Penelitian terbaru menunjukkan bahwa komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien memiliki peran yang sangat penting dalam proses penyembuhan. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Sabang  yang diambil dari jurnal yang bejudul "HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD KOTA SABANG" dari Younara Atika S Putri , Amsal Amri Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala menemukan fakta menarik: pasien yang merasa dokter atau perawatnya berkomunikasi dengan baik cenderung lebih puas dengan pelayanan yang mereka terima. Komunikasi yang baik di sini bukan hanya sekedar memberikan informasi tentang penyakit, tetapi juga melibatkan sikap empati, mendengarkan dengan baik, dan membuat pasien merasa nyaman.
Komunikasi terapeutik bukan hanya tugas dokter atau perawat, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai pasien. Kita perlu aktif bertanya, menyampaikan keluhan, dan memberikan umpan balik. Di sisi lain, tenaga kesehatan perlu terus meningkatkan kemampuan komunikasi mereka agar pasien merasa lebih nyaman dan puas. Komunikasi yang baik adalah investasi jangka panjang. Dengan membangun hubungan yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien, kita dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pada akhirnya meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Health Belief Model (HBM) adalah teori psikologi yang digunakan untuk memahami alasan seseorang dalam mengikuti atau menghindari tindakan kesehatan tertentu. HBM terdiri dari beberapa komponen penting, seperti persepsi terhadap ancaman penyakit, keyakinan terhadap manfaat tindakan kesehatan, serta penghalang atau hambatan dalam melakukan tindakan tersebut.
Health Belief Model: Menganalisis Kepuasan Pasien
Pendekatan HBM membantu menjelaskan bagaimana komunikasi terapeutik berdampak pada pengalaman pasien:
1. Pasien yang merasa bahwa penyakit mereka adalah ancaman serius cenderung lebih menghargai informasi dan dukungan dari tenaga kesehatan. Komunikasi terapeutik yang empatik dapat meredakan kecemasan ini dan membuat pasien merasa didengar dan dipahami.
2. Ketika tenaga kesehatan memberikan informasi dengan jelas dan relevan, pasien lebih memahami manfaat dari tindakan medis yang diberikan. Hal ini meningkatkan kepercayaan pasien terhadap layanan yang mereka terima.
3. Ketidaktahuan atau ketidaknyamanan sering menjadi penghalang bagi pasien untuk mengikuti rekomendasi medis. Melalui komunikasi terapeutik, hambatan ini dapat dikurangi dengan memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan mendukung partisipasi aktif pasien.
4. Komunikasi yang baik dapat menjadi pemicu penting bagi pasien untuk mengambil langkah-langkah kesehatan yang diperlukan. Pesan yang jelas, konsisten, dan mendukung membantu pasien merasa yakin untuk mematuhi saran medis.
"Sebuah senyuman dan sapaan hangat bisa menjadi obat yang mujarab bagi jiwa yang sedang sakit. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan kesehatan yang lebih manusiawi dan penuh kasih sayang."
Referensi