Mohon tunggu...
Putri Nidyaningsih
Putri Nidyaningsih Mohon Tunggu... -

lebih dari sekedar hitam dan putih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagiku Mereka Pahlawan

25 September 2013   01:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:26 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bekerja tak kenal waktu katanya agar kaya. Bahkan banyak para pekerja bekerja lembur demi mendapat tambahan atau bonus. Di kota banyak orang beramai-ramai cari lemburan demi uang tambahan. Tapi lain dengan kehidupan disana, di sebuah desa jauh dari keramaian.

Tidak lebih dari 5 orang pawang gajah bersedia pindah jauh dari kawan-kawan pawang seperjuangan lainnya bahkan jauh dari keluarganya. Mereka siap bertugas membantu menangani masalah yang kerap terjadi antara manusia dan satwa

Desa ini terletak di perbatasan Taman Nasional. Masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Banyak juga dari mereka merambah dan membuka hutan, lalu menjadikannya kebun. Hutan, rumah berbagai satwa telah diusik oleh manusia. Sejak saat itu muncullah masalah antara dan gajah.

Seringkali gajah keluar dari hutan dan memasuki ladang dan kebun milik masyarakat. Bukan salah gajah tentunya. Gajah hanya mencari makanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di hutan mungkin sudah mulai menipis persediaan makanannya.

Telinganya yang besar, hidungnya yang panjang, dan badannya yang besar serta kuat itu mampu menempuh jarak belasan kilometer dalam satu malam. Tak heran bila mereka mampu masuk ke pemukiman warga.

Lantas perkelahian antara gajah dan manusia pun terjadi. Banyak memakan korban baik dari pihak manusia dan gajah. Pawang-pawang yang awalnya bekerja di Pusat Pelatihan Gajah diminta untuk membantu menangani masalah tersebut.

Gajah yang sudah jinak dimohon bantuannya untuk memancing gajah liar agar masuk ke dalam hutan kembali. Gajah-gajah liar tersebut digiring dengan bantuan gajah-gajah jinak yang dikendalikan oleh para pawang.

Para pawang ikhlas bekerja siang malam menjaga pemukiman warga. Sangat sering malam hari gajah-gajah liar keluar bersamaan. Bahkan dalam semalam ada mencapai lebih dari 10 ekor gajah liar yang keluar bersamaan dengan lokasi yang menyebar.

Coba saja bayangkan bagaiman repotnya para pawang menggiring gajah-gajah liar tersebut. Bayaran pawang gajah berapa sih. Sepertinya tidak ada uang lembur karena bekerja malam hari. Tidak seperti orang di kota, jika kerja hingga malam di kantor lantas dapat uang tambahan. Para pawang bekerja ikhlas, demi membantu.

Setiap pagi mereka memandikan gajah, menempatkan gajah pada lokasi yang banyak tumbuhan, dan malam harinya mereka siap sedia waspada jika ada gajah liar yang keluar. Ku lihat tak ada wajah keluh. Yah bagiku mereka pahlawan. Lebih dari itu, mereka adalah guruku.

#pesanuntukTuhan: Berikan kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan untuk keluarga mereka, wahai Tuhanku sebagai bonus atas keikhlasan mereka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun