Stres memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental dan fisik seseorang, terutama jika berlangsung dalam jangka panjang. Secara mental, stres dapat memicu berbagai gangguan seperti kecemasan, depresi, hingga burnout. Ketika seseorang mengalami stres kronis, sistem sarafnya terus-menerus berada dalam mode "fight or flight," yang memengaruhi suasana hati, kemampuan berkonsentrasi, serta kestabilan emosional. Hal ini dapat mengganggu produktivitas, interaksi sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Selain berdampak pada kesehatan mental, stres juga memiliki efek fisik yang serius. Tubuh yang terus-menerus berada di bawah tekanan akan mengalami gangguan pada berbagai sistem, seperti sistem kekebalan tubuh, pencernaan, dan kardiovaskular. Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, dan gangguan tidur. Gejala fisik lain yang umum terjadi termasuk sakit kepala, kelelahan kronis, serta gangguan pencernaan seperti maag atau sindrom iritasi usus.
Untuk mengurangi dampak negatif stres, penting untuk mengembangkan mekanisme yang sehat. Aktivitas seperti olahraga, meditasi, atau meluangkan waktu untuk bersantai bisa membantu menurunkan tingkat stres. Psikologi juga berperan dalam membantu individu mengelola stres melalui terapi, yang bertujuan mengubah pola pikir negatif dan membantu individu mengatasi tekanan hidup secara lebih efektif. Dengan manajemen stres yang baik, seseorang dapat menjaga kesehatan mental dan fisik, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H