Mohon tunggu...
Putri Qanitah
Putri Qanitah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Sejarah Bencana

6 Desember 2023   22:39 Diperbarui: 8 Desember 2024   06:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Dampak Psikososial Paska Bencana dan Fase-fase Dampak Bencana yang Dikaitkan Dengan Peninggalan Sejarah Pada Museum

Bencana alam berpotensi menimbulkan kerusakan fisik dan korban jiwa yang sangat besar, namun dampak psikososialnya juga dapat sangat menghancurkan. Pasca bencana, individu dan komunitas mungkin mengalami berbagai tantangan psikologis dan sosial yang dapat berdampak jangka panjang. Esai ini akan mengeksplorasi dampak psikologis dan sosial dari bencana alam, serta strategi untuk mengatasi dampak tersebut dalam proses pemulihan pascabencana. Bencana alam dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan terhadap individu dan masyarakat. 

Salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum dialami setelah bencana adalah gangguan stres pascatrauma (PTSD), yang dapat mencakup gejala seperti kilas balik, mimpi buruk, dan perilaku menghindar. Depresi dan kecemasan juga lazim terjadi, ketika individu berjuang untuk mengatasi kehilangan rumah, harta benda, dan orang yang dicintai. Kesedihan dan kehilangan juga merupakan masalah besar, dan para penyintas sering kali mengalami perasaan bersalah dan penyesalan. Isolasi sosial dan kehancuran komunitas dapat semakin memperburuk permasalahan ini, karena individu kesulitan mendapatkan dukungan dan koneksi setelah terjadinya bencana.

Selain dampak psikologis, bencana alam juga dapat menimbulkan dampak sosial yang cukup besar. Pengungsian dan relokasi merupakan hal biasa, karena individu terpaksa mengungsi dari rumah mereka dan mencari perlindungan di tempat lain. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya komunitas dan jaringan dukungan sosial, yang dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental dan kesejahteraan. Hilangnya mata pencaharian dan ketidakamanan ekonomi juga merupakan permasalahan utama, seiring dengan rusaknya atau hancurnya infrastruktur dan bisnis. Keterbatasan pada sistem layanan kesehatan dan layanan darurat dapat semakin memperburuk masalah ini, karena individu kesulitan mengakses layanan dan sumber daya yang mereka perlukan.

Untuk mengatasi dampak psikososial bencana alam, penting untuk memprioritaskan identifikasi dan intervensi dini terhadap masalah kesehatan mental. Hal ini dapat mencakup penyediaan akses terhadap layanan konseling dan dukungan, serta memasukkan pertimbangan kesehatan mental ke dalam rencana tanggap bencana dan pemulihan. Program dukungan psikososial berbasis komunitas juga bisa efektif karena memberikan ruang bagi individu untuk terhubung dengan orang lain dan berbagi pengalaman. Selain itu, memasukkan pertimbangan kesehatan mental dan psikososial ke dalam respons bencana dan rencana pemulihan dapat membantu memastikan bahwa individu dan masyarakat menerima dukungan yang mereka perlukan untuk pulih dan membangun kembali setelah bencana.

Bencana alam dapat menimbulkan dampak psikososial yang signifikan terhadap individu dan masyarakat. Dengan memprioritaskan identifikasi dan intervensi dini terhadap masalah kesehatan mental, menyediakan program dukungan psikososial berbasis komunitas, dan memasukkan pertimbangan kesehatan mental dan psikososial ke dalam rencana tanggap bencana dan pemulihan, kita dapat mengatasi dampak-dampak ini dan mendukung individu dan komunitas dalam jangka panjang proses pemulihan.

Peninggalan sejarah di museum tidak hanya berupa artefak berharga tetapi juga simbol warisan budaya. Namun bencana seperti gempa bumi, banjir, tsunami, kebakaran, dan peperangan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada peninggalan tersebut. 

Dampak dari bencana tersebut tidak hanya berupa kerusakan fisik, namun juga trauma psikologis yang dialami pengunjung museum. Bencana dapat memberikan dampak yang besar terhadap pengunjung museum, termasuk trauma psikologis, tekanan emosional, dan kecemasan. Misalnya, pengunjung yang menyaksikan perusakan peninggalan sejarah bisa saja mengalami keterkejutan, kesedihan, dan rasa kehilangan. Selain itu, pengunjung yang memiliki hubungan pribadi dengan relik tertentu mungkin mengalami dampak emosional yang lebih signifikan. Mekanisme penanggulangan dan sistem pendukung, seperti layanan konseling, dapat membantu pengunjung yang terkena dampak pulih dari trauma.

  • Tsunami Aceh: Belajar Sejarah Dalam Persiapan Untuk Yang Akan Datang

Sejarah adalah guru terbaik yang dapat kita miliki. Melalui mempelajari peristiwa masa lalu, kita dapat belajar dari kesalahan dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk masa depan. Salah satu peristiwa bersejarah yang patut dipelajari adalah Sunami Aceh pada tahun 2004.

Tsunami Aceh terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di provinsi Aceh, Indonesia. Gempa bumi dahsyat dengan kekuatan 9,1 skala Richter menyebabkan gelombang raksasa menerjang pantai dan mengakibatkan kerusakan yang tak terbayangkan. Lebih dari 230.000 orang tewas atau hilang dalam bencana ini.

Mempelajari Sunami Aceh memberikan kita wawasan tentang pentingnya persiapan dan mitigasi bencana. Banyak faktor yang berkontribusi pada tingginya jumlah korban dalam tragedi ini, termasuk kurangnya sistem peringatan dini dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda bahaya sunami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun