Mohon tunggu...
Putri Octaviani
Putri Octaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Nama : Putri Octaviani NIM : 46121120031 Mata Kuliah : Kewirausahaan I Dosen : Prof. Dr. Apollo, Ak., M.Si Fakultas : Psikologi Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K3__ Rencana Bisnis The Balanced Scorecard

26 Maret 2023   03:50 Diperbarui: 26 Maret 2023   04:01 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ANALISIS BISNIS MINI MARKET DIKAITKAN DENGAN KERANGKA THE BALANCED SCORECARD:   ROBERT S. KAPLAN. DAVID P. NORTON
 
PENDAHULUAN
Bisnis mini market merupakan salah satu jenis bisnis retail yang semakin berkembang dan populer di Indonesia. Namun, untuk mempertahankan bisnis ini agar tetap sukses dan berkelanjutan, perlu dilakukan analisis bisnis yang komprehensif. Salah satu kerangka analisis bisnis yang dapat digunakan adalah The Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton.
The Balanced Scorecard merupakan sebuah konsep manajemen strategis yang menekankan pentingnya pengukuran dan manajemen kinerja yang seimbang dari berbagai aspek bisnis, seperti keuangan, pelanggan, proses internal, dan sumber daya manusia. Dalam konteks bisnis mini market, implementasi kerangka The Balanced Scorecard dapat membantu pemilik bisnis untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan jelas mengenai kinerja bisnis mereka dari berbagai aspek yang relevan.
Melalui kerangka The Balanced Scorecard, pemilik bisnis mini market dapat menetapkan beberapa indikator kinerja yang relevan, seperti:
1. Keuangan: indikator yang berkaitan dengan performa keuangan bisnis, seperti pendapatan, profit margin, return on investment (ROI), dan cash flow.
2. Pelanggan: indikator yang berkaitan dengan kepuasan dan loyalitas pelanggan, seperti customer satisfaction index (CSI), customer retention rate, dan average transaction value (ATV).
3. Proses internal: indikator yang berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas operasional bisnis, seperti lead time, order fulfillment accuracy, dan inventory turnover rate.
4. Sumber daya manusia: indikator yang berkaitan dengan kinerja dan pengembangan sumber daya manusia, seperti employee turnover rate, training hours per employee, dan employee satisfaction index.
Dengan menetapkan indikator kinerja yang tepat dan terukur, pemilik bisnis mini market dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka. Selain itu, implementasi kerangka The Balanced Scorecard dapat membantu pemilik bisnis untuk memperoleh visi yang lebih jelas mengenai tujuan jangka panjang dan strategi bisnis mereka, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dan akurat.
PEMBAHASAN

A. Analisis Keuangan
Dalam bisnis mini market, keuangan merupakan salah satu aspek kritis yang perlu diperhatikan. Untuk memastikan bisnis mini market tetap berkelanjutan dan sukses, perlu dilakukan analisis keuangan yang komprehensif. Dalam hal ini, kerangka The Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan analisis keuangan.
Dalam kerangka The Balanced Scorecard, keuangan dianggap sebagai salah satu dari empat perspektif utama yang harus diukur dan dikelola secara seimbang. Ada beberapa indikator keuangan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis bisnis mini market dalam konteks kerangka The Balanced Scorecard, seperti:
1. Pendapatan: Pendapatan merupakan indikator kinerja keuangan yang paling dasar dalam bisnis mini market. Pendapatan dapat dihitung berdasarkan total penjualan produk selama periode tertentu.
2. Profitabilitas: Profitabilitas merupakan indikator kinerja keuangan yang menunjukkan kemampuan bisnis mini market dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas dapat diukur berdasarkan profit margin, return on investment (ROI), atau return on assets (ROA).
3. Arus kas: Arus kas merupakan indikator kinerja keuangan yang menunjukkan kesehatan keuangan bisnis mini market dalam jangka pendek. Arus kas dapat dihitung berdasarkan jumlah uang masuk dan keluar dari bisnis selama periode tertentu.
4. Pertumbuhan: Pertumbuhan merupakan indikator kinerja keuangan yang menunjukkan kemampuan bisnis mini market untuk berkembang dan memperluas pasar. Pertumbuhan dapat diukur berdasarkan peningkatan pendapatan atau penambahan toko baru.
Dengan menggunakan kerangka The Balanced Scorecard, pemilik bisnis mini market dapat menetapkan target kinerja yang spesifik dan memantau kinerja keuangan bisnis mereka secara teratur. Melalui analisis keuangan yang terus-menerus, pemilik bisnis dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan performa keuangan bisnis mereka. Selain itu, dengan mengetahui performa keuangan bisnis secara detail, pemilik bisnis juga dapat membuat keputusan strategis yang lebih baik dan memaksimalkan profitabilitas bisnis mereka.
B. Analisis Pelanggan
Pelanggan adalah faktor kunci dalam keberhasilan bisnis mini market. Oleh karena itu, analisis pelanggan sangat penting dalam konteks kerangka The Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Dalam kerangka ini, pelanggan dianggap sebagai salah satu dari empat perspektif utama yang harus diukur dan dikelola secara seimbang. Ada beberapa indikator pelanggan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis bisnis mini market dalam konteks kerangka The Balanced Scorecard, seperti:
1. Kepuasan pelanggan: Kepuasan pelanggan merupakan indikator kinerja pelanggan yang paling penting. Kepuasan pelanggan dapat diukur melalui survei atau feedback yang diberikan oleh pelanggan.
2. Loyalitas pelanggan: Loyalitas pelanggan merupakan indikator kinerja pelanggan yang menunjukkan seberapa sering pelanggan kembali ke toko mini market dan membeli produk. Loyalitas pelanggan dapat diukur melalui tingkat retensi pelanggan dan jumlah produk yang dibeli oleh pelanggan secara berulang.
3. Segmen pelanggan: Segmen pelanggan merupakan indikator kinerja pelanggan yang menunjukkan perbedaan karakteristik dan kebutuhan antara pelanggan yang berbeda. Segmen pelanggan dapat diidentifikasi berdasarkan data demografi, perilaku pembelian, atau preferensi produk.
4. Pengembangan pelanggan: Pengembangan pelanggan merupakan indikator kinerja pelanggan yang menunjukkan kemampuan bisnis mini market untuk menarik pelanggan baru dan meningkatkan penjualan. Pengembangan pelanggan dapat diukur melalui jumlah pelanggan baru dan peningkatan pendapatan dari pelanggan baru.
Dengan menggunakan kerangka The Balanced Scorecard, pemilik bisnis mini market dapat menetapkan target kinerja pelanggan yang spesifik dan memantau kinerja bisnis mereka secara teratur. Melalui analisis pelanggan yang terus-menerus, pemilik bisnis dapat mengidentifikasi preferensi dan kebutuhan pelanggan yang berbeda dan mengambil tindakan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Selain itu, pemilik bisnis juga dapat memperluas segmen pelanggan dengan memahami preferensi dan kebutuhan pelanggan yang berbeda dan menyesuaikan produk dan layanan yang ditawarkan. Dengan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan serta memperluas segmen pelanggan, bisnis mini market dapat meningkatkan pendapatan dan profitabilitas mereka secara signifikan.
C. Analisis Proses Internal
Proses internal adalah faktor kunci lainnya dalam keberhasilan bisnis mini market. Dalam kerangka The Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton, proses internal dianggap sebagai salah satu dari empat perspektif utama yang harus diukur dan dikelola secara seimbang. Ada beberapa indikator proses internal yang dapat digunakan untuk melakukan analisis bisnis mini market dalam konteks kerangka The Balanced Scorecard, seperti:
1. Efisiensi operasional: Efisiensi operasional adalah indikator kinerja proses internal yang menunjukkan seberapa efisien bisnis mini market dalam mengelola inventaris, merencanakan pembelian, dan mengatur jadwal staf. Efisiensi operasional dapat diukur melalui tingkat pengurangan biaya, waktu proses, atau kinerja proses.
2. Kualitas produk: Kualitas produk adalah indikator kinerja proses internal yang menunjukkan seberapa baik bisnis mini market dalam mengelola produk dan memastikan kualitas produk yang dijual. Kualitas produk dapat diukur melalui tingkat pengembalian produk, tingkat keluhan pelanggan, atau skor kepuasan pelanggan terkait dengan kualitas produk.
3. Inovasi produk: Inovasi produk adalah indikator kinerja proses internal yang menunjukkan seberapa sering bisnis mini market mengembangkan produk baru dan menyesuaikan produk yang ada dengan permintaan pelanggan. Inovasi produk dapat diukur melalui jumlah produk baru yang diluncurkan atau tingkat adopsi produk baru oleh pelanggan.
4. Kepatuhan terhadap regulasi: Kepatuhan terhadap regulasi adalah indikator kinerja proses internal yang menunjukkan seberapa baik bisnis mini market mematuhi regulasi pemerintah dan kebijakan internal yang ditetapkan. Kepatuhan terhadap regulasi dapat diukur melalui tingkat kepatuhan terhadap regulasi pemerintah, tingkat kepatuhan terhadap kebijakan internal, atau jumlah pelanggaran yang terjadi.
 
D. Analisis Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor kunci dalam keberhasilan bisnis mini market. Oleh karena itu, analisis SDM sangat penting dalam konteks kerangka The Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Dalam kerangka ini, SDM dianggap sebagai salah satu dari empat perspektif utama yang harus diukur dan dikelola secara seimbang. Ada beberapa indikator SDM yang dapat digunakan untuk melakukan analisis bisnis mini market dalam konteks kerangka The Balanced Scorecard, seperti:
1. Keterampilan dan kemampuan karyawan: Keterampilan dan kemampuan karyawan adalah indikator kinerja SDM yang menunjukkan seberapa baik karyawan dapat melakukan tugas-tugas mereka. Keterampilan dan kemampuan karyawan dapat diukur melalui pelatihan, sertifikasi, dan pengalaman kerja.
2. Kinerja karyawan: Kinerja karyawan adalah indikator kinerja SDM yang menunjukkan seberapa baik karyawan dapat mencapai tujuan bisnis mini market. Kinerja karyawan dapat diukur melalui evaluasi kinerja karyawan dan pengukuran produktivitas.
3. Kepemimpinan dan pengembangan karyawan: Kepemimpinan dan pengembangan karyawan adalah indikator kinerja SDM yang menunjukkan seberapa baik bisnis mini market dapat memimpin dan mengembangkan karyawan mereka. Kepemimpinan dan pengembangan karyawan dapat diukur melalui program pelatihan dan pengembangan karyawan, serta evaluasi kepuasan karyawan.
4. Kesejahteraan karyawan: Kesejahteraan karyawan adalah indikator kinerja SDM yang menunjukkan seberapa baik bisnis mini market dapat memenuhi kebutuhan karyawan mereka. Kesejahteraan karyawan dapat diukur melalui program kesejahteraan karyawan, seperti tunjangan kesehatan, program keseimbangan kerja-hidup, dan lingkungan kerja yang aman.
Dengan menggunakan kerangka The Balanced Scorecard, pemilik bisnis mini market dapat menetapkan target kinerja SDM yang spesifik dan memantau kinerja bisnis mereka secara teratur. Melalui analisis SDM yang terus-menerus, pemilik bisnis dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam tim mereka dan mengambil tindakan untuk meningkatkan keterampilan, kinerja, kepemimpinan, dan kesejahteraan karyawan. Dengan meningkatkan kinerja SDM, bisnis mini market dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi mereka, serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Hal ini pada akhirnya akan berdampak positif pada kepuasan pelanggan dan profitabilitas bisnis mini market.
PENUTUP
Dalam penutup, dapat disimpulkan bahwa kerangka The Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton dapat digunakan untuk melakukan analisis bisnis mini market secara holistik. Kerangka ini mengukur kinerja bisnis mini market melalui empat perspektif utama, yaitu keuangan, pelanggan, proses internal, dan sumber daya manusia (SDM). Dengan mengukur kinerja dari semua perspektif ini, pemilik bisnis mini market dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang keberhasilan bisnis mereka.
Analisis keuangan dapat membantu bisnis mini market dalam mengukur profitabilitas, mengendalikan biaya, dan mengelola aset mereka dengan lebih baik. Analisis pelanggan dapat membantu bisnis mini market dalam mengukur kepuasan pelanggan dan meningkatkan kualitas produk dan layanan. Analisis proses internal dapat membantu bisnis mini market dalam mengukur efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka. Analisis SDM dapat membantu bisnis mini market dalam mengukur keterampilan dan kemampuan karyawan, kinerja karyawan, kepemimpinan dan pengembangan karyawan, serta kesejahteraan karyawan.
Dengan melakukan analisis secara terus-menerus melalui kerangka The Balanced Scorecard, pemilik bisnis mini market dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka. Hal ini dapat membantu bisnis mini market dalam mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang mereka, serta meningkatkan kepuasan pelanggan dan profitabilitas bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1992). The balanced scorecard--measures that drive performance. Harvard Business Review, 70(1), 71-79.
Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). Using the balanced scorecard as a strategic management system. Harvard Business Review, 74(1), 75-85.
Arora, R., & Sharma, M. K. (2018). The Balanced Scorecard: A review. Journal of Business and Management Research, 7(1), 1-6.
Hoque, Z. (2014). 20 years of studies on the Balanced Scorecard: Trends, accomplishments, gaps and opportunities for future research. The British Accounting Review, 46(1), 33-59.
Ittner, C. D., & Larcker, D. F. (2003). Coming up short on nonfinancial performance measurement. Harvard Business Review, 81(11), 88-95.
Ali, M., & Shokat, A. (2015). The role of the Balanced Scorecard in strategic management. Journal of Management and Research, 2(2), 26-35.
Jiang, J. J., Klein, G., & Chen, H. G. (2018). The impact of the Balanced Scorecard on strategic performance measurement systems. Journal of Accounting and Public Policy, 37(2), 75-94.
Krajnc, D., & Glavi, P. (2005). The Balanced Scorecard as a strategic management tool. Journal of Intelligent Manufacturing, 16(4-5), 427-439.
Malmi, T., & Brown, D. A. (2008). Management control systems as a package---Opportunities, challenges and research directions. Management Accounting Research, 19(4), 287-300.
Niven, P. R. (2002). Balanced Scorecard step-by-step: maximizing performance and maintaining results. John Wiley & Sons.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun