Mohon tunggu...
Putri Sabrina Nur Majdina
Putri Sabrina Nur Majdina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Putri Sabrina Nur Majdina mahasiswa Politeknik Pekerjaan Umum (Semarang)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kampung Melayu

7 Maret 2023   09:00 Diperbarui: 7 Maret 2023   09:01 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampung Melayu adalah kampung multi-etnis yang berada dekat dengan Kota Lama. Kampung ini dinobatkan sebagai Kampung Tertua yang ada di Kota Semarang. Letak Kampung Melayu berada dipinggir kali Semarang (sekarang Kali Berok). Dulu didaerah ini banyak kedatangan warga dari mancanegara diantaranya Tionghoa, India, Arab, dan Zaman. Pada waktu itu pendatang melakukan perdagangan di Kota Semarang. Di Kampung Melayu juga terdapat sebuah masjid tua yang bernama Masjid Menara, juga terdapat klenteng tua yang bernama Kam Hok Bio. 

Pada abad ke-17 kampung melayu dijadikan sebagai pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Para pedagang biasanya singgah di Kampung Melayu melalui kali Semarang, dan melakukan bongkar muat barang dagangan sehingga aktifitas ekonomi disana sangat maju. Selain itu, Kampung Melayu juga dijadikan pusat penyebaraan agama oleh orang Arab dan Tionghoa. Ini terbukti dari peninggalan masjid Menara dan klenteng Kam Hok Bio. Setiap pendatang akan membuat daerah sesuai dengan etnisnya masing – masing namun mereka tetap saling menghargai dan menghormati masing – masing kebudayaanya. 

Pada tahun 2022 Pemkot Kota Semarang melakukan revitalisasi Kampung Melayu sehingga pada tanggal 5 Januari 2023 kampung melayu dijadikan sebagai salah satu kawasan cagar budaya kota Semarang. Sekarang kita bisa melihat penataan kembali kampung melayu yang terlihat lebih menarik. Pada tanggal 15 Januari 2023 kampung melayu diresmikan oleh walikota semarang Ibu Hj. Herfearita G. Rahayu diikuti dengan kirab budaya yang berisi kebudayaan China yang diwakili oleh Barongsai dan Kebudayaan Arab yang diwakili oleh grup rebana. Kirab budaya ini membuktikan betapa warga sangat menghormati dan menghargai budaya yang ada pada waktu itu hingga sekarang. Saat ini dikampung melayu setiap sabtu sore dan minggu pagi diadakan kegiatan wisata kuliner dan wisata budaya.  

Mulai sekarang kita bisa menikmati keindahan dan kearifan budaya local yang ada dikampung melayu dengan mengadakan wisata jalan – jalan, bersepeda, naik andong sekaligus berwisata sejarah. Disana kita bisa menikmati beberapa bangunan tua, kecantikan kelenteng, dan kemegahaan masjid menara ataupun jembatan yang menghubungkan antara kampung melayu dengan kawasan kota lama yang melintang diatas kali semarang dibelakang masjid menara. Dengan beberapa hal yang ada dikampung melayu, layak apabila kampung melayu dijadikan sebagai spot wisata keluarga yang murah. Jadi akan sangat rugi apabila kita sebagai warga kota semarang tidak mau mengunjungi kampung melayu sebagai ikon wisata budaya dan wisata sejarah berdirinya kota semarang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun