Peran Islam Menciptakan Keharmonisan dalam Kosmopolitanisme Keragaman di Indonesia

 Di wilayah Maluku terdapat tradisi pada hari-hari raya agama Kristen umat Kristen akan mengundang teman dan tetangga Muslim mereka untuk berkunjung ke rumah mereka dan menikmati hidangan khas Natal. Demikian pula, saat umat Muslim merayakan Idul Fitri, umat Muslim akan mengunjungi teman dan tetangga Kristen mereka dan membawa hidangan khas Lebaran. Tradisi ini mencerminkan sikap saling menghormati dan kerjasama di antara umat beragama yang berbeda.

 Bahkan banyak di beberapa daerah di Indonesia Islam beperan aktif tidak hanya pada aspek toleransi saja, tapi umat Muslim dan umat Kristen bekerja sama dalam membangun sekolah, memperbaiki infrastruktur desa, atau mengadakan program bantuan sosial untuk masyarakat yang membutuhkan. Ini menunjukkan kerjasama dan kesepahaman antara perbedaan agama yang berbeda dalam upaya meningkatkan kesejahteraan bersama dan memperkuat kehidupan sosial di masyarakat. 

Dalam bidang pendidikan seperti Pondok Pesantren tidak hanya menjadi tempat pendidikan agama Islam, tetapi juga mendorong toleransi dan pengetahuan tentang agama dan budaya lain. Banyak Pondok Pesantren yang mengadakan kegiatan dialog antaragama, kunjungan ke tempat ibadah agama lain, dan mengajarkan pemahaman yang inklusif tentang keberagaman agama. Hal ini membantu membentuk sikap penghormatan dan toleransi dalam kalangan santri (peserta didik) dan mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang beragam. 

Tak hanya itu terdapat pula konflik yang terjadi antara umat beragama dan disini peran Islam punya kekuatan yang utama. Salah satunya konflik di Poso antara umat Islam dan Kristen adalah salah satu contoh tragis dari ketegangan agama yang terjadi di Indonesia. Konflik tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan trauma yang mendalam bagi masyarakat setempat. Konflik di Poso dipicu oleh sejumlah faktor kompleks termasuk isu agama, politik, sosial, dan ekonomi. Terdapat berbagai klaim dan tuduhan yang saling bertentangan dari kedua belah pihak, yang mengaburkan akar permasalahan sebenarnya. 

Salah satu faktor penting yang memperburuk situasi adalah adanya penyebaran propaganda yang memanipulasi sentimen agama dan memicu ketakutan serta permusuhan antara umat Islam dan Kristen. Hal ini menyebabkan masyarakat terjebak dalam lingkaran kekerasan dan balas dendam yang sulit dihentikan. konflik di Poso tidak mencerminkan pandangan atau sikap umum umat Islam dan Kristen di Indonesia. Mayoritas umat beragama di Indonesia hidup secara damai dan harmonis, menghormati keberagaman agama dan menjalin hubungan baik antara umat beragama yang berbeda. 

Peran Islam dalam toleransi, keragaman, dan kosmopolitanisme memiliki potensi besar untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, menghargai perbedaan, dan bekerja sama untuk masa depan yang lebih baik. Dalam hal ini, Islam dapat berperan sebagai penghubung dan penyeimbang antara tradisi agama dan nilai-nilai kosmopolitan. Islam memiliki landasan ajaran yang kuat dalam mempromosikan toleransi dan menghormati keberagaman. Al-Qur'an secara tegas menekankan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang berbeda agama dan kepercayaan. Nabi Muhammad juga memberikan contoh nyata dalam berinteraksi dengan berbagai golongan pada masanya. Pada masa hidupnya Nabi Muhammad menjalin perjanjian melalui piagam Madinah dengan berbagai golongan dan menegaskan perlunya menghormati hak-hak mereka. 

Islam mendorong umatnya untuk mempraktikkan sikap inklusif, saling menghormati, dan saling bekerja sama dengan umat beragama lain dalam membangun masyarakat yang adil dan berkeadilan. Islam mengajarkan pentingnya memberikan hak-hak dan perlindungan kepada minoritas agama, serta mempromosikan keadilan sosial yang merangkul semua warga negara tanpa memandang agama, etnis, atau latar belakang lainnya. Islam juga memiliki potensi untuk memfasilitasi dialog antaragama dan mempromosikan pemahaman saling tentang keyakinan dan praktik agama lain. Dialog antaragama memungkinkan umat Islam untuk belajar dari pengalaman dan perspektif orang lain, menghilangkan prasangka dan kesalahpahaman, serta memperkuat hubungan sosial dalam kerangka keberagaman. 

Kosmopolitanisme Islam menawarkan visi kehidupan yang mencakup konsep persamaan, perdamaian, dan keadilan bagi semua manusia. Prinsip-prinsip ini berfungsi sebagai fondasi bagi kerjasama dan keterlibatan aktif dalam upaya membangun masyarakat yang inklusif, di mana perbedaan dihargai dan dijadikan sumber kekuatan yang memperkaya. Dengan mengambil contoh contoh positif dari sejarah dan praktik Islam yang mempromosikan toleransi, keragaman, dan kosmopolitanisme, kita dapat menciptakan masyarakat yang inklusif, di mana setiap individu dapat berkontribusi dengan potensi dan keunikan mereka, tanpa ada diskriminasi atau penindasan. 

Melalui moderasi beragama masyarakat bisa kita lihat perbedaan sebagai kekayaan yang memperkaya kehidupan bersama, dan dialog terus berlangsung untuk memperdalam pemahaman dan membangun kesepahaman yang lebih baik. Ini akan memperkuat hubungan antarindividu dan komunitas, mengurangi konflik dan ketegangan, serta menciptakan lingkungan yang berdikari, harmonis, dan berkeadilan. Dengan demikian melalui peran Islam dalam toleransi, keragaman, dan kosmopolitanisme, kita dapat menciptakan masyarakat yang inklusif, menghargai perbedaan, dan bekerja bersama untuk membangun masa depan yang lebih baik, di mana perdamaian, keadilan, dan harmoni melandasi kehidupan kita semua.