Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% (2022) menjadi 12% yang akan berlaku pada tahun 2025 memberi dampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia, termasuk bagi generasi sandwich. Dalam situasi ini, generasi sandwich yang sudah terbebani oleh kebutuhan hidup orang tua dan anak-anaknya harus menghadapi tantangan keuangan lebih berat. Meskipun barang kebutuhan pokok tetap aman, kenaikan PPN pada barang dan jasa non-esensial akan membebani pengeluaran mereka.
Apa itu Generasi Sandwich?
Generasi sandwich merujuk pada kelompok masyarakat yang terjebak antara dua beban finansial besar, yaitu merawat orang tua yang sudah lanjut usia atau tidak bekerja lagi, serta mendukung kebutuhan hidup anak-anaknya. Biasanya, mereka adalah pekerja atau individu berusia produktif yang memiliki penghasilan terbatas. Kehadiran generasi sandwich semakin meningkat, terlebih dengan adanya faktor-faktor ekonomi seperti inflasi, kenaikan harga barang, dan beban hidup yang semakin tinggi.
Menurut survei dari AIA Financial tahun 2023, sebanyak 37% masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori generasi sandwich. Angka ini menunjukkan bahwa fenomena ini bukan hanya masalah individu, melainkan tantangan struktural yang melibatkan banyak keluarga di Indonesia.
Kenaikan PPN: Dampak Terhadap Keuangan Rumah Tangga Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa. Kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% akan memberikan dampak langsung terhadap harga barang dan jasa yang dikenakan pajak tersebut, terutama barang mewah dan layanan non-esensial. Bagi sebagian masyarakat, perubahan ini mungkin tidak terasa signifikan, namun bagi generasi sandwich yang sudah memiliki beban finansial besar, dampaknya bisa cukup berat.
Mengutip laporan CELIOS (Center of Economic and Law Studies), kenaikan PPN diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran rumah tangga sebesar rata-rata 3-5%. Walaupun kebutuhan pokok seperti sembako, pendidikan, dan layanan kesehatan tidak akan dikenakan PPN, barang-barang lain yang lebih mahal atau tidak esensial akan mengalami kenaikan harga. Dampak ini tentunya bisa memperburuk kondisi keuangan generasi sandwich yang sudah terkendala oleh berbagai tanggungan.
Potensi Ketergantungan pada Pinjaman Online
Selain kenaikan PPN, generasi sandwich juga semakin rentan terhadap utang, terutama dengan mudahnya akses terhadap pinjaman online. Di saat pengeluaran semakin meningkat, sebagian besar dari mereka mungkin tergoda untuk mencari pinjaman guna menutupi kebutuhan sehari-hari atau bahkan untuk mendukung biaya pendidikan anak-anak mereka. Namun, utang dari pinjaman online sering kali memiliki bunga yang sangat tinggi dan bisa menjadi perangkap finansial yang semakin memperburuk situasi keuangan mereka.
Fenomena pinjaman online (pinjol) semakin marak dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2024, jumlah pengguna pinjol meningkat sebesar 25% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai transaksi mencapai Rp260 triliun. Dampak dari jerat pinjol tidak hanya dirasakan dalam aspek ekonomi, tetapi juga mental. Menurut survei yang dilakukan oleh UNICEF Indonesia, sebanyak 43% pengguna pinjol ilegal merasa cemas hingga mengalami stres berat karena tekanan pembayaran yang tidak wajar.
Apakah Kenaikan 1% Berdampak Signifikan?
Meski kenaikan PPN hanya 1%, dampaknya tetap cukup terasa, terutama jika dilihat dari segi jumlah barang dan layanan yang akan dikenakan pajak lebih tinggi. Peningkatan 1% dari tarif PPN ini dapat memengaruhi harga barang-barang yang banyak dikonsumsi oleh kelas menengah dan atas, seperti elektronik, pakaian, dan kendaraan. Sebagian besar pengeluaran rumah tangga akan terpengaruh, meskipun kebutuhan pokok tetap tidak dikenakan PPN.
Dampak kenaikan PPN ini akan lebih terasa pada barang-barang yang terjangkau oleh generasi sandwich, namun harganya terus meningkat. Ketika daya beli masyarakat berkurang, mereka harus cerdas dalam mengelola pengeluaran agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok sambil menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
Upaya yang Dapat Dilakukan oleh Generasi Sandwich
Dalam menghadapi tantangan ekonomi ini, generasi sandwich harus lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Pengelolaan Anggaran yang Cermat
Generasi sandwich perlu memiliki anggaran yang jelas dan mendetail. Membuat perencanaan keuangan dan mengatur prioritas pengeluaran akan membantu mereka mengurangi pemborosan, serta menyisihkan dana untuk kebutuhan mendesak.
2. Menjaga Stabilitas Pendapatan
Mencari sumber pendapatan tambahan atau investasi yang aman dan menguntungkan dapat menjadi cara untuk memperkuat keuangan keluarga. Misalnya, menambah pekerjaan sampingan atau memanfaatkan peluang investasi jangka panjang yang lebih stabil.
3. Hindari Pinjaman Online
Meskipun pinjaman online menawarkan akses cepat ke dana, bunga yang tinggi dan risiko utang yang menumpuk dapat memperburuk situasi keuangan. Oleh karena itu, generasi sandwich perlu mencari alternatif pembiayaan yang lebih aman, seperti memanfaatkan tabungan atau pinjaman dari lembaga keuangan resmi yang lebih transparan dan berbiaya lebih rendah.
4. Memperhatikan Pengeluaran Non-Esensial
Dengan adanya kenaikan PPN pada barang dan jasa non-esensial, generasi sandwich perlu lebih bijaksana dalam membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan. Mengurangi pengeluaran untuk barang mewah dan beralih ke barang yang lebih terjangkau atau kebutuhan dasar akan membantu mereka menekan biaya hidup.
5. Mendukung Kebijakan yang Pro-Rakyat
Keterlibatan dalam kebijakan ekonomi juga penting, seperti mendukung kebijakan pemerintah yang pro-rakyat atau program sosial yang dapat membantu meringankan beban masyarakat, seperti subsidi atau bantuan tunai untuk kelompok yang membutuhkan.
Mengelola Beban di Tengah Kenaikan PPN Peningkatan tarif PPN menjadi 12% meskipun hanya 1% lebih tinggi dari sebelumnya tetap memiliki dampak yang signifikan, terutama bagi generasi sandwich yang sudah memiliki beban finansial yang besar. Bagi mereka, kebijakan ini berpotensi memperburuk kondisi keuangan, meskipun barang-barang kebutuhan pokok tetap aman dari kenaikan pajak. Dengan pengelolaan anggaran yang cermat, menghindari pinjaman online, dan mengurangi pengeluaran non-esensial, generasi sandwich dapat lebih bertahan dalam menghadapi dampak kebijakan ini. Meskipun tantangan ekonomi semakin berat, generasi sandwich tetap memiliki kesempatan untuk beradaptasi dan mengelola keuangan mereka dengan bijaksana untuk mengurangi dampak dari kenaikan PPN dan memastikan keberlanjutan kehidupan yang lebih stabil di masa depan