Mohon tunggu...
Putri RizkaCitaningati
Putri RizkaCitaningati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Future Islamic Economists

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Digital Currency dan Inflasi

18 Mei 2022   12:32 Diperbarui: 18 Mei 2022   15:26 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai salah satu bentu mata uang digital, cryptocurrency memiliki sensivitas terhadap inflasi yang berlangsung di suatu negara. Salah satunya contohnya adalah pada tahun 2021 lalu nilai Bitcoin mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat inflasi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. 

Hal ini terjadi bersamaan dengan harga barang di pasar yang semakin tinggi. Walaupun dinilai dapat menjadi suatu bentuk investasi yang menjanjikan, namun fluktuasi nilai dolar AS sangat berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan nilai Bitcoin. 

Dengan demikian, Bitcoin kemudian tidak dapat sepenuhnya diandalkan sebagai mata uang sehari-hari oleh masyarakat. Volatilitasnya yang sangat tinggi dan beresiko, agaknya sulit untuk dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat.

Walau demikian, cryptocurrency tetap dinilai sebagai salah satu solusi investasi dalam saat terjadi inflasi. Seperti Bitcoin yang pada dasarnya adalah aset deflasi, menjadi alasan kenapa saat ini warga negara dengan mata uang fiat yang tidak stabil semakin menggunakannya sebagai penyimpan nilai untuk melindungi dari hiperinflasi dan kenaikan biaya barang dan jasa sehari-hari. 

Tidak seperti fiat, cryptocurrency tidak dapat dimanipulasi pada tingkat yang sama dengan mengubah suku bunga dan meningkatkan pencetakan uang.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa mata uang digital seperti cryptocurrency ternyata juga memiliki pengaruh sebab-akibat apabila terjadi inflasi yang terlalu tinggi dan/atau rendah. Sebagai seorang investor lebih baik tidak bertindak gegabah dengan menyimpulkan bahwa cryptocurrency dapat menjadi hedgings selayaknya investor emas pada jaman dahulu. 

Hal tersebut dipandang karena regulasi dari digital currency, termasuk cryptocurrency yang belum di resmikan baik secara nasional maupun internasional. 

Oleh karena itu diharapkan berlangsungnya G20 dengan tema SpringTech 2022 ini dapat memberikan solusi terhadap keberadaan digital currency serta pengembangannya sebagai instrumen dalam menetapkan kebijakan inflasi suatu negara, khususnya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun