Mohon tunggu...
Putri Rahmawati
Putri Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

SDGs dan Mahasiswa sebagai Agent of Change Demi Wujudkan Indonesia Sejajar dengan Negara Maju

23 Maret 2022   16:57 Diperbarui: 23 Maret 2022   17:37 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SDGs atau Sustainable Development Goals merupakan gagasan atau rencana aksi global yang telah disepakati oleh para pemimpin dunia untuk mengakhiri kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kerusakan lingkungan. Gagasan SDGs berfokus pada keberlangsungan hidup umat manusia dan lingkungan di masa depan. SDGs berisi 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.

Tujuh belas target tersebut, antara lain menghapus kemiskinan; mengakhiri kelaparan; kesehatan yang baik dan kesejahteraan; pendidikan bermutu; kesetaraan gender; akses air bersih dan sanitasi; energi bersih dan terjangkau; pekerjaan layak dan kebutuhan ekonomi; infrastruktur; industri dan inovasi; mengurangi ketimpangan; kota dan komunitas yang berkelanjutan; konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; penanganan perubahan iklim; menjaga ekosistem laut; menjaga ekosistem darat; perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat; dan kemitraan untuk mencapai tujuan.

Semua tujuan dan target tersebut nantinya akan meningkatkan keuntungan dengan tidak merusak alam dan tetap memperhatikan kesejahteraan sosial. Gagasan SDGs ini merupakan lanjutan dari suksesnya MDGs atau Millenium Development Goals yang telah berakhir tahun 2015. Harapannya kesuksesan MDGs dapat menjadi awal yang baik untuk menyambut rencana SDGs yang mempunyai prinsip pembangunan “No One Will Left Behind”.

Saat ini SDGs sudah menjadi isu yang penting dan menjadi salah satu topik yang sering diperbincangkan, baik dalam ranah nasional maupun internasional. Isu ini juga menjadi salah satu jembatan agar negara berkembang  dapat bersaing dengan negara-negara maju. Banyak subjek yang bisa menjadi pendukung terwujudnya tujuan SDGs, salah satunya adalah mahasiswa. Mahasiswa memiliki peran penting untuk mencapai beberapa point dari 17 point yang ada dalam SDGs.

Beberapa point yang bisa mahasiswa wujudkan, antara lain menjadi bagian untuk mendukung pendidikan yang bermutu, menciptakan kesetaraan gender, dan penanganan perubahan iklim. Beberapa point tersebut, apabila bisa dieksekusi dengan baik, potensi Indonesia untuk bisa sejajar dengan negara maju dapat terwujud.

Poin pertama, yaitu pendidikan yang bermutu. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinu (terus menerus sepanjang hayat) ke arah membina manusia atau anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya (Sofyan Sauri, 2008). Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran dan dari buruknya akhlak dan keimanan (Dedy Mulyasana, 2015).

Pendidikan yang bermutu tidak hanya diciptakan oleh lembaga penyelenggara pendidikan, tetapi juga didukung oleh sumber daya manusia yang menjadi objek pendidikan. Mahasiswa sebagai objek dalam pendidikan di perguruan tinggi memiliki peran untuk mendukung penyelenggara pendidikan mencapai predikat pendidikan yang bermutu dengan berkontribusi melalui capaian prestasi yang baik.

Mahasiswa dapat melakukan penelitian, membuat kajian-kajian ilmiah, menciptakan berbagai inovasi yang bermanfaat, dan pengembangan minat bakat. Mahasiswa juga bisa berkontribusi lewat pengawasan isu-isu sosial, baik regional maupun nasional. Selain itu, mahasiswa juga dapat berkontribusi langsung ke masyarakat lewat program Kuliah Kerja Nyata dan Kampus Merdeka.

Selain itu, mahasiswa juga dapat turut serta dalam pengenalan Indonesia ke negara luar melalui student exchange, kompetisi mahasiswa tingkat internasional, dan mahasiswa yang berkuliah di luar negeri. Pendidikan bermutu juga didukung oleh lulusan mahasiswa keguruan yang nantinya dapat terjun langsung untuk memberikan manfaat pendidikan kepada masyarakat.

Selanjutnya adalah kesetaraan gender. Mahasiswa sebagai generasi open minded saat ini sudah banyak terlibat dalam isu-isu kesetaraan gender, mulai dari pengentasan kasus pelecehan seksual, peningkatan frekuensi perempuan dalam berbagai forum, sampai pada pembentukan pola pikir untuk menyetarakan laki-laki dan perempuan. Dalam organisasi kemahasiswaan juga saat ini sudah dibuka pintu lebar-lebar untuk perempuan bisa bersaing menjadi pemimpin. Mahasiswa juga sering turut dalam pengawalan isu-isu kesetaraan gender, contohnya pada perdebatan pengesahan RUU PKS.

Yang ketiga adalah penanganan perubahan iklim. Perubahan iklim saat ini menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian khusus bagi banyak negara. Berbagai pihak menyatakan bahwa pengaruh manusia (anthropogenik) terhadap perubahan ikIim adalah sesuatu yang tidak terhindarkan (Ati Harmoni, 2005). Dampak adanya perubahan iklim saat ini tidak hanya menyerang alam secara fisik, tetapi juga sudah menyerang manusia sebagai makhluk yang hidup di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun