Mohon tunggu...
Putri Rahmadhani
Putri Rahmadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional yang memiliki tugas untuk menulis artikel kebudayaan minangkabau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Estetika dan Fungsi Silek Bagi Masyarakat Minangkabau

9 Desember 2021   09:37 Diperbarui: 9 Desember 2021   09:46 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dengan beragam jenis kebudayaan lokal di masing-masing daerah. Dengan adanya kebudayaan ini maka terbentuk sebuah identitas untuk daerah tersebut. Budaya lokal menurut Koenjaraningrat memiliki pengertian yang berkaitan langsung dengan daerah. Budaya lokal meliputi berbagai kebiasaan dan nilai bersama yang dianut masyarakat tertentu. Salah satu kebudayaan lokal yang menjadi identitas dari Sumatera Barat ialah kebudayaan silat atau disebut juga oleh orang Minang yaitu silek. Kebudayaan silek merupakan warisan turun temurun yang telah menjadi kebiasaan masyarakat suku Minang yang fungsinya untuk beladiri. Dalam silek Minangkabau terdapat beberapa gaya yang diantaranya: silek kumango, silek Pauh, silek lintau, silek Gadang, Gunuang, Luncur, Calau, Harimau Campo, Toboh, Ulu Tareh, Kuntau, Sacabiak Kain, Sakayu Basah.

Kebudayaan silek di masyarakat minangkabau dahulunya memang mewajibkan untuk para pemudanya dapat mempelajari ilmu silek itu sendiri. Para pemuda minang dapat mempelajari ilmu silek dengan mendatangi surau-surau (musala). Di sana, nantiknya mereka akan berguru dengan para guru yang pandai dalam bersilek yang ada di surau.

Umumnya, silek di Minangkabau disesuaikan dengan nama daerah atau tempat aliran silek itu berkembang, seperti Silek Kumango, Silek Lintau, Silek Sungai Patai, Silek Pangian, Silek Sitaralak, Silek Sugiridiek, Silek Luncua, Silek Koto Anau, Silek Sungai Pagu, Silek Sunua, Silek Pasisia, Silek Bayang, Silek Paninjauan, Silek Pauh, dan Silek Gunuang. Adapun nama aliran silek yang diambil dari alam adalah Silek Unggan, Silek Gayuang Salacuik, Silek Jantan dan Batino, Silek Balam, Silek Harimau, Silek Rantau, Silek Ulu Ambek, Silek Alang, Silek Sacabiak Kapan, Silek Natal Gajah Dorong, Silek Lamo Alif, Silek Buah Tarok, Silek Buayo Lalok, Silek Ilau ( Djamal, 2001:12).

Dalam masyarakat Minangkabau, silek mempunyai dua peranan. Pertama, silek sebagai seni bela diri dan dinamakan silek. Kedua, silek sebagai permainan yang dinamakan pancak. Pancak merupakan tangga atau satu tahapan awal dalam mempelajari silek. Para pasilek disebut dengan pandeka (pendekar), sedangkan pemain pancak disebut dengan anak sasian atau anak silek karena umumnya yang mempelajari pancak adalah remaja dan anak-anak. Seorang pandeka mempunyai etika, musuah indak dicari, jikok basuo pantang diilakkan yang artinya musuh tidak dicari kalau bertemu pantang dielakkan.

Fungsi silek mulai mengalami pengecilan makna ketika hanya dimaknai sebagai seni bela diri atau hanya memandang nilai estetikanya saja. Sedangkan, hakekatnya ketika mempelajari silek juga ditanamkan nilai-nilai karakter, yang mana akan membahas mengenai ekonomi, sosial dan lainnya. Selain fungsi tersebut, silek dahulunya juga memiliki fungsiuntuk menjalin silahturahmi antar pemuda dan orang tua di daerah setempat. Sehingga, seharusnya silek tetap eksis dikalangan pemuda minang untuk mempertahankan estetika kebudayaan minangkabau dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi

Agung, Nugroho.2010. Pembelajaran dan Manajemen Pencak Silat. Yogyakarta: FIK-UNY.

Saleh, M. 2012. Pencak Silat. Bandung: IKIP.

Adimiharja, K. 2008, Dinamika Budaya Lokal. Bandung: LP3IS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun