Film animasi Inside Out 2 hasil karya dari Disney Pixar resmi rilis pada 14 Juni 2024 kemarin. Film ini merupakan sekuel dari film pertamanya, Inside Out yang dirilis pada tahun 2015. Mengingat kesuksesan yang besar dari film pertamanya, tentu menjadi pilihan yang tepat bagi Pixar untuk melanjutkan series Inside Out ini, namun apakah perlu waktu selama 9 tahun bagi Pixar untuk memproduksi film Inside Out 2?.
Nyatanya jarak rilis yang jauh antara series Inside Out ini bukan tanpa alasan. Banyak penonton berspekulasi bahwa alasan Pixar menunggu 9 tahun untuk merilis film Inside Out 2 adalah agar penonton dapat dengan nyata merasakan apa yang Riley, si karakter utama rasakan di filmnya, yaitu bertambah dewasa, Dari tahun 2015 hingga tahun 2024 tentunya para penonton Inside Out sudah bertambah dewasa, membuat pemikiran dan perasan tentang bagaimana menghadapi berbagai hal juga berubah. Sama halnya dengan Riley Andersen.
Di film Inside Out 2 ini menceritakan bagaimana Riley tumbuh menjadi seorang remaja yang menghadapi berbagai perubahan besar dalam hidupnya, Dalam prosesnya menyelami perjalanan baru yang lebih liar dikenal sebagai masa puber, Riley ditemani oleh 5 emosi yang sudah dikenalkan dari film pertama, yakni Joy, Sadness, Anger, Fear, dan Disgust. Namun, keadaan tidak terduga terjadi, para kru menerima beberapa tamu baru yang entah darimana datangnya. Tamu-tamu tersebut adalah Anxiety, Envy, Ennui, Embarrassment, dan Nostalgia, emosi baru Riley. Lantas apa sebenarnya emosi-emosi yang ada di pikiran Riley?, dan apa hubungannya dengan masa pubertasnya?. Simak penjelasannya di bawah ini!.
- Joy
- Joy adalah karakter emosi yang bahagia, optimis, dan selalu mengutamakan hal-hal yang menyenangkan. Identik dengan warna kuning, Joy lah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan seseorang. Memori kebahagiaan yang dibentuk bisa berasal dari keluarga, sahabat, ataupun dari hewan peliharaan. Pada dasarnya, untuk menciptakan kebahagiaan adalah hal yang sederhana, akan tetapi seiring berkembangnya usia banyak hal baru terjadi, dan untuk mencapai kebahagiaan memerlukan usaha. Namun, sekeras apapun usaha Joy untuk membuat seseorang bahagia, emosi yang lain juga harus dirasakan, karena tanpa emosi lain, Joy pun tidak akan pernah tercipta.
- Sadness
- Sadness adalah karakter emosi sedih, walau berkebalikan dengan Joy, Sadness berperan sangat penting untuk seseorang bisa memahami kebahagiaan. Kesedihan bukanlah suatu hal yang buruk untuk dimiliki. Sadness lah yang membuat seseorang semakin menghargai setiap memori yang telah lalu, dan Sadness lah yang membuat seseorang semakin dewasa untuk menghadapi hal baru kedepannya. Dengan memberikan seseorang ruang yang aman untuk mengekspresikan emosinya, Sadness menjadi kunci untuk membantu melanjutkan hidup dan menatap masa depan yang baru.
- Anger
- Anger adalah karakter perwujudan kemarahan, kejengkelan, dan frustrasi yang berapi-api. Meskipun Anger terlihat agresif, prioritas utama Anger sebenarnya adalah memastikan bahwa segala sesuatu berjalan adil bagi tuannya, untuk melindungi dari kekecewaan. Anger juga memberikan keberanian dan peluang penyelamatan di saat genting. Walau tetap amarah yang berlebihan juga tidak akan memberikan solusi yang cemerlang.
- Fear
- Fear adalah karakter yang mengatur rasa takut sekaligus membuat agar seseorang lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupannya. Fear terus mencari potensi bahaya, menilai risiko yang ada dari aktivitas sehari-hari Riley. Namun, sifat penakut juga dalam beberapa situasi harus ditaklukkan, terlalu takut dalam segala hal di dunia akan menahan seseorang untuk berkembang.
- Disgust
- Disgust adalah emosi yang mewakili rasa jijik, sering menyatakan sesuatu dengan lancang dan sinis dengan bakat kejujuran yang brutal dan terlalu banyak pendapat. Tugas utama Disgust adalah menjaga agar seseorang tetap aman dan bergaya, mengatur selera apa yang disuka dan apa yang tidak disuka, seperti makanan, sosial, lingkungan, dan hal lainnya.
- Anxiety
- Anxiety adalah emosi yang mulai muncul ketika sampai di masa pubertas. Karakter yang merasa cemas, gelisah, dan sangat khawatir akan banyak hal di dunia membuat seseorang yang sedang mengalami Anxiety akan merasa kecil saar menghadapi sesuatu. Namun untuk merasakan Anxiety adalah hal yang wajar, tidak harus dilawan dengan keras, hanya dengan berusaha bersikap tenang dan percaya diri maka seseorang dapat mengatasi perasaan Anxietynya.
- Envy
- Envy adalah emosi yang mencerminkan perasaan iri hati, yang umum dirasakan oleh remaja. Envy muncul akibat merasa kalah akan segala sesuatu yang dimiliki orang lain, bisa dari penampilan contohnya. Envy jika tidak diatasi dengan baik akan menjerumuskan seseorang menjadi lebih buruk, jika diambil dari sisi positifnya, emosi Envy ini dihilangkan dan diganti dengan usaha yang lebih baik.
- Ennui
- Ennui adalah ratu kebosanan atau ketidakpuasan. Sering dialami oleh para remaja pula, dimana hanya berbaring di sofa dan bermain telepon selulernya, tidak tertarik dengan segala sesuatu di sekitarnya. Ennui muncul akibat rutinitas yang monoton dan kurangnya semangat dalam hidup.
- Embarrassment
- Embarrassment adalah emosi merepresentasikan rasa malu, dimana seseorang tidak bisa mengatasi situasi ketika dia menjadi perhatian. Embarrassment membuat seseorang menjadi lebih pendiam karena merasa canggung untuk bersosialiasi. Wajar bagi para remaja, bahkan yang sudah bukan remaja untuk merasakan rasa malu, jadi jika seseorang adalah orang yang pemalu, hal tersebut juga bukanlah sesuatu yang aneh.
- Nostalgia
- Nostalgia adalah emosi yang mengingatkan mengenai memori-memori di masa lalu. Semua memori di masa lalu tentunya akan tetap ingat, beberapa ada yang menyenangkan, beberapa juga ada yang menyedihkan, membuat kesal, membuat malu, membuat jijik, dan berbagai emosi lainnya. Dengan nostalgia ini kita bisa selalu mengenang masa lalu, dan menjadikannya pelajaran untuk kedepannya.
Itulah penjelasan dari emosi-emosi yang muncul di film Inside Out 2, yang dimana tentunya kita semua juga bisa merasakan semua emosi tersebut, bahkan masih banyak emosi lain yang terjadi di kepala kita. Apapun emosi itu, kita harus bisa mengontrolnya dan selalu mengingat bahwa setiap emosi memiliki perannya masing-masing. Semua emosi akan bekerja sama untuk menjadikan seseorang menjalankan kehidupannya dengan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H