Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menjadi narasumber dalam acara kuliah umum daring bagi 89 mahasiswa peserta Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GERILYA ACADEMY. Pada kesempatan tersebut, ia menyoroti strategi pemerintah dalam upaya mendorong pencapaian Net Zero Emission tahun 2060.
Sekretaris Jenderal KementerianDadan membuka diskusi dengan memaparkan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan yang amat rentan terhadap perubahan iklim. Ia menekankan bahwa perubahan iklim tidak hanya menjadi tantangan lingkungan, tetapi juga berdampak pada risiko bencana hidrometeorologi yang sangat signifikan di Indonesia, yang mencapai 80% dari total bencana yang terjadi.
"Perubahan iklim bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Diperlukan upaya konsisten dan berkelanjutan, dan saat ini, pemerintah telah memulainya," ujarnya, menggarisbawahi pentingnya langkah awal dalam menghadapi tantangan ini.
Dalam konteks ini, Dadan menyoroti bahwa kebijakan dan program dekarbonisasi sangat penting untuk mengatasi dampak ekonomi dan sosial dari perubahan iklim. Namun, ia juga menekankan bahwa penanganan masalah ini memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak.
Dadan menegaskan bahwa anak muda Indonesia termasuk mahasiswa GERILYA ACADEMY memiliki peran penting dalam menerima dan mengatasi dampak perubahan iklim di masa depan. Mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada penanganan perubahan iklim.
Kejadian-kejadian ekstrem seperti kenaikan permukaan air laut, kebakaran, banjir, dan peningkatan suhu sudah menjadi bukti nyata dari perubahan iklim di Indonesia. Dadan menekankan bahwa perubahan iklim dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk energi, pertanian, dan lainnya.
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah, tetapi saat ini masih didominasi oleh energi fosil. Dadan menekankan perlunya mempercepat transisi menuju energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi yang tersedia.
Dalam upaya mencapai target Net Zero Emission, Dadan menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan komitmen yang kuat, termasuk kesepakatan penting dalam forum internasional seperti COP 27 dan KTT G20. Inisiatif-inisiatif seperti Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Asia Zero Emissions Community (AZEC) menunjukkan dukungan global terhadap upaya Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.
Dalam diskusi, mahasiswa GERILYA ACADEMY mengajukan pertanyaan kritis terkait dengan target dan mitigasi dari transisi energi. Dadan menekankan bahwa transisi ini memerlukan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, dan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam membagikan pengalaman mereka di lapangan.
GERILYA ACADEMY, yang diinisiasi oleh Kementerian ESDM, merupakan platform penting untuk melibatkan generasi muda dalam pembangunan energi bersih. Program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan transisi energi.
Mahasiswa GERILYA ACADEMY dipersiapkan dengan pembekalan dasar terkait EBTKE dari berbagai aspek, serta akan diberi bimbingan teknis dan pelatihan sebelum terjun langsung ke perusahaan EBT untuk melaksanakan Team Based Project.