Mohon tunggu...
Putri Nadiarahma
Putri Nadiarahma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi Travelling

Selanjutnya

Tutup

Book

Menerapkan Nilai-Nilai Sosial dalam Novel Padang Ilalang di Belakang Rumah

5 Mei 2023   11:41 Diperbarui: 5 Mei 2023   11:54 4662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Hasil tangan kepengarangan Nurhayati Sri Hardini atau yang sering dipanggil NH. Dini tidak pernah gagal. Salah satunya, novel Padang Ilalang di Belakang Rumah, yang merupakan seri Cerita Kenangan. Novel ini menceritakan kehidupan penulis yang pada saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Pada saat itu juga, Jepang masih menduduki Indonesia dan terjadi pemberontakan oleh anak-anak bangsa atau bisa disebut dengan Pembela Tanah Air (PETA).

Di dalam novel ini mengandung beberapa nilai-nilai sosial untuk kehidupan. Sebagai berikut:

  • Kasih Sayang

Ditunjukkan pada kutipan berikut

"Di dalam tas sekolah, Ibu memberiku sejumlah uang. Di dalam tas lain yang tergantung di muka sepeda, ada sebuah kaleng, penuh makanan kering dan sesisir pisang susu," kutipan di Padang Ilalang di Belakang Rumah halaman 52

Pada kutipan di atas menggambarkan bahwa sosok Ibu sangat memiliki rasa kasih sayang terhadap anak bungsunya, Dini. Hal ini patut diterapkan pada kehidupan sosial baik di dalam keluarga maupun di masyarakarat luar. Dengan memumpuk rasa kasih sayang dapat membuat seseorang merasakan rasa damai dan paham akan arti kepedulian.

  • Kebijaksanaan

Ditunjukkan pada kutipan berikut

"Ayah menunjukkan kepada anak-anak lelakinya, betapa Ibu bisa mengambil keputusan dalam menentukan sikap. Dan Ibu kepada anak-anaknya perempuan berkata, bahwa wanita pun sanggup bertanggungjawab dalam hal keuangan untuk keperluan keluarga," kutipan di Padang Ilalang di Belakang Rumah halaman 59.

Pada kutipan di atas menggambarkan sosok Ayah dan Ibu yang memberitahukan kepada anak laki-laki dan perempuan. Bahwa perempuan dapat mengambil sikap yang tepat dan bijaksana pada saat situasi penting. Ini sangat perlu diterapkan pada kehidupan sehari-hari karena dengan memiki rasa kebijaksanaan dapat menyelesaikan perkara dengan tuntas dan hati akan menjadi tenang.

  • Gotong Royong

Ditunjukkan pada kutipan berikut

"Suasana di rumah padat dan tegang. Bersama pembantu, Ibu melihat dan menghitung kembali jumlah bahan makanan yang kami miliki. Lalu berangkat ke Depok, ke toko Cina yang dia kenal dengan baik. Aku membantu Nugroho mengangkut tong ke kamar belakang sebelah timur, lalu pipa karet buat mengalirkan air ke dalamnya. Siangnya kami berdua bergiliran ke warung koperasi untuk mengganti Simbok yang telah lama berdiri di bawah terik matahari. Giliranku selesai tapi belum mencapai loket penjualan, aku pulang makan," kutipan di Padang Ilakang di Belakang Rumah halaman 90

Pada kutipan di atas sosok Ibu, Dini, Nugroho, dan Simbok saling bergotong royong untuk memenuhi pasokan kebutuhan mereka semasa pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA). Rasa semangat bergotong royong itulah yang harus dibiasakan pada kehidupan sehari-hari karena dapat terciptanya keluarga yang harmonis, dapat meningkatkan rasa tolong menolong dan juga dapat terciptanya persatuan dan kesatuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun