1. Plato
Plato adalah salah satu tokoh filsafat yang paling populer di zaman Yunani Kuno. Ia sangat berperan besar dalam membangun pola pikir barat, dan pemikirannya akan filsafat memberikan dampak yang sangat besar terhadap dunia. Ia dilahirkan pada tahun 427-347 SM di Athena dan keturunan dari keluarga bangsawan. Ayahnya bernama Ariston dan ibunya Periktione. Sejak remaja, ia mengagumi Socrates dan dipengaruhi olehnya. Sebagai seorang filsuf, Plato ahli di banyak bidang terutama matematika. Ia juga seorang pengarang yang dalam menuliskan ide-idenya memutuskan untuk memilih bentuk dialog. Ia membangun sebuah sekolah filsafat bernama 'Akademia', dan bertemu dengan muridnya yang populer yaitu Aritoteles.
Plato merupakan tokoh filsafat yang memiliki sifat rasional dan bijaksana, tetapi benci terhadap demokratis. Dalam pemikirannya, ia lebih cenderung menggunakan akal sebagai akar dari sebuah kepercayaan. Pada masa kemajuannya, ia memiliki karya paling terkenal yang berjudul "Republic", di dalam konsep ini masyarakat ideal ialah masyarakat yang mengetahui dan menyumbangkan bakatnya untuk kebaikan masyarakatnya. Sedangkan konsep kebebasan dan hak individu sangat kecil di dalam konsep republic Plato. Ia wafat pada usia 70 tahun.
Plato mempunyai pemikiran filsafat yang populer yaitu tentang 'Ide'. Ide dalam pemikiran Plato adalah semua yang ada dan menjadi realitas nyata pada dasarnya ada di dalam ide, tidak bergantung pada pemikiran. Sebaliknya, pemikiranlah yang bergantung pada ide-ide, sehingga ide sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran manusia, dan ide-ide itu bersifat nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Berdasarkan pandangannya tentang ide-ide ini, Plato mengemukakan bahwa adanya ide yang bersifat dualisme dunia yaitu dunia jasmani (selalu ada perubahan dan ditangkap oleh indera) dan dunia ideal (tidak ada perubahan dan sifatnya abadi).
Pemikiran Plato yang lain adalah tentang aspek kenegaraan. Menurut Plato, negara ideal meyakini prinsip kebajikan yaitu pengetahuan. Atas dasar itulah, Plato melihat pentingnya lembaga pendidikan bagi kehidupan kenegaraan. Plato menilai bahwa negara yang mengabaikan prinsip kebajikan jauh dari negara yang dicita-citakan manusia, sehingga ia beranggapan bahwa negara ideal bagi manusia adalah negara yang padat kebajikan di dalamnya. Mereka yang mempunyai hak untuk menjadi penguasa hanyalah mereka yang memahami seutuhnya prinsip kebajikan ini.
Plato berpendapat adanya negara karena adanya hubungan timbal balik dan rasa saling memerlukan antara sesama manusia. Manusia berdasarkan kodratnya merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Bagi Plato, negara ideal juga dilandaskan prinsip larangan atas pemilikan pribadi, baik dalam bentuk uang, harta, dan keluarga. Dengan hak atas kepemilikan pribadi ini akan terwujud kecemburuan dan ketimpangan sosial, sehingga membentuk setiap orang bergerak untuk menimbun kekayaan dan milik pribadi tanpa batas.
Dalam kondisi ini, Plato menyampaikan ide tentang hak pemilikan bersama, anti individualisme. Plato memiliki kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosofis. Ia pandai dan mampu menyatukan puisi dan ilmu serta seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan abstrak dapat ia lukiskan dengan gaya bahasa yang indah.
2. Aristoteles
Aristoteles merupakan seorang filsuf besar di zaman Yunani Kuno yang terakhir dan paling berpengaruh. Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, Makedonia. Ayahnya adalah seorang dokter pribadi raja Makedonia yaitu Amyntas II. Ketika berumur 17 atau 18 tahun Aristoteles dibawa ke Athena untuk belajar pada Plato dan menjadi muridnya selama 20 tahun hingga Plato meninggal pada tahun 348/7. Di Akademia, ia membuahkan beberapa karya dan mengajar anggota-anggota Akademia yang lebih muda tentang pelajaran retorika dan logika. Aristoteles menikah dengan Pythias dan menjadi guru dari seorang jenderal populer yaitu Alexander Agung.
Sekitar tahun 342 Aristoteles dipanggil oleh raja Philippos dari Makedonia untuk membiayai pendidikan anaknya yaitu Alexander Agung yang saat itu berusia 13 tahun. Pada tahun 340 Alexander dinobatkan sebagai pejabat raja Makedonia dan empat tahun kemudian ia menggantikan ayahnya sebagai raja Makedonia pada saat usia 19 tahun, kemudian Aristoteles menulis suatu karya bagi Alexander yang disebut Perihal Monarki dan Tentang Pendirian Perantauan. Sepeninggal Plato. Tahun 335 Aristoteles mendirikan sekolah di Athena yang diberi nama Lyceum dan dipelopori selama 12 tahun. Sebagai salah satu pusat penelitian sistematik, capaiannya jauh melewati Akademi.
Aristoteles juga mendirikan perpustakaan pertama dalam sejarah manusia, untuk menyatukan berbagai dokumen dan peta bumi, dan ia juga membuat museum untuk menyatukan semua benda yang memikat perhatian dalam bidang biologi dan zoologi. Pemikiran Aristoteles yaitu tentang filsafat. Bagi Aristoteles, filsafat adalah ilmu atau pengetahuan yang meliputi kebenaran, seperti ilmu metafisika, logika (jalan pikiran atau sistem nalar), filsafat alam (alam semesta atau fisika), psikologi (jiwa manusia), biologi (hayati), etika (kebaikan atau moral), politik dan ekonomi, dan retorika dan poetika.