Mohon tunggu...
Putri Rima Jauhari
Putri Rima Jauhari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

banyak jalan menuju roma

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalaman Belajar Sosiologi

11 November 2014   02:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:08 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman saya belajar sosiologi di SMA.Hal baru yang saya pelajari di SMA.Dari awal saya belajar sosiologi sampai saat ini,sudah cukup banyak yang saya pelajari.Dengan di iringi kurikulum 2013 yang luar biasa itu+ cara ngajar guru saya yang seperti dosen,saya merasa seperti mhasiswa dadakan.hahaha.

Sudah cukup banyak tugas-tugas yang di berikan oleh guru saya.Ada beberapa tugas yang sampai saat ini saya gak ngerti,salah satunya adalah tugas membuat buku harian.Saya gak paham apa kaitannya sosiologi dengan buku harian.Tapi yang pasti itu bermanfaat untuk saya yang kurang bisa percaya dengan orang lain untuk di ajak cerita tentang masalah-masalh pribadi saya.Ada juga tugas menghitung pelanggaran yang di lakukan oleh siswa/siswi di sekolah yang saya tempati dengan metode kuantitatif.Agak gila ya menurut saya untuk memeriksa kurang lebih 109 motor dan melihat pelanggaran apa saja yang telah di buat.biarpun tugasnya agak aneh-aneh setelah saya fikir-fikir dengan adanya tugas yang anti-mainstream yg di berikan dan adanya ancaman-ancaman yang mengerikan bagi yang tidak mengerjakan tugasnya,ternyata cukup efektif sebagai metode belajar masa kini.

Di era teknologi yang sedang berkembang pesat,guru saya masih tetap konsisten dengan tugas"tulis tangan".Meneliti sebuah artikel dan memberikan alasan yang berlembar-lembar.Di saat tugas dari guru-guru lain sudah menggunakan kecanggihan microsoft word,guru saya yang satu ini masih tetap ngotot tulis tangan.Salutlah,secara tidak langsung sebenarnya guru saya ingin mengajarkan bahwa hidup ini tidak mudah,butuh kerja keras,perjuangan dan otak yang cerdas.Jangan sampai kehebatan teknologi mengalahkan kecerdasan otak manusia dan membuat manusia jadi barang rongsok yang nyampah di dunia yang udah banyak sampah masyarakatnya.

Dari tadi saya banyak menceritakan tentang guru saya dari pada "teori apa yg sudah saya pelajari".Sekarang saya akan menceritakan tentang guru sosiologi saya yang bernama bapak Wahyu munanto,atau yang lebih akrab  di sapa dengan sebutan pak Wajenk.Kesan pertama yang saat saya bertemu dengan pak Wahyu adalah dia seorang perokok berat,pendiam,ga ada lucu-lucunya dan sangar abis coy!gak ada muka-mukanya kalo anak sosiologi. tapi nyatanya orangnya lucu dan ramah,punya banyak ide-ide keren yang gak kepikiran sama orang lain.Dia juga guru yang memotivasi muridnya agak tidak terjerumus dengan hal-hal mistis yang tidak rasional dan mengajakan berfikir yang lebih cerdas sesuai dengan fakta-fakta yang telah di buktikan dengan teori yang sudah ada.selain itu pak Wahyu  juga memotivasi muridnya agar masuk universitas negri yang keren.Dengan bahasa yang berat dan ulangannya yang berat juga,kami di tuntut untuk mencari tau apa yang dia jelaskan dan bagaimana cara kita merealisasikan di kehidupan kita sendiri.Sesaat saya berfikir da ingin bilang"udah sana jadi dosen aja pak,ngajar anak SMA udah kaya mahasiswa" tapi setelah di fikir-fikir saya ternyata cukup beruntung bisa belajar sosiologi dengan guru yg unik dan mungkin harus di lestarikan kali ya,hahaha...

sekian pengalaman belajar sosiologi saya,maaf jika banyak kata-kata saya yang tidak berkenan di hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun