Asia Tenggara mencatat jumlah kasus baru tertinggi, mencapai 45 persen, diikuti oleh Afrika (24 persen) dan Wilayah Pasifik Barat (17 persen).
Lebih dari itu, 56 persen beban Tuberkulosis global terkonsentrasi di beberapa negara.
 ndia menduduki posisi teratas dengan 26 persen kasus, diikuti Indonesia (10 persen), dan Tiongkok serta Filipina (masing-masing 6,8 persen).
WHO juga mengungkap bahwa Tuberkulosis lebih banyak menyerang pria dibandingkan wanita dan anak-anak.Â
Data menunjukkan 55 persen dari kasus adalah pria, sementara 33 persen adalah wanita, dan 12 persen adalah anak-anak dan remaja muda.
Tantangan besar lainnya adalah kurangnya dana.
Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMIC) yang menanggung 98 persen beban Tuberkulosis, menghadapi kekurangan dana yang signifikan.Â
Dari target pendanaan tahunan sebesar 22 miliar USD, hanya ada 5,7 miliar USD yang tersedia pada tahun 2023, setara dengan hanya 26 persen dari target global.
Dr. Ghebreyesus menegaskan, "WHO mendesak semua negara untuk menepati komitmen konkret mereka dalam memperluas penggunaan alat-alat ini dan mengakhiri TB."***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H