Mohon tunggu...
Putri Nur Aeni
Putri Nur Aeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Mahasiswi Program Studi Teknologi Sains Data di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Data Science dalam Mewujudkan SGDs: Sebuah Transformasi Era Digital

8 Desember 2024   22:14 Diperbarui: 8 Desember 2024   22:44 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (Sumber: Hasil edit di Canva)

Dalam era digital, data menjadi "minyak baru" yang menggerakkan berbagai sektor kehidupan. Salah satu cabang ilmu yang memainkan peran penting dalam pemanfaatan data adalah Data Science. Data Science adalah ilmu yang menggabungkan matematika, statistik, dan algoritma untuk menganalisis data besar dan menghasilkan wawasan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini memungkinkan analisis mendalam untuk menghasilkan wawasan yang relevan dan solusi inovatif. Dalam konteks global, penerapan Data Science dapat berkontribusi langsung pada pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Data Science dan SDGs: Hubungan yang Erat

SDGs merupakan 17 tujuan global yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet, dan memastikan kesejahteraan global pada tahun 2030 (UNDP, 2022). Data Science menjadi katalisator penting dalam pencapaian ini melalui analisis prediktif, pembelajaran mesin (machine learning), dan visualisasi data yang mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti.


Menurut laporan dari United Nations Global Pulse, data dapat membantu memantau kemajuan SDGs secara real-time. Sebagai contoh, analisis citra satelit dapat digunakan untuk mengukur deforestasi atau perubahan iklim, sementara algoritma machine learning mampu memprediksi kebutuhan pendidikan atau kesehatan di wilayah tertentu.

Kasus Nyata: Aplikasi Data Science untuk SDGs
1. Pengentasan Kemiskinan (SDG 1)
Dalam proyek di India, algoritma machine learning digunakan untuk memetakan daerah termiskin berdasarkan pola konsumsi listrik dan penggunaan layanan telekomunikasi. Hasil ini membantu pemerintah menargetkan bantuan secara lebih efisien.
2. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan (SDG 3)
Pada pandemi COVID-19, analisis data besar (big data) digunakan untuk memetakan penyebaran virus dan mengoptimalkan distribusi vaksin. Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Nature, model prediktif berbasis data mampu menyelamatkan ribuan nyawa dengan memproyeksikan lonjakan kasus di daerah tertentu.
3. Akses Energi Bersih dan Terjangkau (SDG 7)
Perusahaan energi terbarukan menggunakan Data Science untuk mengoptimalkan produksi listrik dari panel surya. Algoritma berbasis cuaca mampu memprediksi efisiensi energi harian, sehingga mendukung transisi energi bersih.

Tantangan yang Menghadang serta Solusi yang Dapat Ditawarkan
Meski potensinya besar, penerapan Data Science juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan data berkualitas tinggi di negara berkembang. Selain itu, persoalan etika seperti privasi data sering menjadi sorotan. Menurut laporan World Economic Forum, sekitar 40% proyek big data gagal karena tidak mematuhi standar etika dalam pengelolaan data.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah dapat diambil:
1. Kolaborasi Multisektoral: Pemerintah, akademisi, dan sektor swasta harus bekerja sama dalam membangun infrastruktur data yang andal.
2. Edukasi dan Pelatihan: Meningkatkan literasi data masyarakat agar teknologi ini dapat dimanfaatkan secara inklusif.
3. Kebijakan Berbasis Data: Regulasi yang ketat namun fleksibel untuk memastikan pengelolaan data yang etis.

Data Science bukan sekadar alat analisis teknis, tetapi juga representasi dari bagaimana kita dapat mengubah pendekatan terhadap masalah sosial dan ekonomi yang lebih kompleks. Dengan memanfaatkan data yang ada, kita bisa mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang perilaku manusia, tren pasar, bahkan krisis yang sedang berlangsung.

Namun, di balik potensi besar ini, kita perlu memperhatikan aspek keadilan dalam penerapan Data Science. Misalnya, meskipun teknologi dapat memberikan solusi yang efisien untuk pengentasan kemiskinan, jika data yang digunakan tidak representatif atau bias, maka bisa berisiko memperburuk ketimpangan sosial. Sebagai contoh, algoritma yang digunakan dalam penentuan penerima bantuan sosial harus memperhitungkan akses yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya yang terlihat lebih mudah dijangkau oleh teknologi.

Untuk memaksimalkan manfaat Data Science dalam pencapaian SDGs, perlu adanya pengembangan kebijakan yang mendukung dan menumbuhkan ekosistem data yang inklusif. Tidak hanya itu, pendidikan dan pelatihan data harus menjadi prioritas agar semakin banyak individu yang memahami dan dapat memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan bersama. Teknologi tidak hanya akan membantu mencapai SDGs, tetapi juga membuka peluang bagi kita untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil. Dengan begitu, kita tidak hanya memanfaatkan data untuk keuntungan ekonomi, tetapi juga untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun