Mohon tunggu...
Putri Raudhatus Syifa
Putri Raudhatus Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa psikologi, universitas malikussaleh

aku mahasiswi yang sedang hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Fatherless: Kekahwatiran Dalam Rumah Tangga

11 November 2024   16:04 Diperbarui: 11 November 2024   16:23 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena fatherless sepertinya sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia sendiri. Berdasarkan data dari UNICEF pada tahun 2021, terdapat 20,9% anak Indonesia tumbuh tanpa peran ayah. Fatherless merupakan sebuah fenomena yang dimana sosok ayah yang merupakan kepala rumah tangga tidak bertanggung jawab penuh pada keluarganya. Fatherless juga dapat diartikan sebagai ketidak hadiranya sosok ayah dalam perkembangan anak baik secara fisik maupun secara piskis.

Peran ayah bagi kehidupan setiap anak merupakan sebuah role mode yaitu sebuah tolak ukur dalam menilai perilaku seseorang dalam kehidupan mereka. Untuk anak perempuan sendiri dengan adanya figure ayah dapat membantu mereka meiliki gambaran seperti apa sosok pasangan yang cocok bagi mereka. Dalam psikologis sendiri, apabila kurangnya peran seorang ayah dalam kehidupan mereka akan membuat anak mengalami kontrol emosi yang kurang baik, dan kurangnya kemampuan bersosialisasi dalam masyarakat. Mereka juga akan merasakan perasaan kurang dicintai dan dihargai, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.

Dalam bersosialisasi, anak-anak yang mengalami fatherless sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya maupun dengan lingkungannya. Hal ini bisa saja terjadi karena seorang anak merasa tidak memiliki seseorang yang dapat menjadi panutan dalam bekerja, bertanggung jawab terhadap sesuatu, dan juga kurangnya kedisiplinan dalam kehidupan mereka. pastinya ini akan berdampak pada prestasi akademik mereka dan masa depan (Anesti & Abdullah, 2024).

Ada banyak faktor atau fenomena yang menyebabkan anak mengalami fatherless. Seperti tingkat perceraian yang tinggi, migrasi pekerjaan, dan juga ketidakmampuan ayah untuk berperan aktif dalam pengasuhan merupakan salah faktor yang menyebabkan adanya fenomena fatherless ini. Di Indonesia sendiri masih banyaknya keluarga yang membebankan pengasuhan seorang anak di tangan ibu-nya. Hal ini menyebabkan fenomena fatherless meningkat. Oleh karena itu, untuk mengatsi masalah fatherless ini kita sebagai masyarakat harus sudah mulai menyadari pentingnya sosok seorang ayah dalam pengasuhan dan perkembangan anak-anak. Perlu adanya program pendidikan dan kampanye yang menekankan pentingnya seorang ayah dalam kehidupan anak. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah kemauan dari seorang ayah yang menginginkan keharmonisan keluarganya.

Jadi, pentingkah sosok ayah menurut mu?

Sumber:

Anesti, Y., & Abdullah, M, N, A. Fenomena Fatherless: Penyebab dan Konsekuensi terhadap Anak dan Keluarga. WISSEN : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. 2(2). 200-206.

Hadi, F, H., Hastuti, E., & Marthalena, D. (2024). Dampak Fatherless Terhadap Kecerdasan Sosial dan Emosional: Penelitian Eksporatif Pada Anak Perempuan. Adaptasi : Jurnal Sosial Humaniora dan Keagamaan. 1 (1). 54-66.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun