Mohon tunggu...
Putri Nidyaningsih
Putri Nidyaningsih Mohon Tunggu... -

lebih dari sekedar hitam dan putih

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bapakku Gasong

27 Agustus 2013   16:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:44 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barang bekas di rumah tak ada yang dibuangnya. Bahkan menemukan barang bekas membuatnya senang. Mungkin memang mengumpulkan barang bekas adalah hobinya. Bahkan mamak pun pernah berkata bapak tuh kayak Gasong yang kerjanya ngumpulin barang bekas.

Entah apa itu tangan gak bisa diam. Dasar bapak gak bisa diam. Tiap sore bapak rajin bersihin got depan rumah. Nyerokin sampahnya yang ada di got. Tak dibayar tak disuruh, itulah bapak. Kadang bapak menemukan sampah barang bekas di got. Banyak yang bapak ambil dari got yang sekiranya menurut bapak itu masih bisa dipakai. Bukan cuma dari got, kadang bapak mengambil barang bekas dari tong sampah umum depan rumah.

Ini sungguh bertolang belakang dengan mamak. Bapak hobi mengumpulkan barang bekas, sedangkan mamak hobi buangin barang-barang yang gak kepakai di rumah. Bapak memang gak bisa diam. Paralon bekas pun diubahnya jadi pot tanaman yang bapak cat warna warni. Rumah kecil kami pun jadi banyak tanaman.

Kami gak punya halaman atau tanah kosong untuk ditanami, tapi bapak memang super kreatif. Bapak pun nanam di pot. Ada cabai, jeruk, sirih, pandan, dan tanaman lainnya yang aku pun tak tau itu bunga apa. Masih ingat betul ketika aku masih kecil. Aku ingin main bulu tangkis, sangat suka main bulu tangkis tapi apa daya tidak uang untuk beli raket eh akhirnya bapak gergaji papan yang dibentuk bulat lucu dan jadilah raket.

Bukan hanya itu saja, bapak juga suka buatkan mainan tradisional dari barang bekas. Telponan2 dari kaleng bekas susu, mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, orang-orangan, rumah dan banyak mainan lainnya. Syukurku punya bapak Gasong, aku lebih menghargai alam. Memanfaatkan barang bekas, menjadikan otak lebih kreatif.

Meski bapak menyebalkan, tapi aku membutuhkannya. Pekerjaan rumah ketrampilan ketika SD dulu menjadi ringan, karena dibantu bapak. Pokoknya pra karya, potong memotong, gergaji, membetulkan alat-alat rusak, cat mengecat, dan praktek fisika alat listrik pun bapak bisa diandalkan.

Jika sekarang banyak muncul komunitas lingkungan yang mengusung gaya hidup hijau Go Green, aku sudah ditularkan oleh bapak sejak kecil, aku sudah melakukannya. Dan aku pun bersyukur masuk kehutanan karena aku bisa merasakan alam dan aku pun jadi tau bagaimana kehidupan bapak dulu di gunung. Kata mamak, bapak itu orang gunung. Bapak telah menularkan kegunungannya padaku dan kakaku.

Bapakku Gasong, Bapakku sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun