beradaptasi dan memperbaiki pengetahuan (Sugrah, 2019). Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara  tentang  konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang  dicita-citakan,  serta  tentang proses  belajar  dalam  bentuknya  yang paling ideal (Perni, 2018).

Dalam video tersebut nampak bahwa aktifitas belajar dilakukan dengan beberapa metode yakni dengan bercerita hal ini jika dilihat berdasarkan teori belajar behavioristik dengan memperdengarkan cerita yang mengandung undur inspiratif sehingga anak secara tidak langsung akan mengikuti karakter tersebut tidak hanya itu anak-anak juga membuat kesepakatan aturan bermain yang harus dikuti dalam pembelajaran selanjutnya. Kemudian jika dilihat berdasarkan teori konstruktivistik terkait metode bercerita tersebut adalah anak terbangun cara berfikirnya yaitu dengan melihat gambar dan alur cerita yang salah satunya adalah berisi problem solving guru juga bertaya terkait unsur-untur yang berada dalam cerita. Terakhir adalah teori humanistik, dapat dilihat pada proses pembelajaran selanjutnya anak dibiarkan berekplorasi dengan beragam warna.

Jika dianalisis dalam video tersebut berdasarkan teori behavioristik Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) milik Ivan Pavlov. Video tersebut memperlihatkan bahwa guru melakukan pembiasaan duduk dengan rapi kepada anak-anak menggunakan nyanyian. Anak-anak menjadi terkondisikan dan mengikuti tingkah laku sesuai yang diinginkan oleh guru. Tidak hanya duduk dengan rapi pembiasaan berdoa sebelum belajar juga ditekankan dalam video tersebut, anak diharapkan terbiasa untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Di penutup guru juga membiasakan anak untuk mengembalikan dan menata alat permainan ketempat semula.

Kemudia video tersebut juga memperlihatkan terkait teori konstruktivisme yang mana anak memahami konsep-konsep baru terkait angka, hurus, ukuran, warna dan lainnya. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan pemantik-pemantik pertanyaan kepada siswa. Sehingga konsep berfikir anak akan terbangun melalui pertanyaan tersebut. Guru juga memberikan feedback kepada anak terkait pertanyaan yang mereka ajukan kepada guru. Dalam teori humanistik guru menjadi observer, karena anak akan bebas berkeplorasi dsn guru mengamati progres yang anak lakukan.

References

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun