Terhenyak dengan pemberitaan yang ada di salah satu saluran televisi mengenai perburuan ikan Hiu yang semakin marak di lautan Indonesia. Isu ini memang santer diberitakan beberapa bulan terakhir. Bahkan yang terakhir terjadi adalah adanya penangkapan usaha penyelundupan sebanyak 40 kg sirip ikan Hiu di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Mengapa sirip ikan hiu bisa semenarik ini untuk diburu?
Mitos yang beredar di kalangan penikmat seafood satu ini antara lain, dengan mengkonsumsi sirip ikan hiu dapat menambah stamina dan kecantikan (awet muda) karena kandungan protein dan kolagen yang 'katanya' banyak terdapat di bagian sirip ikan Hiu. Mitos ini yang membuat para penikmat sirip ikan Hiu semakin menggilai mengkonsumsi sirip ikan hiu.
Namun, berbagai penelitian yang dilakukan terhadap kandungan sirip ikan Hiu menunjukkan hal yang sebaliknya. Ikan Hiu adalah salah satu hewan langka dan predator dalam rantai makanan paling atas di lautan, sedangkan dengan keadaan lautan sekarang ini yang kerap tercemari dengan logam berat, semakin memberikan alasan bahwa Ikan Hiu sangat mudah tercemari dengan logam berat yang ada di lautan karena posisinya sebagai predator dalam rantai makanan. Dengan hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan mengkonsumsi daging atau dalam kasus ini sirip ikan Hiu justru berbahaya bagi kesehatan karena indikasi tercemar oleh logam berat dan zat kimi lainnya seperti merkuri sangat besar peluangnya.
Selain dari sisi kandungan sirip ikan Hiu sendiri, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketika pengolahan sirip ikan Hiu dari ketika penyajian dari pedagang dalam keadaan mentah hingga proses pemasakannya. Sekarang ini agar semakin menarik pembeli, sirip ikan Hiu kerapkali ditambahi dengan zat kimia bernama H202 (Hydrogen Peroksida) yang fungsi aslinya sebagai senyawa desinfektan yang sangat kuat, pemutih, hingga bahan bakar roket. Sangat tidak ramah bagi tubuh manusia bukan?
Lalu dalam proses penyajiannya menjadi hidangan, sirip ikan Hiu haruslah dimasak dalam suhu yang panas dan waktu yang cukup lama hingga daging yang ada pada sirip ikan Hiu empuk, sedangkan dengan proses pemasakan yang sedemikian itu membuat protein dan kolagen yang digadang-gadangkan akan semakin mudah hilang. Jika memang memburu protein dan kolagen yang tinggi, para pakar kuliner dan gizi lebih menyarankan untuk mengkonsumsi sup ceker ayam karena kandungan kolagen dalam ceker ayam lebih tinggi dibandingkan dengan sirip ikan Hiu.
Dalam kasus ini, mitos lebih dipercayai ketimbang fakta yang telah disajikan melalui berbagai penelitian. Permintaan sirip ikan Hiu baik dari dalam dan luar negeri masih tetap tinggi. Nilai ekonomi sirip ikan Hiu ini tidak main-main, di Indonesia sendiri harga sirip ikan Hiu mulai dari 1-3 juta rupiah per paketnya (tergantung ukuran sirip). Melihat status Indonesia sebagai negara berkembang dan kebutuhan yang semakin banyak, ditambah lagi dengan luasnya lautan Indonesia membuat Nelayan menganggap sirip ikan Hiu adalah income yang sangat menjanjikan. Bahkan Indonesia menempati peringkat pertama sebagai penghasil sirip ikan Hiu saat ini.
Nelayan Indonesia pun semakin brutal dengan tidak memilah serta memilih ikan Hiu yang ditangkap, tidak hanya ikan Hiu dewasa yang menjadi sasaran, anakan pun ditangkap demi memenuhi permintaan pasar. Jika kejadian ini terjadi terus-menerus, maka seorang pakar kelautan memberikan hitungan kasarnya dalam waktu sepuluh tahun maka ikan Hiu bisa punah dari lautan Indonesia.
Edukasi adalah hal yang paling mendasar dalam kasus ini, edukasi kepada nelayan, edukasi bagi penikmat sirip ikan Hiu dan edukasi kepada masyarakat yang mengetahui eksploitasi ikan Hiu ini. Memang bukan perkara yang mudah untuk memberikan edukasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam hal yang menggiurkan ini, tapi paling tidak kesadaran mengenai betapa pentingnya ikan Hiu dalam ekosistem laut meningkat bagi masyarakat Indonesia. Tentunya program edukasi ini diimbangi dengan adanya ketetapan dari Pemerintah mengenai pidana yang berat bagi pelaku dan juga penikmat 'barang langka' ini. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi yang menjaga mereka tetap lestari di lautan Indonesia?
[caption caption="Perburuan ikan Hiu yang semakin marak di laut Indonesia"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H