Mohon tunggu...
Putri Nadila
Putri Nadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Aceh

Saya menyukai olahraga basket.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempertahankan Tradisi: Kunjungan ke Kampung Adat Cireundeu

8 Maret 2024   17:16 Diperbarui: 8 Maret 2024   17:21 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari Smartphone penulis

Pada Jumat, 3 Maret 2024, sebuah kunjungan yang menggetarkan hati dilakukan ke sebuah tempat yang mengalirkan nostalgia sejarah: Kampung Adat Cireundeu, yang terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Bandung. Dalam kunjungan ini, kita menyaksikan keberadaan masyarakat yang masih teguh memegang tradisi, menjaga kekayaan budaya mereka yang konservatif.

Cireundeu, dalam bahasa Sunda, berasal dari kata 'ci' yang berarti air dan 'reundeu' yang merujuk pada pohon reundeu yang banyak tumbuh di kampung tersebut pada masa lalu. Kampung ini memiliki sejarah panjang yang telah dimulai sejak abad ke-17.

Masyarakat Cireundeu adalah pemeran utama dalam keseluruhan cerita ini. Mereka adalah penjaga tradisi yang teguh, mencakup sekitar 1000-1009 jiwa, yang mata pencahariannya terutama berasal dari pertanian singkong di lahan seluas 20-30 hektar.

Sejak 1918, masyarakat Cireundeu telah mengalami kelaparan sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Mereka tidak lagi menggunakan beras sebagai makanan pokok, melainkan singkong, sebagai simbol perlawanan dan kebebasan.

Proses memasak singkong di Cireundeu memiliki ritualnya sendiri. Singkong diproses menggunakan dandang, kemudian dijemur dan ditumbuk. Singkong yang telah diproses dapat disimpan hingga 6 bulan, dan biasanya dimasak dengan perbandingan 1:1. Selain itu, adat pernikahan di Cireundeu tidak mengenal perceraian, dan setiap orang yang ingin menikah diharuskan memilih untuk tetap berada di dalam adat atau keluar dari adat.

Cireundeu bukan hanya sebuah kampung adat biasa. Masyarakat di sana memegang erat kepercayaan Islam dan kepercayaan Sunda Wiwitan, menciptakan campuran unik dari kepercayaan dan budaya.

Kunjungan ke Kampung Adat Cireundeu adalah sebuah pengalaman yang menggugah hati. Ini adalah cerminan dari keteguhan dan keberanian dalam mempertahankan warisan budaya, serta sebuah pengingat akan pentingnya memahami dan menghargai tradisi-tradisi yang berbeda di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun