Mohon tunggu...
Putri Nur Azizah
Putri Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang membaca hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Stop Jadi People Pleaser!

29 Mei 2024   14:30 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:56 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Salah satunya adalah seseorang dengan perasaan selalu ingin menyenangkan orang lain. Fenomena tersebut disebut dengan istilah people pleaser. Istilah people pleaser ini sering kali disebut sebut apalagi dalam kalangan anak muda. 

Menyenangkan orang lain adalah suatu hal yang mulia. Akan tetapi, people pleaser ini berbeda dengan kepribadian yang baik. Sebenarnya menyenangkan orang lain itu sesuatu yang baik, namun jika berlebihan apalagi jika sampai mengorbankan diri sendiri itu tidak baik. Karena akan berdampak pada dirinya sendiri dan menjadi suatu permasalahan yang serius. Maka dari itu kita harus sadar untuk stop jadi people pleaser.

Banyak orang merasakan menjadi people pleaser. Seseorang yang mengalami people pleaser akan sulit untuk mengatakan tidak. People pleaser dapat merugikan bagi diri seseorang itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan dengan selalu mengikuti apa yang orang lain inginkan atau katakan, maka seorang people pleaser akan lebih banyak memendam keinginan atau pendapat mereka sendiri. 

Kemudian dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental karena dia tidak bisa mengungkapkan emosi-emosi yang ada dalam dirinya. Terkadang seseorang yang mengalami people pleaser akan sering menyalahkan diri sendiri karena sudah menjadi orang yang selalu menyenangkan orang lain tanpa memikirkan bagaimana dengan dirinya sendiri. Hal tersebut tidak baik bagi kesehatan mental seseorang.

Misal dalam hal berpendapat, menghargai dan menghormati pendapat orang lain adalah suatu sikap yang baik. Hal tersebut harus diterapkan kepada sesama makhluk ciptaan Allah. Namun, setiap orang berhak untuk mengatakan tidak atau bebas berpendapat, tentunya dengan tetap menghormati dan menghargai orang lain agar tidak menyakiti siapapun. Setiap orang bisa mengutarakan pendapat sesuai dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan, namun tetap sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Menghentikan diri menjadi people pleaser dapat dimulai dari diri sendiri. Misalnya dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku dan komunikasi asertif. Menurut saya, penerapan perilaku dan komunikasi asertif adalah salah satu cara yang efektif untuk stop jadi people pleaser. Asertif sendiri adalah kemampuan seseorang mengekspresikan emosi, mempertahankan kebenaran dan mempertahankan interaksi dengan orang lain, yang dilakukan secara jujur, bertanggung jawab dan bebas dari rasa cemas. 

Misalkan dalam hal ajakan untuk sesuatu yang kurang sesuai dengan keinginan, maka harus berani menolak ajakan tersebut tentunya dengan cara yang baik tanpa menyakiti perasaan orang lain tersebut. Dalam pendekatan behaviorisme terdapat latihan asertif. Pada latihan tersebut akan dijelaskan bagaimana perilaku dan komunikasi asertif yang dapat diterapkan. 

Latihan asertif dalam pendekatan behaviorisme mempunyai asumsi bahwa semua orang berhak untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan keyakinan mereka. Selain itu, setiap orang juga berhak untuk bersikap dalam melaksanakan suatu hal tanpa ragu namun tidak menyakiti perasaan orang lain.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun