Mohon tunggu...
Putri Rohma Romadloni
Putri Rohma Romadloni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Don't Give Up

Jangan pernah membatasi dirimu untuk melakukan sesuatu hal yang baru meskipun itu sangat mudah untuk dilakukan, karena pengalaman adalah guru terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Usaha Kita Belum Berhasil? Apa yang Harus Kita Lakukan?

10 Agustus 2022   16:10 Diperbarui: 10 Agustus 2022   16:34 1822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Mengubah cara pandang (Dok. pribadi)

Mungkin pernah terbesit dibenak kita seperti "Saya sudah melakukan dan berusaha mati-matian tetapi terus saja gagal, apakah ini takdir saya? Bukankah ini berarti Allah memang menakdirkan saya tidak mengalami kesuksesan?" 

Selama kita sudah berusaha dengan keras dan maksimal, tetapi masih belum berhasil dan sukses. Lalu apa yang sudah kita dapatkan selama ini? Ingatlah, mugkin tanpa kita sadari usaha dan kerja keras yang sudah kita lakukan selama ini mendapatkan banyak pengalaman berharga seperti bisa me-manage waktu dengan baik, bisa lebih bijaksana dalam mengambil keputusan, bisa membentuk pribadi yang bertanggung jawab, bisa memunculkan jiwa kreativitas dan inovasi, bisa mengembangkan potensi diri, bisa membawa kita menuju target yang ingin dicapai, bisa membuat planning dengan bagus, dapat menumbuhkan rasa ingin belajar, dan lain sebagainya.

Bukankah semua pengalaman yang sudah didapatkan selama ini termasuk bagian dari kunci kesuksesan? Oleh karena itu bahwa kesuksesan itu tidak hanya dipandang dari benda, harta, materi, dan jabatan semata.

Lalu, apa yang harus dilakukan ketika usaha yang sudah kita lakukan belum bisa membuahkan hasil yang sukses?

Dalam buku Salman Rusydie dijelaskan bahwa ada beberapa langkah yang harus kita lakukan, antara lain:

Gambar 1. Evaluasi (Dok. pribadi)
Gambar 1. Evaluasi (Dok. pribadi)

Ini langkah pertama kali yang harus dilakukan. Jangan terburu-buru menyalahkan diri sendiri sebelum mengetahui dengan pasti letak kesalahan dan kekurangan. Menyalahkan diri sendiri sebagai bentuk kekecewaan karena kegagalan hanya membuat pikiran kita makin terpuruk, pikiran akan menjadi buntu, beban masalah akan bertambah semakin berat dan akhirnya kita akan terhanyut dalam keputusasaan.

Islam sendiri mengajarkan pentingnya evaluasi atau yang dikenal dengan istilah hisab. Kata Nabi, "Haasibuu qabla an tuhaasabuu" artinya "Evaluasilah dirimu sendiri sebelum kamu mengevaluasi orang lain". 

Maka saat kita merasakan kegagalan, sebaiknya kita cek kembali apakah kegagalan itu terjadi karena kita salah membuat perencanaan atau kurang disiplin dalam me-manage waktu atau kita tidak mau mendengarkan saran positif yang sudah diberikan orang lain atau mungkin kekurangan lain yang belum sempat kita perbaiki

  • Jangan malu belajar pada orang lain yang telah meraih kesuksesan
    Gambar 2. Jangan malu belajar pada orang lain (Dok. pribadi)
    Gambar 2. Jangan malu belajar pada orang lain (Dok. pribadi)

Sering kali kita masih dikuasai oleh sikap gengsi saat mengutarakan kekurangan kita kepada orang lain. Jika kita bersikap terbuka, kemungkinan besar orang lain pun dengan suka rela akan bersedia membimbing kita.

Biasanya, kita hanya ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa kita lebih hebat, lebih unggul, lebih pintar, lebih mampu mengatasi masalah. Karena ego kita sudah mengatakan demikian, maka dapat dipastikan ketika kita mengalami masalah, kita akan sulit berbagi dengan orang lain. Perlu disadari bahwa seseorang itu tidak akan sukses hanya dengan dirinya sendiri pasti perlu melibatkan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  • Mengubah cara pandang

Gambar 3. Mengubah cara pandang (Dok. pribadi)
Gambar 3. Mengubah cara pandang (Dok. pribadi)

Gagal untuk menuju kesuksesan itu bukan berarti akhir dari segalanya. Kegagalan merupakan jeda yang memberikan kesempatan kepada kita untuk menarik napas sejenak, dan memikirkan kesalahan apa yang sudah kita lakukan. Jika kita sulit untuk mengakui kesalahan dan kekurangan diri sendiri, maka jalan keluarnya adalah kita berdiskusi dengan orang lain.

Ketika kita berdiskusi dengan orang lain, kemungkinan kita akan menyadari kekurangan yang terdapat pada diri kita. Oleh karena itu, jangan merasa bahwa kegagalan adalah akhir dari segalanya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, dan kita biasanya butuh sedikit kesempatan untuk melengkapi waktu yang tertunda itu, yaitu dengan bekerja keras, semangat, tidak mudah putus asa, dan lain sebagainya.

  • Jangan mengkambinghitamkan takdir

Gambar 4. Jangan mengkambinghitamkan takdir (Dok. pribadi)
Gambar 4. Jangan mengkambinghitamkan takdir (Dok. pribadi)

Ini adalah hal yang paling sering kita lakukan. Saat kita mengalami kegagalan, kita langsung menganggapnya sebagai sebuah takdir yang mau tidak mau harus kita terima. Seakan-akan kita tahu dengan pasti seperti apa kehendak Tuhan. Padahal bisa saja saat kita gagal, Tuhan sebenarnya ingin menguji seberapa besar kesungguhan dan keseriusan kita dalam berupaya.

Oleh karena itu, kuncinya adalah janganlah kita berputus asa. Kalau dengan satu kegagalan saja kita langsung berputus asa, maka sama saja kita membunuh harapan-harapan sendiri. Dalam berusaha, orang mungkin memutuskan seratus kali kegagalan. Awalnya, kegagalan itu memang terasa menyakitkan. Tetapi, justru kegagalan itulah yang membuat kita lebih banyak belajar. Sehingga pada saat kita sukses nanti, kita akan mampu memahami bagaimana cara menghindari kesalahan-kesalahan itu.

"Jangan tergesa-gesa mengaitkan kegagalan kita dengan takdir Tuhan. Tidak ada yang tahu, mungkin saja kegagalan kita saat ini adalah gerbang pertama untuk memasuki dan meraih puncak kesuksesan"


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun