Mohon tunggu...
Putri Nur Asyifa
Putri Nur Asyifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM F0224002 Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik, dan Hukum Universitas Sulawesi Barat - Senjainisme -

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diplomasi Soft Power

27 November 2024   21:16 Diperbarui: 27 November 2024   21:21 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Diplomasi merupakan suatu upaya mengedepankan kepentingan suatu negara melalui negosiasi atau dengan cara-cara damai dalam berhubungan dengan negara lain.Seperti yang kita ketahui bahwa ada beberapa fungsi dari diplomasi yang pertama adalah representing(perwakilan) artinya bahwa diplomasi itu adalah suatu bentuk perwakilan dari suatu negara kepada negara yang lain. Kemudian diplomasi juga memiliki fungsi protecting atau melindungi,apa yang dilindungi yang dilindungi tentu saja kepentingan nasional dan juga warga negara yang berada di kawasan Negara yang lain,kemudian ada fungsi negotiation atau negosiasi yang dimaksud bahwa diplomasi itu bagaimana kita bernegosiasiuntuk memperjuangkan kepentingan suatu negara.Lalu ada fungsi reporting atau pelaporan tentang bagaimana konsep untuk melakukan interaksi dan bagaimana kondisi-kondisi di negara yang lain dan sebagainya sehingga fungsi reporting ini untuk mengetahui bagaimanakita akan melakukan kerjasama atau tidak. Dan yang terakhir adalah fungsi promoting atau promosi dengan adanya diplomasi,negara kita bisa menjadi lebih dikenal di negara lain dan juga di kalangan masyarakat internasional.

Nah salah satu diplomasi yang akan kita bahas adalah Diplomasi Soft Power.Diplomasi soft power merupakan suatu pendekatan dalam hubungan internasional yang mengandalkan pengaruh budaya, nilai, dan kebijakan untuk mencapai tujuan politik dan diplomatik, tanpa menggunakan kekuatan militer atau paksaan. Berbeda dengan diplomasihard power yang mengandalkan kekuatan militer dan ekonomi untuk memaksa negara laintunduk pada kehendaknya, soft power bekerja dengan cara menarik dan memengaruhi

negara lain melalui daya tarik. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Joseph Nye, seorang ilmuwan politik Amerika, pada tahun 1990-an, dan telah menjadi topik yang semakin relevan dalam era globalisasi dan ketergantungan antar negara.Soft power didasarkan pada prinsip bahwa pengaruh dapat diperoleh melalui daya tarik, bukan paksaan. Negara yang memiliki soft power yang kuat mampu menarik negara lain untuk bekerja sama dengannya karena mereka memiliki budaya, nilai, dan ideologi yang menarikdan menguntungkan.

Soft power didasarkan pada tiga bagian utama yakni:

Yang pertama Budaya:Budaya meliputi inii seni, musik, film, makanan, dan aspek budaya lainnya yang dapat menarik minat dan perhatian orang di negara lain. Budaya yang menarikdapat membangun rasa simpati dan kekaguman, membuka jalan bagi dialog dan kerja sama. Contohnya, budaya pop Korea Selatan, seperti K-pop dan drama Korea, telah berhasil menarik perhatian dan penggemar di seluruh dunia, meningkatkan citra dan popularitas negara tersebut.

Yang kedua,Nilai:Nilai-nilai yang dianut oleh suatu negara, seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan, dapat menjadi sumber daya soft power. Ketika negara-negara lainmelihat nilai-nilai tersebut dipraktikkan secara konsisten dan efektif, mereka mungkin terdorong untuk mencontohnya atau bekerja sama dengan negara tersebut. Contohnya : Amerika Serikat telah lama menggunakan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan sebagai alatsoft power, meskipun implementasinya dalam praktik terkadang dipertanyakan.

Yang ketiga,Kebijakan: Kebijakan luar negeri yang dianggap adil, transparan, dan bermanfaat bagi negara lain dapat meningkatkan daya tarik dan kredibilitas suatu negara.Misalnya, program bantuan pembangunan yang fokus pada pemberdayaan masyarakat, pendidikan, dan kesehatan dapat membangun reputasi positif dan meningkatkan pengaruhsuatu negara di mata negara penerima bantuan.

Diplomasi Soft Power dapat di wujudkan dengan berbagai cara seperti. Diplomasi Pendidikan: Ini melibatkan upaya untuk memperluas akses pendidikan bagi warganegara asing, serta memberikan beasiswa dan program pertukaran pelajar. Pendidikan menjadi alat soft power yang efektif karena dapat membangun hubungan jangka panjang dan memperkuat pemahaman antar negara. Contohnya, program Erasmus Mundus yang ditawarkan oleh Uni Eropa memungkinkan mahasiswa dari berbagai negara untuk belajar diuniversitas di Eropa, membangun pemahaman dan jaringan antar negara.

Diplomasi Ekonomi: Ini melibatkan upaya untuk mempromosikan investasi dan perdagangandengan negara lain, serta memberikan bantuan pembangunan. Investasi dan perdagangan yang saling menguntungkan dapat membangun hubungan ekonomi yang kuat danmeningkatkan pengaruh suatu negara. Contohnya, China telah menggunakan investasi dinegara-negara berkembang sebagai alat soft power, membangun infrastruktur danmeningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun