Mohon tunggu...
Annisa Putri Nurdin
Annisa Putri Nurdin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Publik Speaking dan Personal Branding Sebagai Bekal Menjadi Bankers

9 Desember 2023   22:09 Diperbarui: 12 Desember 2023   20:20 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Materi 1

Akad-akad dalam perbankan syariah menunjukkan betapa pentingnya prinsip-prinsip etika, keadilan, dan kepatuhan untuk setiap transaksi keuangan yang dilakukan dalam kerangka syariah. Pertama ada akad mudharabah, yaitu kolaborasi antara shahibul maal (pihak yang menyediakan modal) dan mudharib (pihak yang mengelola modal). Kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pihak yang menyediakan modal, tetapi keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan awal. Kedua, akad Murabahah adalah transaksi jual-beli antara bank dan klien dengan penambahan margin keuntungan yang telah disepakati. Ketiga, akad ijarah adalah kontrak sewa yang memungkinkan bank, sebagai pemilik aset, menyewakan aset kepada nasabah untuk jangka waktu tertentu dengan pembayaran sewa yang disepakati. Keempat, akad musyarakah adalah kolaborasi antara dua atau lebih orang yang menyumbangkan modal untuk mendirikan bisnis. Kelima, akad wakalah adalah kontrak yang memungkinkan seorang (wakil) untuk melakukan transaksi atas nama orang lain (mandator). 

Kesimpulan dari semua perjanjian perbankan syariah adalah pentingnya prinsip keadilan, transparansi, kejujuran, dan keberlanjutan dalam setiap transaksi keuangan. Untuk menjamin integritas dan kesuksesan dalam bisnis perbankan syariah, pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip syariah, komitmen untuk mematuhi perjanjian, dan manajemen risiko yang efektif sangat penting. Perbankan syariah dapat terus berkembang dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip ini dan berkontribusi positif dalam memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai etika dan syariah Islam.

Materi 2

Public speaking adalah seni berbicara di depan umum untuk menyampaikan pesan, menginspirasi, memotivasi, atau memberi tahu orang lain. Ketika mereka harus berbicara di depan umum, kebanyakan orang mungkin merasa takut atau cemas. Bahkan pembicara yang terampil dapat mengalami gugup ini. Namun, rasa gugup ini dapat dikendalikan dan bahkan diubah menjadi energi positif yang meningkatkan penampilan.

Penggunaan bahasa tubuh yang tepat saat berbicara di depan umum juga sangat penting. Gerakan tangan, postur tubuh, kontak mata, dan ekspresi wajah dapat membantu menyampaikan pesan dengan lebih kuat dan meyakinkan. Menarik perhatian dan mempertahankan minat audiens sangat dipengaruhi oleh suara yang jelas, volume yang tepat, dan penekanan kata-kata yang relevan.

Public speaking sangat memengaruhi banyak bidang kehidupan. Di dunia kerja, kemampuan berbicara yang baik dapat membantu seseorang maju dalam karier mereka, memperluas jaringan sosial, dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Di sisi lain, di dunia pribadi, kemampuan berbicara yang baik dapat membantu seseorang menjadi lebih percaya diri, menyampaikan ide-ide dengan lebih baik, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan orang lain. Jadi, public speaking bukan hanya keterampilan; itu juga adalah alat yang sangat kuat untuk menginspirasi, menggerakkan, dan memengaruhi orang lain. Siapa pun yang memiliki latihan dan dedikasi dapat menjadi seorang pembicara yang berpengaruh dan mampu menyampaikan pesan dengan jelas, menarik, dan mempengaruhi audiens mereka.

Materi 3

Personal branding adalah proses yang mengarah pada pemahaman diri yang lebih baik, pembentukan citra pribadi yang kuat, dan upaya terencana untuk membedakan diri dari orang lain di masyarakat. Ini melibatkan membangun dan mempertahankan reputasi dan kesan yang diinginkan. Untuk memulai personal branding, introspeksi diri adalah langkah pertama. Ini melibatkan mempelajari minat, nilai, tujuan, keahlian, dan karakteristik unik seseorang. Seseorang dapat membangun citra pribadi yang autentik dan sesuai dengan kepribadian mereka dengan memahami elemen-elemen ini. Konsistensi adalah kunci dalam personal branding. Ini mencakup penonjolan fitur unik yang membedakan individu dari yang lain, penggunaan pesan yang sama, dan gaya visual yang sama. Selain itu, konten yang dibagikan secara teratur meningkatkan citra pribadi seseorang di mata public.

Untuk membangun personal branding, platform online seperti LinkedIn, Instagram, Twitter, dan situs web pribadi dapat menjadi alat yang sangat berguna. Dengan menggunakan platform-platform ini secara efektif, seseorang dapat mengelola citra pribadi mereka, memperluas jangkauan audiens mereka, dan meningkatkan pengaruh mereka di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun