Realitas  bahwa  hukum  pidana  adat merupakan  sarana  penyeimbang  atas kegoncangan  dalam  masyarakat  akibat pelanggaran   delik,   berfungsi   untuk menjaga harmoni, penyelesaian konflik, menjaga  solidaritas  masyarakat,  sebagai  refleksi  cita  moral,  agama dan susila masyarakat dan sifatnya yang tidak "prae  existence". Tujuan  utama penyelesaian terhadap pelanggaran tindak  pidana  Adat  bukan  bertumpu pada   pandangan retributive   (pembalasan);  akan  tetapi  sebagai  sarana penyelesaian  konflik,  menjaga  kondisi harmoni  di  antara  anggota  masyarakat, dan mempertahankan solidaritas.
Pelembagaan   hukum   pidana adat melalui  jalur  peradilan,  menggunakan "pintu"  masuk  melalui  UU  No.  1  Drt/ 1951,  di  samping  itu  melalui  jalur legislasi   atau   perundang-undangan. Pelembagaan   hukum   pidana   adat dalam   kasanah   kehidupan   hukum pidana   nasional   juga   muncul   dari kegiatan-kegiatan  yang  bersifat  ilmiah dan akademis (keilmuan). Dalam pembentukan   sistem   hukum   pidana nasional   yang   mengedepankan   azas keadilan,  nilai-nilai  yang  hidup  dalam masyarakat   termasuk   hukum   adat pidana yang selama ini diakui keberadaannya   telah   diserap   dalam konsep rancangan KUHP.
Hendaknya  terhadap  pengadilan  adat dan   hukum   adat   yang   hidup   dalam masyarakat indonesia mesti di pertahankan eksistensinya   dan   dijaga   kewibawaanya sehingga  penerapannya  didalam  kehidupan masyarakat indonesia dapat berjalan langgeng  dan  tidak  terkikis  seiring  dengan perubahan zaman. Agar  terciptanya  masyarakat  adat  yang menghormati  KUHP  dan  juga  hukum  adat mereka   sendiri   sehingga   tidak   terjadi kesimpangsiuran  antara  peraturan  pidana adat dan hukuk pidana. Hukum adat adalah aturan  tidak  tertulis  yang  hidup  dalam masyarakat indonesia dan akan tetap hidup dalam selama masyarakat masih memenuhi hukum  adat  yang  telah  diwariskan  kepada mereka.   Oleh   karena   itu   keberadaan hukum  adat  dan  kedudukannya  dalam  tata hukum   nasional   tidak   dapat   pungkiri walaupum  hukum  adat  tidak  tertulis  dan berdasarkan  asas  legalitas   adalah  hukum yang tidak sah, Hukum adat akan selalu ada dan hidup didalam masyarkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H